Saturday, June 8, 2013

Flash Fiction - Dear Chocolato Thump….Thump



Flash Fiction ini diikutkan 
dalam #QuizDy yang diselenggarakan 
oleh @DyLunaly Via Twitter 

 NB : Nama tokoh diambil dari Novel 
"My Daddy ODHA" Karya "DyLunaly" 
Langkah Tasia tampak ragu saat mendekati Aditya yang duduk di salah satu kursi panjang taman. Di tangannya ada sekotak coklat yang dia sembunyikan di belakang punggungnya.

“Kak Aditya,” suara Tasia tak mampu membuka mata Aditya. Kelihatannya dia sangat menikmati musik yang keluar dari earphone-nya.

“Kak!” sekali lagi dia coba menarik perhatian pria di depannya. Tapi, tetap tak ada reaksi sedikitpun.
Rasanya dia terlalu takut mengusiknya, walaupun Aditya sendiri yang meminta Tasia datang ke sana. Akhirnya, dia memilih berdiri di depannya, diam, dan hanya memandang wajah tenang Aditya yang masih terpejam.
Dia yang selalu melindungi dan membuatku bahagia saat hatiku mulai sakit. Apa mungkin dia malaikat yang Kau kirimkan untukku, Tuhan?” batin Tasia.
Tazia lama termenung menatap Aditya, sampai tiba-tiba mata pria itu terbuka dan menyadari kehadiran sosoknya.
“Tasia, sejak kapan kau di sini?” Aditya tampak terkejut. Dia segera melepas kedua earphone-nya dan menegakkan punggungnya yang sejak tadi terlihat nyaman bersandar di kursi.
Tasia menunduk menyembunyikan rona merah pipinya karena malu dipergoki si pemilik wajah.
“Hai, kau baik-baik saja?!” Aditya kembali bertanya karena Tasia tak juga menjawabnya.
“Oh, iya! Aku baik-baik saja, kak!” Tasia mencoba tersenyum biasa. “Aku…aku hanya takut mengganggumu!”
Aditya mengangkat alisnya tinggi-tinggi dan tersenyum, “Kau ini!” dia tampak tercengang dengan jawabannya.
Melihat Tasia yang kembali diam, Aditya menggeser duduknya dan menepuk kursi di sampingnya, “Hai, ayo duduk! Aku punya lagu baru, kau ingin mendengarnya?”
Tasia kembali mengangkat wajahnya. Dia agak ragu mengambil keputusan. Tapi, hatinya menuntun dia untuk menuruti permintaan Aditya.
“Dengarkan!” Aditya meletakkan sebelah earphone-nya ke telinga Tasia.
Picture by DyLunaly
Gadis itu terlihat salah tingkah dengan ulang Aditya yang tiba-tiba. Dia lagi-lagi menunduk untuk menyembunyikan rona merah yang kembali hadir mengejeknya. Bahkan, sekarang jantungnya pun tak kalah heboh menyoraki Tasia dengan detaknya yang semakin memburu.
“Itu coklat, ya?” tanya Aditya saat melihat sekotak coklat di pangkuan Tasia.
Tasia mengangguk, “Ini buat kakak,” ucapnya lirih.
Tadi malam, saat belanja di supermarket, tanpa sengaja dia melihat sekotak coklat yang membuatnya teringat pada sikap manis Aditya padanya. Dan, tanpa sadar diambilnya sekotak coklat itu untuk dimasukkan ke dalam trolly bersama belanjaannya yang lain.
“Untukku? Benarkah?!” Aditya terlihat gembira menerimanya. Dia segera membukanya dan mengambil satu, “Terima kasih!” Aditya tersenyum lagi sambil mengunyah sebatang coklatnya.
Senyum itu lagi-lagi membuat jantung Tasia yang sudah tenang bergejolak lagi, “Oh, Tuhan apa yang terjadi denganku?!” tanyanya dalam hati. Dia mencoba menguatkan dirinya untuk bertahan sampai akhir, dan berusaha tidak kabur untuk menyelamatkan dirinya dari senyum maut Aditya.

No comments:

Post a Comment