Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Prisca Primasari
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult, Pencuri,
Musik
Terbit : 2016
Tebal : 192 hlm
Harga : Rp. 55.000
Frea Rinata, mahasiswa
sekolah musik yang memutuskan untuk cuti karena merasa terlalu payah. Dia gagal
dalam audisi untuk kesekian kali.
“Karena apapun yang saya lakukan,
nggak ada gunanya. Sekeras apa pun saya berusaha, orang-orang akan tetap aja
memandang sebelah mata. Mungkin saya memang nggak punya bakat.” – Frea – hlm. 79
Akhirnya, dia menyibukkan
diri menjadi asisten para pencuri kelas kakap – anak buah pamannya. Hanya
asisten, itu artinya Frea tidak ikut andil secara langsung dalam kejahatan.
Tugasnya itu membuat Frea
dekat dengan Night dan Liquor. Karena mau tidak mau, Frea harus berurusan
dengan mereka hampir setiap hari. Namun, Night salah satu sahabat terbaik Frea
menginginkan hengkang dan kembali ke Jepang. Dia meminta Liquor untuk
menggantikannya dalam sebuah tugas mencuri kalung milik seorang gadis anak
orang kaya.
“Tidak apa-apa, kan, kalau
orang-orang kaya itu kehilangan harta sedikit saja?” – Frea – hlm. 124
Tugas tersebut dapat
diselesaikan dengan baik. Namun, siapa sangka ada sesuatu yang membuat kasus
ini lebih rumit dari biasanya.
Karena kerumitan ini,
Frea dan Liquor semakin sering bersama. Ada sesuatu yang tidak disadari Frea,
atau mungkin Frea tak ingin menyadarinya. Tapi sampai kapan? Semua orang di
dekat mereka sudah mencium aroma manis itu.
“Karena dosa yang dilakukan
berkali-kali tidak akan terasa seperti dosa lagi.” – Frea – hlm. 125
Love Theft #1 adalah novel yang mempunyai lanjutan. Mengangkat tentang
seorang gadis yang terlalu akrab dengan dunia kriminal. Dia bukan pelaku secara
langsung memang. Namun, Frea terlalu dekat dengan mereka. Bisa dibilang, ada
hubungan batin – seperti saudara atau lebih antara mereka – terutama pada Night
dan Liquor.
Nama-nama di novel ini,
membuat aku berhalusinasi bahwa settingnya di luar negeri, padahal aku tahu ini
masih di Jakarta. Tema tentang pencuri yang hasil curiannya akan dibagi ke
orang yang kurang beruntung, khas robin hood memang jarang diangkat di novel
lokal. Dan hasilnya, lumayan cukup menarik.
Karakter-karakter para
pencuri – Liquor, Night dan Tarantula – mempunyai ciri khas dan pesonanya
masing-masing. Liquor yang lebih gelap, tenang namun mematikan, membuat aku
penasaran pada sosoknya. Night, berasal dari Jepang. Dia begitu styles, penyuka
musik, dan begitu menawan. Sedangkan Tarantula, dia baru dieksplore hampir di
akhir cerita. Sekelebat, dia tampak seperti cowok serampangan dan bad boy.
Frea sendiri nampak
seperti cewek yang tidak memikirkan masa depan – menurutku. Dia menjalani hidup
seperti air, mengikuti saja kemana arus membawanya tanpa mau melawan. Dia bukan
cewek sensitif dan terlalu gampang menyerah. Ini baru penilaian di awal novel.
Karena pada dasarnya, novel ini seperti baru diceritakan seperempatnya saja.
Masih sangat banyak rahasia yang belum dikuak.
Membuat sebuah novel
dengan bau kriminal bukan hal yang mudah. Lebih sangat mudah membuat novel asli
roman semata. Jika berbau kriminal, penulis dituntut untuk berpikir tentang
trik-trik cerdik dalam berbagai kasus. Namun, sayangnya penulis masih kurang
menggambarkan trik-trik-nya, dan masih kurang rasa tegangnya.
Aku berharap, di seri
keduanya akan lebih mengigit, lebih mengguncang pembaca dengan konflik-konflik
yang semakin seru.
Endingnya, yah, karena
akan ada lanjutannya, jelas terasa menganggantung sekali.
Ratingnya 2,3 dari 5
bintang.
Novel ini belum ready di toko buku.
Yang berminat, bisa order di Booklaza. Buku edisi BERTANDA TANGAN PENULIS.
Harga : 55.000
Order WA 085736100626 | Line deeputu | BBM 74D81B01
Tinggal tersisa 4 eksempler.
No comments:
Post a Comment