Wednesday, April 30, 2014

Resensi – His Wedding Organizer “Tak ada cinta yang tak diuji”



Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Agustus 2013 (Cetakan Ke-3)
Tebal : 272 hlm
Genre : Metropop
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9786 – 7
Harga : Rp. 48.000

Siapa yang tahu seperti apa dan di mana jadoh kita berada? Nggak ada yang tahu!
“….Cinta itu merdeka. Memilih tumbuh dan berkembang di tempat yang diinginkannya. Aku tak bisa mengusirnya. Tak mampu mematikannya. Tak kuasa membusukkannya. Sebab dia memiliki rohnya sendiri.” – Harsya – Hlm. 123

Kadang, kita sudah mengelilingi separuh dunia, ternyata jodoh kita tepat di samping rumah kita. Atau, kita sibuk putus nyambung sama banyak orang, ternyata jodoh kita adalah sahabat kita sendiri. Takdir itu benar-benar bisa memukau siapa saja.
Seperti Harsya, si pemilik Wedding Organizer yang namanya cukup mashyur di Kota Semarang. Dia pikir Figo adalah pria yang bisa dia harapkan untuk mewujudkan impiannya, menikah. Ternyata pria itu malah menikah dengan sahabat SMA-nya, Karin. Parahnya, Harsya-lah yang ditunjuk sebagai Wedding Organizer untuk pernikahan besar, mewah dan super wao se-Semarang itu. Bayangkan, kejam sekali, kan takdir itu kadang-kadang?
Belum lagi dengan sumpah darah masa lalu antara Harsya, dkk dengan Karin. sumpah yang bikin Harsya pusing tujuh keliling.
“Kami bersumpah, jika pada masa yang akan datang ternyata Karin menikah lebih dulu, dengan sukarela dan tulus ikhlas, kami akan memakai kostum peri berbikini pada saat resepsi pernikahannya. Kalau kami ingkar, kami rela jadi perawan tua sampai mati!” – Harsya, dkk. – Hlm. 13

Untung, si Karin bisa dibujuk. Dengan syarat, Harsya dkk harus datang membawa calon suami. Calon suami? Calon suami Harsya, ya, yang akan nikah sama kamu itu, Karin sayang! Tapi, Harsya sebisa mungkin merahasiakan itu dari siapapun.
Hanya satu jalan keluarnya, memanfaatkan keberadaan Adrasahabat Harsya sejak dia masih ngompol sampai sekaranguntuk menyelamatkan Harsya dari kutukan. Dan, dengan begonya, Harsya mencium Adra hanya demi melancarkan rencananya. Menipu Adra mentah-mentah, dan membuat cowok ini percaya. Sampai akhirnya, dia tahu kenyataannya di akhir pesta pernikahan Karin. Hasilnya, jelas Adra marah.
“Dari awal aku udah bilang, aku paling nggak suka sandiwara-sandiwara soal beginian. Kamu juga maksa bilang kalo ini bukan sandiwara. Kamu memang milih aku jadi calon suamimu, kan? Jadi apa masalahnya? Kenapa jadi panik gini kalau aku juga setuju? Nyesel? Mau jilat ludah sendiri?” – Adra – hlm. 90

Sialnya lagi, ternyata kabar tentang mereka yang akan menikah tahun depansesuai kata-kata Adra yang saat itu nggak tahu kalau hubungan mereka hanya tipuanmerebak kemana-mana. Bahkan, sampai ke telinga orang tua Adra dan tentu juga ke orang tua Harsya.
Satu masalah bukannya makin kelar, ini malah makin kacau karena Adra bertekat akan menikahi Harsya. Dan, masalah lain muncul karena Figo hadir lagi di kehidupan Harsya. Lagi, cewek satu ini nggak bisa menolak cinta yang dulu membuatnya terluka. Diam-diam mereka menjalin hubungan kembali di belakang semua orang.
Sayang, sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, pasti tercium juga. Adra memergoki kekasihnya berselingkuh. Dia benar-benar terluka dan memutuskan menjauh dari Harsya.
Waktu bergerak teratur membawa jawaban-jawaban yang membuka hati dan pikiran Harsya. Dia tahu seperti apa Figo, seperti apa egoisnya dia selama ini, dan seperti apa Adra di dalam hatinya.
Saat itu juga, Harsya benar-benar menginginkan Adra kembali. Namun, bagaimana jika Adra tak ada dimanapun? Bagaimana kalau Adra menolak bertemu Harsya kembali? Hanya ada satu jawaban, Harsya bertekat menemukan Adra meski dia harus bergelut dengan alam bebas, buaya, ular dan macan sekalipun di hutan pedalaman Kalimantan yang super mengerikan.

His Wedding Organizer, novel kedua karya Retni SB yang selesai aku baca. Dan sepertinya, novel ini lebih dulu lahir dari pada Pink Project.
Ternyata, gaya bercerita Mbak Retni memang khas sekali. Terkesan klasik, namun dengan tema dan cerita yang modern. Membuatnya bercita rasa dewasa, tapi renyah. Beberapa memang bikin, ‘aduh bisa lebih seru lagi nggak ya bahasanya? Jangan terlalu puitis juga, kalee!’ Namun, nyatanya aku tetap menyukainya, kok. Meski di awal bab terasa kurang ‘greenggg’.
Harsya, dia adalah tokoh cewek bego yang sebenarnya pintar, tapi jadi idiot cuma gara-gara cinta. Dia juga egois dan cuma mikir enaknya doang. Haish, sebenarnya karakter Harsya gini banyak kita temui di dunia nyata. Para cewek yang cuma mikir pendek dan hanya peduli dengan hatinya, dan nggak peduli sama orang lain.
Tapi, boleh juga, sih bikin karakter yang jauh dari sempurna begini. Terasa membaca kisah dunia nyata, bukan dunia mimpi dan khayalan bak dongeng.
“Kamu memang selalu ada pada saat aku kepepet.” – Harsya –
“Lalu, pada saat kamu lagi happy, siapa yang ada?” – Adra – Hlm. 119

Sepanjang cerita saat Figo hadir lagi di hidup Harsya sampai saat Harsya menyadari kesalahannya, aku benar-benar dibuat e’nek, pingin muntah, pingin ngeluarin cewek ini dari buku, dan langsung aku siram pake air comberan, trus ngata-ngatain dia sampai aku puas. Asli, karakter Harsya berhasil memancing emosiku, karena aku paling nggak suka sama masalah per-se-ling-ku-han dengan alasan apapun. Titik!
“Gimanapun situasinya, Sya, yang namanya perselingkuhan tetep aja salah. Orang yang mau terjebak dalam perselingkuhan udah pasti otaknya kurang dari satu ons.” – Karin – Hlm. 136

Beda dengan Adra, cowok ini bikin aku jatuh cinta. Gimana enggak? Siapa coba yang nggak suka sama cowok yang begitu friendly, ganteng, body oke, pekerjaan keren, baik pakai sangat, dan selalu ada buat sohibnya. Itu sempurna banget, sob. Sem-pur-na!
“Kamu nggak pernah nyeret aku masuk ke kekacauanmu, sebab aku pasti akan narik kamu bangun dan lepas dari kekacauan itu duluan.” – Adra – hlm. 99

Dan aku suka sama pilihannya, ninggalin Harsya biar dia tahu rasa. Biarin cewek bego itu akhirnya mengakui kesalahannya dan ngemis cinta dari dia. Good job, boy!
Sedangkan Figo, dia tipe cowok yang harus dibuang ke selokan. Kalau bisa dicampur ke pupuk kompos aja. Erg, serius ya ada cowok plin-plan dan maunya menang sendiri kayak dia? Bayangin, dia bilang, dia cinta Karin, tapi juga cinta Harsya. Maunya apa coba?
Karin juga, ini cewek ternyata bego pula. Dia percaya aja saat Figo memutar-balikkan fakta tentang kenapa akhirnya dia selingkuh darinya. Oh, My God! Se-cinta-cintanya kita sama cowok, masak sih jadi tolot dan percaya aja sama cowok yang jelas udah pernah nipu kita?
Lalu, setting hutan Betung Kerihun dan serunya bertualang di dalamnya jadi point tambahan buat novel ini. Penulis cerdik sekali mencari jalan keluar untuk menuntaskan masalah dengan cara yang unik, dan beberapa adegannya so sweet banget, apalagi dilakukan di tempat semenakjubkan itu.
Untuk endingnya, aku lebih suka ending yang ini dari pada Pink Project. Lebih manis dan nggak bikin ‘ngek’ gitu, deh! Dan untuk cover, cover lama tetap lebih cantik dari cover baru.
Dengan semua analisa di atas, akhirnya kuberikan nilai 3,2 dari 5 bintang untuk His Wedding Organizer.

Tulisan Ini diikutsertakan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014

7 comments:

  1. aku lapar... eh maksudnya aku penasaran pengin baca ini buku

    ReplyDelete
  2. wahhhhh... bagus bukunya... salam kenal

    ReplyDelete
  3. @Fandhy : Hahaha... selamat mencari bukunya.

    @Febby : Salam kenal juga :)

    ReplyDelete
  4. Hallo Dian... aku sudah folback blog kamu yah.
    Anyway aku kurang tertarik kalau genre novel seperti ini mah. hehe xD

    ReplyDelete
  5. Hai Erika. Iya, makasih udah Folback. Hahaha... Kayaknya kamu bakalan sering ketemu genre ini di blog aku karena aku penyuka roman bangeeetttt :D

    ReplyDelete
  6. kesasar kesini, salam kenal mba dian... suka baca gaya resensinya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal suka :D Terimakasih sudah jalan-jalan ke Blog aku

      Delete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos