Flash Fiction ini diikutkan
dalam #QuizDy yang diselenggarakan
oleh @DyLunaly
Via Twitter
NB : Nama tokoh diambil dari Novel
"My Daddy ODHA" Karya "DyLunaly"
Langkah Tasia tampak
ragu saat mendekati Aditya yang duduk di salah satu kursi panjang taman. Di
tangannya ada sekotak coklat yang dia sembunyikan di belakang punggungnya.
“Kak Aditya,” suara Tasia
tak mampu membuka mata Aditya. Kelihatannya dia sangat menikmati musik yang
keluar dari earphone-nya.
“Kak!” sekali lagi dia
coba menarik perhatian pria di depannya. Tapi, tetap tak ada reaksi sedikitpun.
Rasanya dia terlalu
takut mengusiknya, walaupun Aditya sendiri yang meminta Tasia datang ke sana. Akhirnya,
dia memilih berdiri di depannya, diam, dan hanya memandang wajah tenang Aditya
yang masih terpejam.
“Dia yang selalu melindungi dan membuatku bahagia saat hatiku mulai
sakit. Apa mungkin dia malaikat yang Kau kirimkan untukku, Tuhan?” batin
Tasia.
Tazia lama termenung
menatap Aditya, sampai tiba-tiba mata pria itu terbuka dan menyadari kehadiran sosoknya.
“Tasia, sejak kapan kau
di sini?” Aditya tampak terkejut. Dia segera melepas kedua earphone-nya dan menegakkan punggungnya yang sejak tadi terlihat
nyaman bersandar di kursi.
Tasia menunduk
menyembunyikan rona merah pipinya karena malu dipergoki si pemilik wajah.
“Hai, kau baik-baik
saja?!” Aditya kembali bertanya karena Tasia tak juga menjawabnya.
“Oh, iya! Aku baik-baik
saja, kak!” Tasia mencoba tersenyum biasa. “Aku…aku hanya takut mengganggumu!”
Aditya mengangkat
alisnya tinggi-tinggi dan tersenyum, “Kau ini!” dia tampak tercengang dengan
jawabannya.
Melihat Tasia yang
kembali diam, Aditya menggeser duduknya dan menepuk kursi di sampingnya, “Hai,
ayo duduk! Aku punya lagu baru, kau ingin mendengarnya?”
Tasia kembali mengangkat wajahnya. Dia agak ragu mengambil keputusan. Tapi, hatinya menuntun dia untuk menuruti permintaan Aditya.
Tasia kembali mengangkat wajahnya. Dia agak ragu mengambil keputusan. Tapi, hatinya menuntun dia untuk menuruti permintaan Aditya.
“Dengarkan!” Aditya
meletakkan sebelah earphone-nya ke
telinga Tasia.
Picture by DyLunaly |
Gadis itu terlihat
salah tingkah dengan ulang Aditya yang tiba-tiba. Dia lagi-lagi menunduk untuk
menyembunyikan rona merah yang kembali hadir mengejeknya. Bahkan, sekarang
jantungnya pun tak kalah heboh menyoraki Tasia dengan detaknya yang semakin
memburu.
“Itu coklat, ya?” tanya
Aditya saat melihat sekotak coklat di pangkuan Tasia.
Tasia mengangguk, “Ini
buat kakak,” ucapnya lirih.
Tadi malam, saat
belanja di supermarket, tanpa sengaja dia melihat sekotak coklat yang
membuatnya teringat pada sikap manis Aditya padanya. Dan, tanpa sadar
diambilnya sekotak coklat itu untuk dimasukkan ke dalam trolly bersama belanjaannya yang lain.
“Untukku? Benarkah?!” Aditya
terlihat gembira menerimanya. Dia segera membukanya dan mengambil satu, “Terima
kasih!” Aditya tersenyum lagi sambil mengunyah sebatang coklatnya.
Senyum itu lagi-lagi
membuat jantung Tasia yang sudah tenang bergejolak lagi, “Oh, Tuhan apa yang terjadi denganku?!” tanyanya dalam hati. Dia
mencoba menguatkan dirinya untuk bertahan sampai akhir, dan berusaha tidak
kabur untuk menyelamatkan dirinya dari senyum maut Aditya.
No comments:
Post a Comment