Penulis : Cherry Zhang
Penerbit : Gradien Mediatama
Terbit : 2011 (Cetakan Pertama)
Tebal : 296 hlm
Gendre : Romance, Dewasa
ISBN : 978 – 602 – 208 – 014 – 5
Harga : Rp. 39.000
Banyak orang bilang,
cinta itu buta. Mungkin, karena itu banyak orang melakukan segala hal gila
untuk mencinta. Atau, orang akan menjadi gila karena cinta.
Cinta memang bisa berubah
menjadi energi paling dahsyat di dunia ini. Termasuk membuat seseorang yang
mati-matian tidak akan jatuh cinta, malah berubah 180 derajat untuk menyembah
cinta, dan Livvy merasakan itu.
Livvy, gadis asal
Indonesia yang bekerja di Sydney sebagai seorang waiter di sebuah café yang berlokasi di sekitar dermaga yang luar
biasa indahnya. Dia terdampar di sana dengan satu alasan, mencari banyak uang
untuk pengobatan ibu angkatnya. Dia berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak
akan membuang waktunya untuk jatuh cinta.
Dan saat Maurice datang,
dia sempat menolaknya. Namun, Maurice tampak bukan pria yang gampang menyerah,
membuat Livvy harus meng’iya’kan atas ajakan kencannya. Tapi, nyatanya Maurice
bukan pria yang bisa dia harapkan. Dia menghina Livvy dengan berusaha
menyentuhnya. Jelas Livvy membencinya.
Dan suatu hari, Livvy
mengeluarkan sebuah kalimat yang memang ingin Maurice dengar dari mulutnya,
karena Marice sudah menyiapkan sebuah hadiah besar untuk Livvy, hadiah yang
akhirnya mempertemukan Livvy dengan seorang pria yang membuat gadis lugu dan
polos ini menyerahkan cintanya, bahkan dirinya kepelukan sang pria, Xander
Clayton.
“Bagaimana ia tidak berfikir seperti
itu? Gadis itu lebih tertarik untuk mengetahui pekerjaannya dan bukannya cukup
peduli untuk bertanya siapa nama pria yang sedang memberinya tumpangan? Dan,
lagi-lagi firasatnya benar, bagaimana mungkin gadis yang bekerja sebagai
seorang pelayan kafe bisa tinggal di apartemen Harbour Garden Tower yang
sewanya mencapai ribuan dolar Australia perbulan.” Hlm. 59
Masalahnya, Xander
perlahan mulai jatuh cinta pada si gadis yang masih membuatnya berfikir, gadis ini
hanyalah gadis yang hobi mengeruk harta dari pria kaya. Namun, perlahan dia
sadar, Livvy berbeda, Livvy memang sepolos apa yang terlihat dari gadis itu.
Sayangnya, Maurice kembali untuk mengacaukan semuanya.
Maurice memberitahu siapa
Xander sebenarnya, dan apa niat awal pria itu mendekatinya. Livvy hancur, namun
meski dia patah hati dan kecewa, Livvy tetap masih mencintai Xander dengan
segenap hatinya.
Berbeda dengan Xander,
saat Livvy mengatakan kalau dia tak bisa lagi mempercayai Xander sepenuhnya, pria
ini marah dan mengusirnya.
Lalu, apakah cinta
lagi-lagi lebih kuat daripada kebencian? Dan apa yang akan terjadi saat Xander
tahu Livvy mengandung anaknya?
Forever Mine, bagiku
adalah Harlequin versi Indonesia. Romance-nya, karakternya, bahkan tempat dan
cara berceritanya khas Harlequin. Yang membedakan hanya siapa penulisnya. Yep,
penulisnya adalah perempuan Indonesia bernama Cherry Zhang.
Bagi penyuka romance,
novel ini bisa membuat mabuk kepayang. Karakter prianya yang sebenarnya jauh
dari kata perfect jika dilihat dari tabiatnya, tetap terlihat begitu cool.
Termasuk karakter perempuannya, Livvy memang terkesan terlalu polos, dan
terlalu bodoh untuk menghadapi sebuah cinta yang diawali dari intrik dan
prasangka yang tidak baik dari seorang Xander.
Tapi, itulah cinta,
kadang orang paling geniuspun tetap saja menjadi bodoh karenanya. Karena cinta
memang punya kekuatan menyumpal otak dengan angan-angan indah, tapi selalu ada
luka di beberapa bagiannya.
Untuk sebuah novel yang
menjadi karya perdana penulisnya, Forever Mine patut diacungi jempol dua.
Karena dari tata bahasa, keruntunan cerita, gaya bercerita dan karakter yang
konsisten tampak matang dan memiliki kesalahan cukup minim. Bahkan, setting
keindahan Sydney ataupun beberapa tempat menakjubkan di novel ini bisa dia
beberkan dan terasa menyatu dengan ceritanya.
Namun, yang masih menjadi
kelemahan adalah paragraf yang menumpuk. Maksudnya, paragraf yang menceritakan
sisi Xander dan paragraf yang menceritakan Livvy kadang masih bercampur jadi
satu. Harusnya, mereka dipisah agar pembaca nggak bingung apakah yang
diceritakan masih bagian yang sama atau sudah berganti ke bagian lain? Juga
banyak kalimat terlalu panjang yang dipisahkan dengan koma yang telalu banyak,
ini jelas bikin pembaca capek. Dan, paragrafnya juga terlalu lebar. Ada
beberapa yang harusya sudah menjadi paragraf baru, namun masih menjadi satu.
Untuk masalah typo, hanya
ada beberapa dan aku juga nggak mempermasalahkannya karena nggak parah.
Overall, novel ini udah
ciamik banget. Bikin aku puas sama pilihan cap-cip-cup mana buku yang mau aku
baca dengan kesan nggak mengecewakan─di depan bertumpuk-tumpuk novel yang
belum terbaca.
Dan aku kasih 3,5 dari 5
bintang untuk Forever Mine.
Tulisan ini diikutkan dalam
Indonesian Romance Reading Challenge 2014
No comments:
Post a Comment