Penerbit
: Writerpreneur Club
Genre :
Fiksi, Romance
Kategori
: Young Adult, Fairy Tale, Kuliner
Terbit :
Mei 2016
Tebal :
iv + 224 hlm
Harga : Rp.
59.000
Mairin
Malya, chef sekaligus pemilik
restoran seafood Putri Duyung. Dia
seperti terkena kutukan paling dahsyat dalam hidupnya saat dia kehilangan indra
perasa dan penciumnya. Sebagai seorang chef, indra-indra itu adalah alatnya
untuk bekerja. Dia berusaha menyembunyikan keadaannya dari siapapun, karena
Mairin tidak ingin membuat situasi restorannya yang sudah kacau, akan semakin
kacau.
Sebuah
undangan tak terduga untuk Mairin, datang dari seorang Laguna Senna – seorang
penyanyi yang sedang naik daun. Laguna mengundang Mairin bukan karena dia
penggemar seafood. Sebaliknya, Laguna
tidak pernah berselera setiap menghadapi makanan laut apapun. Dia punya misi,
sebuah misi yang – mungkin akan berhasil – jika dia bisa mendatangkan Mairin
Malya untuk memasak di apartemennya.
Pertemuan
pertama Mairin dan Laguna bukan pertemuan yang manis. Namun, takdir membawa
mereka bertemu lagi di air mancur Putri Duyung yang mempunyai mitos : jika ada
seseorang yang melempar koin dan berdoa, maka doa itu akan terkabul.
“Manusia terlalu rumit.
Bahkan setelah tahu apa yang benar, mereka tidak selalu mengikutinya. – hlm. 160
Anehnya,
dua orang yang tidak mempercayai mitos itu malah menghianati logika mereka.
Mairin dan Laguna bersama-sama melempar koin dan mengucapkan keinginannya. Dan,
sihir putri duyung mulai bekerja.
Belum,
doa-doa itu belum saatnya dikabulkan. Ada ujian yang harus mereka jalani.
Laguna Senna kehilangan suara emasnya. Dia merasa, dunia artisnya sudah tamat.
Namun, dari mimpinya, Laguna tahu, hanya Mairin yang bisa menolongnya. Maka,
meskipun sulit, Laguna menerima pekerjaan sebagai pelayan di Restoran Putri
Duyung agar suaranya bisa kembali.
“Aku nggak akan buka mulut, Gun. Hanya saja, Ikan tidak ditakdirkan
untuk memanjat. Mungkin keberadaanmu di tempat ini adalah satu kesalahan besar.
Mungkin kamu tidak ditakdirkan untuk ada di tempat ini. Pikirkanlah hal itu.” –
Mairin Malya – hlm. 117
Jangan
lupa, waktu selalu membawa misteri bersama detik-detik yang berlalu. Bersama
dongeng Putri Duyung yang berusaha mewujudkan cintanya, Mairin Malya dan Laguna
Senna seperti bertemu keajaiban.
“Kamu tahu apa itu cinta, Laguna? Itu
adalah ketika kebahagiaan orang lain menjadi lebih penting daripada kebahagiaan kita.” – Mama Laguna – hlm 181
Mermaid Fountain, novel
romance tentang pengorbanan, perjuangan, dan harapan. Tema dasar dari novel ini
adalah dongeng Little Mermaid. Maka,
penulis membuat tokohnya mirip seperti dalam dongengnya. Yang berbeda, sang Little Mermaid adalah seorang cowok.
Laguna
Senna kehilangan suara emasnya setelah melempar koin bersama Mairin di kolam
air mancur putri duyung. Karena itu. Laguna merasa Mairin-lah yang membuat
suaranya menghilang. Dan dia menyebut Mairin sebagai penyihir, sedangkan dia
adalah sang Little Mermaid.
"Mungkin kamu perlu memikirkan ulang perumpamaan itu. Mungkin
tukang sihir itu aslinya juga seorang putri. Hanya saja, dunia tidak pernah
tahu." – Vivian – hlm. 137
Karakter
Lagunna Senna yang angkuh namun mempesona semua mata, tak bisa membuat Mairin
memalingkan tatapannya. Meskipun, dalam hati dia tak menyukai sikap Laguna
Senna.
Mairin
sendiri digambarkan sebagai gadis yang pantang menyerah, pekerja keras, dan
kuat. Tekatnya yang besar untuk menyelamatkan restoran Putri Duyung, membuat
Mairin mengambil resiko besar untuk tetap memasak walaupun indra perasa dan
penciumannya hilang. Dan, saking baik hatinya, meski Laguna Senna itu sangat
menyebalkan, Mairin tetap memberi dia tempat di restorannya.
Banyak
hal yang aku temukan di novel ini, bahwa segala sesuatu yang sangat berharga
untuk diri kita, bisa jadi tiba-tiba menghilang begitu saja. Tak ada yang abadi
di dunia ini, kecuali satu, Yang Maha Kuasa. Dan, jika sesuatu itu menghilang,
mungkin ada sesuatu baru yang akan menggantikannya, sesuatu yang sama atau
lebih berharga dari sesuatu yang hilang itu.
Dan,
segala hal yang kita inginkan di dunia ini, selalu menuntut sebuah usaha dan
pengorbanan. Sama seperti kisah Little Mermaid, dia menginginkan sepasang kaki
agar bisa bertemu dengan sang pangeran. Maka, dia harus merelakan suara emasnya
menghilang selamanya.
“Cinta? Aku melihat bagaimana seorang pangeran
laut jatuh cinta pada seorang putri nelayan. Aku melihat seorang gadis
sepertimu mencintai seorang pelaut. Mereka semua berakhir sama. Mati menjadi
buih atau berharap mereka tidak pernah jatuh cinta pada manusia!”- Penyihir – hlm. 60
Yang aku suka dari novel ini adalah konflik
cintanya sangat sederhana, meski ada kisah cinta segitiga-nya, tapi tidak
menjadi konflik utama. Dan, penulis bisa membawa kisahnya berjalan alami,
runtun, serta bisa diselesaikan dengan cara yang pas.
Penggambaran tokoh Laguna Senna yang superior di
atas panggung, membuat aku membayangkan konser-konser artis mancanegara. Sajian
menu seafood Restoran Putri Duyung benar-benar menggoda selera, jadi
pengin makan seafood beneran. Beberapa langkah memasak menu seafood
juga diceritakan cukup detail. Sepertinya, sang penulis ahli dalam dunia
masak-memasak.
Yang jelas, siapa yang menyangka, kisah Little
Mermaid yang melegenda itu bisa diramu dengan sangat apik, menjadi sebuah kisah
baru yang sama menariknya. Good Job Mbak Dyah Rinni. Terima kasih sudah
mengijinkan aku mencicipi novel ini terlebih dahulu.
Novel ini hanya tersedia di toko buku online. Jadi,
yang menginginkan untuk Pre-Order bisa langsung hubungi salah satu kontak di bawah
ini. Spesial buat yang PO, ada hadiah gantungin kunci flannel hewan laut dan
TTD Penulis. Jadi, jangan sampai ketinggalan, PO dimulai tanggal 5 – 8 Mei
2016.
