Monday, June 23, 2014

Resensi - MENUJU(H) “Hari-hari yang bercerita”



Penulis : Aan Safrani, Iru Irawan, Mahir Pradana,
Maradilla Syachridar, Sundea,
Theoresia Rumthe, dan Valiant Budi
Penerbit : Gagasmedia
Jenis Buku : Kumpulan Cerpen
Terbit : 2012
Tebal : x + 250 hlm
ISBN : 979 – 780 – 591 – 3
Harga : Rp. 49.000
 Manusia hidup dan berteman waktu. Waktu selalu terbagi dari hari minggu sampai sabtu. Setiap hari punya kisah dari yang genggap gembita sampai haru biru. Dan disinilah cerita itu dirangkum untukmu. Menuju(h), kumpulan cerita hari-hari, tentang cinta, hidup, dan filosofi hati. Selamat menikmati ulasan dariku.  
Seninku Selingkuh – Senin kuselingkuhi by Aan Syafrani
Cerpen ini punya cara bercerita ala stand up comedy. Bahasanya ringan, dan ada unsur humor. Jadi, meski kisahnya nyesek, tetep aja bikin senyum.
Ini tentang Satria yang diam-diam selingkuh di belakang kekasihnya. Dia selalu diselamatkan oleh sahabat terbaiknya, Rio. Rio ini juga sahabat Fela, kekasih Satria.
Bagi Satria, rasanya aneh kenapa Rio nggak naksir Fela, padahal Fela itu cantik. Dan pertanyaannya terjawab saat Fela ingin membuat kejutan untuknya disaat Satria sudah membuat janji ketemuan dengan Maya.
Dengan akal bulus yang dia rancang bersama Rio, Satria akan sok-sokan terkejut. Padahal, apa yang dia lihat ternyata benar-benar membuatnya terkejut. Apakah itu?
Kisah cinta bab 1 selesai, berlanjut pada hari senin yang lain, dimana dia bertemu Evi, gadis yang memiliki lebih dari satu bagian tubuh yang disukai Satria. Dia berusaha untuk mendekati Evi. Tapi, saat dia bisa mendekatinya, dia malah kabur. Kenapa Satria kabur? Nah, cari sendiri deh jawabannya.
Yang jelas, buku Menujuh dibuka dengan cerita ringan yang asik.
Rating 3,6


Hari Ketika Hujan Mati – Sebelum hari Ketika hujan mati by Theoresia Rumthe
Cerpen kali ini terasa seperti teka-teki. Bagaimana tidak? Rasanya aneh dan nggak mungkin seseorang bisa berpacaran dengan hujan. Bahkan, hujan tampak begitu nyata seperti sosok manusia dalam ceritanya.
“Hujan pernah bertanya, apa yang membuatku begitu tergila-gila kepadanya. Aku hanya tersenyum, lalu menjawab, ‘Karena kau hujankau tahu, melindungi hatimu sendiri supaya tidak kedinginan.’” – Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50
“Toh ketika kau jatuh cinta – kepada orang atau kepada apa pun, bukankah cukup kau yang merasakannya. Tak perlu ada penjelasan panjang lebar.” - Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 53

Teka-teki mulai dikuak saat Selasa yang lain bercerita. Kali ini bukan lagi Rainra yang bercerita, tapi Rianra. Nama mereka memang mirip. Sampai-sampai, awalnya aku pikir typo. Ternyata memang begitu.
“Justru itulah. Filosofi tidak lahir dari hal-hal besar. Ia lahir dari hal-hal paling sederhana. Yang biasanya kita temukan hari-hari.” – Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50

Rianra adalah dokter yang masih belum bisa benar-benar move on dari masa lalunya. Lewat Rianra, kita akan tahu ada apa dengan Rainra.
Di cerpen ini aku menemukan banyak kutipan keren. Menurutku, cerpen yang ini memang filosofis sekali. Salut sama penulisnya.
“Tak ada yang tahu ketika cinta datang menghampirimu. Cinta kadang egois. Ia membuat manusia tidak bisa memilih dan jatuh begitu saja.” –Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 58
“Karena ketika kau sangat menintai seseorang, kehilangan itu semacam kabut. Ia ada tapi tak tersentuh. Kau hanya bisa merasakan dinginnya. Kau bisa pura-pura tak melihatnya.” - Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 60
“Hidup selalu penuh kejutan, teman. Berhati-hatilah dengan milikmu sekarang. Itu bisa diambil kapan saja.” - Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 61
Rating 3,4

Haru biru kelabu – Baru hari rabu by Iru Irawan
 “Dan jika ada seseorang bernama Sorry, pastilah ya sosok terpopuler sejagat raya setelah Tuhan.” - Haru biru kelabu – Hlm. 74
Ini tentang cewek yang diputusan oleh kekasihnya lewat SMS. Lalu melalui selembar kertas bon belanjaan yang dititipkan pada pelayan kafe. Kemudian, si cewek mulai menuliskan perasaannya di twetter. Karena dia terus menangis, seorang pria menghampirinya. Dia mencoba menenangkan si cewek.
“Maka bertanyalah, temukan jawaban, lalu tersenyum kembali. Seburuk apapun peristiwa yang kamu alami hari ini, yakinlah hari esok akan lebih baik.” - Haru biru kelabu – Hlm. 81
Di bagian kedua si cewek harus menghadiri ulang tahun sahabatnya. Dan di sini sepertinya dia bertemu dengan pria yang kemarin menyapanya di kafe.
Ada sesuatu yang aneh antara si cewek, temannya dan pria yang pernah menyapanya di kafe itu.
Kali ini cerita disampaikan dengan ringan kembali. Meski ceritanya termasuk cerita sedih tapi aku tersenyum. Tersenyum dengan gaya berceritanya, kalimat-kalimatnya juga post tweet-nya.
Namun, di hari rabu berikutnya, aku sedikit bingung. Ceritanya berputar, mengajak pembaca untuk berpikir. Tapi, beberapa clue tetap membuatku sulit berpikir. Meskipun, di akhir, aku bisa menangkap maksud penulis. Bolehlah, ceritanya seru.
Rating 3,5

