Thursday, January 15, 2015

Resensi – SWEET NOTHINGS “Dengamu, Tanpamu”



Penulis : Sefryana Khairil
Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance
Kategori : Adult, Kuliner, Pastry
Terbit : 2012
Tebal : xii + 316 hlm
ISBN : 979 – 780 -533 – 6
Harga : Rp. 45.000

“Bahagia hanya ada dalam hidup orang lain, tidak pernah ada dalam hidupnya.” – hlm. 7

Memang, pengalaman guru paling baik dalam hidup. Namun, ternyata untuk Saskia, pengalaman bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Pengalaman hidupnya membuat Saskia takut mengecap cinta lagi. Meskipun, cinta yang menghampirinya begitu tulus, manis dan menggoda.
“Ia tidak mau bersama-sama seseorang yang akhirnya membuat dirinya sendirian – lagi.” – hlm. 25

Harsa, laki-laki ini muncul sebagai chef di toko kue milik Saskia. Dia mempunyai rekam jejak yang hebat di dunia pastry. Beberapa kali Harsa memenangi kejuaraan kuliner. Namun, Harsa malah melamar sebagai chef di toko kue milik Saskia daripada menerima pekerjaan sebagai chef di hotel besar milik keluarganya.
Kenapa?
Karena Harsa begitu tertarik dengan Saskia. Bahkan, sejak pertama kali bertemu, Harsa sudah berani menggoda Saskia dengan cukup terang-terangan.
“…nggak ada yang bisa mengubah keputusan saya untuk fight sama hal yang saya yakini itu yang terbaik.” – Harsa – hlm. 62

Sebenarnya, Saskia sendiri tak kalah tertarik pada Harsa. Namun, Saskia merasa takut akan jatuh cinta padanya. Sehingga, Saskia lebih sering terkesan ketus dan dingin dengan Harsa.
Namun, hati memang tak bisa berbohong. Tanpa bisa Saskia cegah, tubuhnya merefleksikan apa yang ada di hatinya. Bibirnya boleh berkata pedas, namun jantungnya terus saja berdebar setiap ada di dekat Harsa. Dan, matanya selalu mencari keberadaan laki-laki ini.
Sebuah kejadian membuat Saskia menyerah. Dia menerima cinta Harsa. Tapi, pengalamannya yang menyakitkan dulu, membuat Saskia gamang.
Bisakah dia percaya pada Harsa? Laki-laki yang usianya jauh di bawah Saskia, laki-laki yang belum punya pengalaman sama sekali untuk berumah tangga.
“Langkah pertama untuk move on adalah memaafkan, kan, mbak? Kita mungkin susah buat lupain, tapi seenggaknys kita udah maafin. Ikhlasin.” – Amira – hlm. 89

Bisakah Harsa menjadi ayah yang baik untuk kedua anak Saskia? Bisakah Harsa terus mencintainya dan tak pernah berubah? Bisakah Saskia membahagiakan Harsa? Mampukah dia menjadi pilihan yang tepat untuk Harsa?
Saskia dihantui ketakutannya sendiri. Membuatnya semakin tak yakin dengan hubungannya dengan Harsa. Apalagi, setahu Saskia, Harsa cukup punya pesona yang kuat untuk menarik perhatian para wanita yang lebih segalanya dari dirinya.
“Cinta mungkin tidak bisa dicegah, tapi bukan nggak mungkin secara nggak sadar, cinta juga berubah.” – Saskia – hlm. 204


Sweet Nothings, ini novel yang mengingatkan aku pada – maaf – Raffi Ahmad dan Yuni Shara. Yap, kisah janda dan brondong. Dimana si laki-laki usianya muda dari si perempuan dan si laki-laki punya pesona yang besar di kalangan para perempuan.
“Tapi, kadang hidup lucu, babe. Saat lo merasa nggak mungkin, justru itu hal yang terbaik.” – Indira – hlm. 243

Membaca novel ini, aku mau-nggak mau membayangkan perasaan Yuni Shara saat masih bersama Raffi Ahmad. Tapi, mungkin dilema yang dirasakan Yuni Shara lebih berat dari pada yang dirasakan Saskia.
Saskia yang dihantui masa lalu, harus menghadapi ketakutannya sendiri. Namun, Yuni Shara yang notabenenya adalah seorang selebritas, dia jelas disorot publik, dong. Juga – pada saat itu – hubungan mereka tidak direstui keluarga Raffi, ditambah adanya mulut-mulut jahil yang mengganggu hubungan mereka.
Ups, malah nge-gossip. Tapi, memang novel ini lekat banget sama kisah nyata dua artis ini. Walaupun, ini cuma kebetulan, karena novel ini lahir lebih dulu. Namun, namanya novel memang jadi lefleksi dunia nyata, kan?
Di awal kisah, aku dibuat gemas sama Saskia yang berusaha membohongi diri sendiri – mungkin lebih tepat mensugesti dirinya untuk tidak jatuh cinta pada Harsa. Ini membuat sikap Saskia jadi keterlaluan sadis padanya.
Harsa sendiri, yang ternyata punya modus saat masuk ke Sweet Sugar – nama toko kue Saskia – membuat pilihannya menjadi chef di sini tampak masuk akal.
Penggambaran fisik Harsa sejak pertama di perkenalkan pada pembaca sudah sangat memikat dan menggiurkan. Dia tampak lebih keren dari pada Raffi Ahmad.
Persamaan Raffi Ahmad dan Harsa adalah, mereka sama-sama menerima kedua anak pasangan mereka dengan sangat tulus. Bahkan, sebelum pernikahan mengikat mereka, keduanya sudah menganggap anak pasangannya sebagai anaknya juga.
Ini manis sekali. Nggak semua orang bisa seperti ini. Jadi, kesan badboy yang awalnya merekat pada Harsa maupun Raffi Ahmad tampak semu kalau dilihat dari sisi ini.

“Aku ingin mengajarkan anak-anakku untuk nggak berharap – sama siapa pun. Aku mau mereka kuat – bahkan saat nggak punya siapa-siapa.” – Saskia – hlm. 115

Dunia pastry sepertinya keren, ya. Setelah baca Walking After You karya Windry Ramadhina, trus baca Sweet Nothings ini, aku jadi pengin belajar bikin kue. Apalagi penggambaran dunia pastry di novel ini lumayan detail, termasuk pas bikin kue-nya.
Namun, penggambaran setting Sweet Sugar kurang detail. Narasinya pun cukup panjang dan konflik batin Saskia yang terus menerus diulang, seperti stuck pada masalah ini – sedikit bikin jenuh.
Sebenarnya, aluran novel ini lumayan cepat. Tapi, karena narasi yang panjang, aku seperti diajak berlari sambil menggendong beban lima kilo beras.
Aku menikmati bagian awal dan akhir novel ini. Namun, bagian tengahnya tidak terlalu nendang.
Rating untuk Sweet Nothings 2,4 dari 5 bintang.

Minat sama novel ini?
Aku punya 1 eksempler novel Sweet Nothings kondisi second yang bisa di order. 
Kalau beneran minat, mention @dianputuamijaya aja.

3 comments:

  1. Waah, jadi pengen belanja novel ini mah haha


    Salam kenal (www.tandapetik.com)

    ReplyDelete
  2. Fikri : Sama, dong. Aku juga suka romance

    Mudzir : salam kenal juga. Kalau mau belanja novel murmer di booklaza aja :D

    ReplyDelete