Bakalan ada Giveaway berhadiah Novel "Mermaid Fountain" di blog ini. Tungguin aja. :D
Dongeng yang dikemas baru selalu menghadirkan rasa baru. Tapi kok sepemahaman saya membaca reviewnya, konfliknya sedikit ya, berkutat antara Lagunna dan Mairin aja, kayaknya. Penasaran seseru apa kisahnya.. kapan nih ada GA-nya.. siapa tau saya beruntung di situ..hehe
ReplyDeleteAku sudah baca 21 hlm pertama yg dikasih sama kak dyah, bikin nagih. Dan skrg baca review dari kak dian, malah makin penasaran lagi. Aaakkk.. pengen bgt novelnya kak. Mudah2an saya dapet novelnya di blognya kakak. Amin
ReplyDeleteJudul dan cover cantik, jadi langsung tertarik. Membaca ulasannya jadi tambah tertarik, dongeng yang dipadukan jadi cerita pasti jadi imajinasi yang luar biasa. ^_^
ReplyDeleteBeberapa hari yg lalu kak Dyah membagikan 21 halaman pertama dalam bentuk PDF yg dikirim lewat email, dari awal ceritanya udah seru banget. Saat baca review ini udah ada sedikit gambaran tentang lanjutan ceritanya dan makin penasaran dengan endingnya.
ReplyDeleteSemoga bisa baca cerita ini sampai tamat dalam bentuk novel amin ^_^
Aku juga sudah baca 21 halaman awal Mermaid Fountain yg dibagikan oleh Kak Dyah Rinni. Ternyata baca reviewnya disini juga malah bikin aku makin penasaran sama kisah lengkapnya.
ReplyDeleteYang menarik adalah: Kak Dyah menempatkan seorang pria dalam posisi little mermaid yg harus kehilangan suaranya. Sungguh ide yang di luar dugaan! Dan... belakangan ini aku jg memang lagi suka sama Culinary Lit, jadi kayanya Mermaid Fountain ini cocok banget untuk kubaca ;)
Seperti cerita dongeng, tapi justru itu yang bikin menarik. Penasaran bgaimana kelanjutannya. Seperti dongeng jaman baru ya. Aku menantikan dan pengen baca banget buku ini :D
ReplyDeleteUwaaah ada novel berbasis dongeng lagi. Uhuy! Tapi dari review-nya lebih fokus ngebahas antara Mairin dan Laguna. Jadi aku merasa agak kaget gitu waktu sempat dibilang di atas kalau di cerita ini ada unsur cinta segitiganya juga. Hmmm siapa ya orang ketiga itu?
ReplyDeleteBtw, aku belum baca 21 halaman pertama itu. Bisa dapetinnya di mana ya? Mau dong sneak peek dikit :(
Penasaran pengen nikmatin karya kak Dyah seutuhnya. Beneran nagih, uda baca 21 halaman awal dan kepo akuttttt sama kelanjutan kisah mermaid cowok tampan ini 😘
ReplyDeletePenasaran pengen nikmatin karya kak Dyah seutuhnya. Beneran nagih, uda baca 21 halaman awal dan kepo akuttttt sama kelanjutan kisah mermaid cowok tampan ini 😘
ReplyDeleteWaah, tertarik banget buat baca versi lengkapnya. Aku dapet baca sampel 30 halaman pertamanya dan suka! Dulu terakhir kali baca novelnya mbak Dyah Rinni pas Unfriend You aja hehe.. Ide cerita yang mengadaptasi dari Little Mermaid buat makin menarik, namanya juga identik dengan laut. Btw, pantai tempat favoritku looh, makanya suka banget sama novel ini *kode*
ReplyDeleteAku nggak nyangka kalau penyihirnya si perempuan! Kupikir si Lagunna yang penyihir. Tapi unik, ya? Aku penasaran sama novel ini, aku suka banget sama dongeng Little Mermaid dan ada novel yang retelling ini :D
ReplyDeletePe-na-sa-ran! ^_^
Asli saya dibikin speechless sama sinopsis ceritanya yg diluar dugaan saya. Saya kira Little Mermaid ini sesederhana cerita Mermaid versi lama, yg berhubungn dgn dunia air tentunya. Ternyata saya salah mnduga, krena ceritanya lebih kompleks dan tidak bisa ditebak kl hanya dgn melihta coverya saja 😊
ReplyDeleteGood review!