Kamis : puk-puk – Simak! Kup! Kup! by Valiant Budi
Bisa dibilang, trik Selasa dan Kamis sama. Kita diberi tebakan-tebakan. Kita dibuat bertanya, ‘ini gimana maksudnya?’ Lalu, di bagian kedua, clue dan paparan mulai disampaikan.
Cerita di hari kamis ini memberikan kita pesan, hati-hati di tempat umum, karena tema pertama yang diangkat adalah kisah seorang wanita yang terkena hipnotis. Sedangkan di tema kedua adalah tentang kehidupan seorang penipu yang kadang menggunakan cara menghipnotis atau memberikan telepon untuk mengabarkan hadiah seratus juta atau kabar anaknya kecelakaan dan trik-trik lainnya.
Menurutku, cerita ini termasuk cerita dengan tema yang menarik. Apalagi untuk bagian keduanya.
Rating 3,0

Follow friday – Moonliner by Mahir Pradana
Bagian pertama diceritakan oleh pemilik sebuah majalah. Tabloid itu punya rubrik yang bernama Follow Friday. Masalah muncul saat pemimpin rubrik memilih Ibu Presiden sebagai profilnya. Nah, disini si pemilik tabloid mulai menyisipkan state of mind dalam cerita. Ini bagus sekali.
Sayangnya, di bagian kedua cerita tampak sederhana. Tentang cinta dan pernyataan cinta. Tak banyak yang bisa aku ambil dari cerita kedua.
Rating 2,6

Ke mana sabtu pergi? – Ke sana sabtu pergi by Sundea
Untuk cerpen yang ini sejujurnya aku sulit mengambil poin yang ingin disampaikan. Baik untuk cerpen pertama maupun kedua.
Mencari ke mana? Memangnya, kamu tahu di mana hari-hari mungkin bersembunyi? Kita kan tidak pernah hilang. Kita selalu ada meskipun orang-orang tak memanfaatkan kita.” -  Ke mana sabtu pergi? – Hlm. 186

Penulis bercerita tentang Sabtu yang melarikan diri dan menjadi Sabtu Kelapa (pelesetan dari sabut kelapa). Lalu, bagian dua bercerita tentang bayang-bayang yang ingin mencelakakan Sabtu Kelapa.
Hanya begitu. Rasanya seperti membaca novel terjemahan thriller. Cukup pusing, hehehehe…
Rating 1,5

Solo stranger – Solo stalker by Maradilla Syachridar

Ceritanya tentang seorang cewek, Aimee yang punya kebiasaan mengirim email dengan seorang cowok bernama Wega. Aimee dan Wega belum pernah bertemu, itu kenyataannya. Namun, inilah yang membuat Aimee datang ke Solo dan membuntuti Wega, diam-diam. Dia berharap bisa melihat langsung Wega memencet send untuk mengirimkan email untuknya. Tapi, apakah Aimee mendapatkan apa yang dia cari? Atau dia malah menemukan sesuatu yang lain?
Jika bagian pertama diceritakan oleh Aimee, bagian kedua diceritakan oleh Wega. Apa yang dipertanyakan dibagian pertama terjawab di bagian kedua. Dan, cerita ini cukup menarik juga ringan.
Rating 3,4

Pada dasarnya, setiap cerita mengangkat tema yang menarik. Mungkin ada beberapa yang biasa saja. Dan, setiap penulis punya dua jatah cerpen sebagai pengisi buku ini.
Pemilihan cerpen mana yang menjadi cerpen pembuka sangat tepat. Karena cerpen pertama adalah bagian yang membuat pembaca memutuskan untuk terus membaca atau berhenti. Dan jujur, cara bercerita di cerpen pertama-lah yang membuatku memutuskan membaca seluruh cerpen di buku ini.
Jika di lihat dari pemberian rating aku memang menyukai cerpen Aan Syafrani. Iya memang begitu, tapi jika dilihat dari cara berceritanya. Untuk tema yang diambil, aku lebih suka cerpen karya Theoresia Rumthe. Dan untuk cerita paling unik menurutku ditulis oleh Iru Irawan. Namun hanya di cerpen Haru biru kelabu.
Tema besar di buku ini memang hari. Beberapa tema besar ini amsih terasa tempelan. Jelas yang punya cerita sangat sesuai dengan tema besar adalah Ke mana sabtu pergi? – Ke sana sabtu pergi by Sundea. Sayangnya, ekseskusi kurang berhasil.
Namun, pembaca memang punya selera berbeda. So, suka dan tidak suka disebuah bagian tertentu adalah biasa. Tapi, aku tetap merekomendasikan buku ini, karena muatan yang dikandungnya cukup keren untuk dinikmati.
Dan covernya, ini cover yang manis. Aku juga suka dengan gambar ilustrasi di dalamnya. Kesannya seperti gambar anak-anak. Tapi itulah yang unik. Beneran aku suka. Jempol empat buat Lalang Bohang, si Ilustrasi Isi.
Rating keseluruhan 3 dari 5 bintang.

Tulisan ini diikutkan dalan Indonesian Romance Reading Challenge 2014

No comments:

Post a Comment

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos