Penulis
: Kireina Enno
Penerbit
: Bukune
Terbit
: Februari 2013
Jumlah
Halaman : vi + 266 hal
Harga
: Rp. 46.000
“Tujuan hidup
adalah sebuah ketetapan yang
mendasari semua rencana dan kerja kita, dan yang menjadi penjaga arah
perjalanan.” –Mario Teguh–
Ini
adalah sebuah kutipan yang membuatku mengangguk. Namun, bagaimana jika tujuan
hidup adalah untuk kebahagiaan orang lain yang diam-diam membencinya dan selalu
ingin menghancurkannya? Apakah itu sesuatu yang benar? Ya, itu benar, bagi
Katya. Katya yang selalu menjadi guardian
angle si pembuat onar, Sandra.
Namun,
apa yang didapat Katya dari tujuan hidupnya itu? Yang jelas bukan kebahagiaan,
dia semakin terpuruk dengan tujuan hidupnya. Bahkan, dia terpaksa melepas cinta
pertamanya dan pergi jauh ke Barcelona.
Yah,
itulah hidup Katya. Terlalu kelam karena mengalah, dan tertutup. Tapi,
kehadiran Manuel Estefan merubah sedikit-demi sedikit warna hidupnya. Walaupun,
Katya menganggap Manuel manusia penganggu yang semakin memporak-porandakan
hidupnya. Tidak! Ternyata dia salah. Manuel ‘lah yang mendorong Katya untuk
merubah sedikit tujuan hidupnya, yaitu keluar dari semua tekanan dan mulai
menyadari bakatnya. Dan, Manuel cukup berhasi. Namun, kemunculan Sandra dan Evan
membuat Katya kembali goyah.
Sandra
lagi-lagi menjadi batu sandungannya, dan Evan kembali membangunkan cinta Katya
padanya yang lama dia tidurkan. Katya limbung, dia kembali masuk dalam dunianya
yang dulu, bahkan semakin ke dalam dan semakin hitam. Keadaan itulah yang
memaksa Katya harus melupakan tujuan hidupnya yang baru, yang susah payang
Manuel bangun untuknya.
Sebuah novel dari
rangkaian Program Setiap Tempat Punya Cerita (STPC) yang diadakan GagasMedia
dan Bukune berhasil membuat dunia novel semakin semarak. Cerita-cerita cinta
yang dikemas dengan setting eksotis di
setiap tempat ternyata begitu menarik pembaca di Indonesia, termasuk aku yang
mulai mengoleksi buku-buku STPC.
Novel STPC memang
mengedepankan settingnya. Seperti
novel ini, Bacelona Te Amo yang
membuatku terpukau dengan keindahan Barcelona yang diceritakan Penulis. Sangat
nyata, detail, dan membuat aku seperti melihat apapun yang diceritakannya.
Aku rasa penulis sangat
matang dalam mengadakan risetnya. Bukan hanya riset setting, material-material yang disipkannya pun terasa dibangun dengan
sangat sempurna. Contohnya pada pengetahuan seni, lukisan, tempat-tempat
bersejarahnya, tempat-tempat wisata bahkan dengan membaca novel ini aku paham
tentang apa pekerjaan sebenarnya seorang Kurator.
La Rambla - Barcelona |
Untuk karakter, yang
paling kuat adalah karakter Sandra yang terkesan keras, tak mau mengalah, dan
tak pernah benar walaupun hanya sekedar menentukan kemana kakinya melangkah.
Lalu Katya, pengambaran karakternya benar-benar mampu dirasakan pembaca.
Bagaimana kelamnya Katya, pendiamnya, murungnya semunya terasa. Begitu juga
dengan Evan, gamangnya merasakan cinta, dan sulitnya menerima Sandra namun
harus terus menjaganya, membuatnya harus tersakiti sendiri, ini juga mampu aku
rasankan. Namun, untuk Manuel, aku hanya merasakan samar-samar karakternya. Mungkin
karena kurangnya porsi Manuel dibanding tiga tokoh lainnya. Padahal, aku suka
dengan karakter Manuel.
Sedangkan, pada konfliknya
sangat kompleks, tidak hanya tentang cinta segitiga, tapi juga tentang kasih
sayang yang dibalas kebencian karena rasa iri yang berlebihan. Juga banyak hal
tentang Sandra yang membuat novel ini berbeda. Sandra adalah tokoh yang membuat
novel ini menemukan klimak. Tanpa Sandra dan semua masalahnya, novel ini sangat
datar.
Namun, aku merasa
kurangnya rasa romantismenya. Harusnya, penulis bisa membuat seorang Manuel
membangun rasa ini dengan sempurna. Dan, aku berharap romantisme ini muncul
makin lekat di endingnya. Namun,
tidak. Endingnya terkesan sederhana.
Font Màgica de Montjuïc |
Sudahlah! Lupakan semua
itu. Karena saat kamu membacanya, kamu akan merasakan rasanya jalan-jalan di sana,
di daerah La Rambla yang penuh dengan
bau-bau seninya atau minimal seperti melihat siluet-siluet bangunan-bangunan
yang membingkai Barcelona dengan cantiknya. Bahkan, kau akan melihat
karya-karya Antoni Gaudi dan keindahan lukisan-lukisan Pablo Piccaso di novel ini. Kau juga
bisa merasakan derapan tarian air mancur eksotis Font Màgica de Montjuïc atau serunya
festival penduduk asli Catalan membuat HumanTower. Apalagi, di novel
ini ada sketsa-sketsa yang menggambarkan beberapa settingnya, juga kutipan-kutipan yang akan menyentuh hatimu.
Bahkan, dalam novel ini
kau juga akan bertemu kisah Subadra dan Arjuna dalam lukisan Katyayang dibuat
Katya untuk menyadarkan Manuel bahwa tak semua wanita seperti mantan kekasihnya
yang tidak setia
“…,
Arjuna mencintai subadra karea dia istri yang setia. Ia sangat tabah meski
suaminya mengawini perempuan-perempuanlain dalam masa pengasingannya. Subadra
tetap menunggu dengan setia.” Katya – hal. 96
So, recommended banget buat pembaca yang
suka seni dan pembaca yang selalu mengagumi bangunan-bangunan tua, juga yang
suka traveling tentunya.
Buat nilainya, aku beri
3 dari 5 bintang untuk kisah Katya yang menyentuh hati.
Aku kasih bintang 4 buat novel ini. Soalnya aku suka sama Manuel xD
ReplyDeleteErika : Hahaha... bagus sih, tapi masih berasa kurang bumbu sih
ReplyDelete