Friday, December 5, 2014

Resensi – FOREVER MINE “Hanya cinta yang bisa”



Penulis : Cherry Zhang
Penerbit : Gradien Mediatama
Terbit : 2011 (Cetakan Pertama)
Tebal : 296 hlm
Gendre : Romance, Dewasa
ISBN : 978 – 602 – 208 – 014 – 5
Harga : Rp. 39.000
Banyak orang bilang, cinta itu buta. Mungkin, karena itu banyak orang melakukan segala hal gila untuk mencinta. Atau, orang akan menjadi gila karena cinta.
Cinta memang bisa berubah menjadi energi paling dahsyat di dunia ini. Termasuk membuat seseorang yang mati-matian tidak akan jatuh cinta, malah berubah 180 derajat untuk menyembah cinta, dan Livvy merasakan itu.
Livvy, gadis asal Indonesia yang bekerja di Sydney sebagai seorang waiter di sebuah café yang berlokasi di sekitar dermaga yang luar biasa indahnya. Dia terdampar di sana dengan satu alasan, mencari banyak uang untuk pengobatan ibu angkatnya. Dia berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak akan membuang waktunya untuk jatuh cinta.
Dan saat Maurice datang, dia sempat menolaknya. Namun, Maurice tampak bukan pria yang gampang menyerah, membuat Livvy harus meng’iya’kan atas ajakan kencannya. Tapi, nyatanya Maurice bukan pria yang bisa dia harapkan. Dia menghina Livvy dengan berusaha menyentuhnya. Jelas Livvy membencinya.
Dan suatu hari, Livvy mengeluarkan sebuah kalimat yang memang ingin Maurice dengar dari mulutnya, karena Marice sudah menyiapkan sebuah hadiah besar untuk Livvy, hadiah yang akhirnya mempertemukan Livvy dengan seorang pria yang membuat gadis lugu dan polos ini menyerahkan cintanya, bahkan dirinya kepelukan sang pria, Xander Clayton.
“Bagaimana ia tidak berfikir seperti itu? Gadis itu lebih tertarik untuk mengetahui pekerjaannya dan bukannya cukup peduli untuk bertanya siapa nama pria yang sedang memberinya tumpangan? Dan, lagi-lagi firasatnya benar, bagaimana mungkin gadis yang bekerja sebagai seorang pelayan kafe bisa tinggal di apartemen Harbour Garden Tower yang sewanya mencapai ribuan dolar Australia perbulan.” Hlm. 59

Masalahnya, Xander perlahan mulai jatuh cinta pada si gadis yang masih membuatnya berfikir, gadis ini hanyalah gadis yang hobi mengeruk harta dari pria kaya. Namun, perlahan dia sadar, Livvy berbeda, Livvy memang sepolos apa yang terlihat dari gadis itu. Sayangnya, Maurice kembali untuk mengacaukan semuanya.
Maurice memberitahu siapa Xander sebenarnya, dan apa niat awal pria itu mendekatinya. Livvy hancur, namun meski dia patah hati dan kecewa, Livvy tetap masih mencintai Xander dengan segenap hatinya.
Berbeda dengan Xander, saat Livvy mengatakan kalau dia tak bisa lagi mempercayai Xander sepenuhnya, pria ini marah dan mengusirnya.
Lalu, apakah cinta lagi-lagi lebih kuat daripada kebencian? Dan apa yang akan terjadi saat Xander tahu Livvy mengandung anaknya?
Forever Mine, bagiku adalah Harlequin versi Indonesia. Romance-nya, karakternya, bahkan tempat dan cara berceritanya khas Harlequin. Yang membedakan hanya siapa penulisnya. Yep, penulisnya adalah perempuan Indonesia bernama Cherry Zhang.
Bagi penyuka romance, novel ini bisa membuat mabuk kepayang. Karakter prianya yang sebenarnya jauh dari kata perfect jika dilihat dari tabiatnya, tetap terlihat begitu cool. Termasuk karakter perempuannya, Livvy memang terkesan terlalu polos, dan terlalu bodoh untuk menghadapi sebuah cinta yang diawali dari intrik dan prasangka yang tidak baik dari seorang Xander.
Tapi, itulah cinta, kadang orang paling geniuspun tetap saja menjadi bodoh karenanya. Karena cinta memang punya kekuatan menyumpal otak dengan angan-angan indah, tapi selalu ada luka di beberapa bagiannya.
Untuk sebuah novel yang menjadi karya perdana penulisnya, Forever Mine patut diacungi jempol dua. Karena dari tata bahasa, keruntunan cerita, gaya bercerita dan karakter yang konsisten tampak matang dan memiliki kesalahan cukup minim. Bahkan, setting keindahan Sydney ataupun beberapa tempat menakjubkan di novel ini bisa dia beberkan dan terasa menyatu dengan ceritanya.
Namun, yang masih menjadi kelemahan adalah paragraf yang menumpuk. Maksudnya, paragraf yang menceritakan sisi Xander dan paragraf yang menceritakan Livvy kadang masih bercampur jadi satu. Harusnya, mereka dipisah agar pembaca nggak bingung apakah yang diceritakan masih bagian yang sama atau sudah berganti ke bagian lain? Juga banyak kalimat terlalu panjang yang dipisahkan dengan koma yang telalu banyak, ini jelas bikin pembaca capek. Dan, paragrafnya juga terlalu lebar. Ada beberapa yang harusya sudah menjadi paragraf baru, namun masih menjadi satu.
Untuk masalah typo, hanya ada beberapa dan aku juga nggak mempermasalahkannya karena nggak parah.
Overall, novel ini udah ciamik banget. Bikin aku puas sama pilihan cap-cip-cup mana buku yang mau aku baca dengan kesan nggak mengecewakandi depan bertumpuk-tumpuk novel yang belum terbaca.
Dan aku kasih 3,5 dari 5 bintang untuk Forever Mine.

Tulisan ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014

No comments:

Post a Comment