Saturday, September 24, 2016

[Review] CINTA MASA LALU – Nima Mumtaz



Penerbit : Elex Media
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Wattpad
Terbit : 2014
Tebal : 306 halaman
ISBN : 978  602 – 02 – 3101 – 3
Harga : Rp. 34.800

Hidup Viona seperti kereta yang keluar jalur dan terjun bebas ke dasar jurang – saat Dave hadir di hidupnya, dan menghancurkan harapan Viona. Tak ada lagi kuliah di Wellington, tak ada lagi Diaz. Yang ada hanyalah mimpi buruk, mimpi paling buruk dalam hidup Viona.
Sejak awal, Vio tak menyukai sosok Dave – pacar sepupunya, Ghea. Mungkin ini seperti firasat, karena Dave-lah manusia yang paling dibenci Vio.
Dave memperkosanya. Vio hamil dan mengalami trauma sangat parah. Jika boleh memilih, Vio ingin mati saja. Namun, usahanya pun tak berhasil. Dia tetap hidup meski sudah menggores pergelangan tangannya di depan Dave.
Vio berusaha untuk berdiri kembali. Dia memutuskan pergi ke Jogja untuk kuliah, meninggalkan keluarganya di Jakarta, dan meninggalkan sosok bayi mungilnya yang sangat dia benci – anaknya dan Dave.
Setelah tujuh tahun tak pernah pulang, Vio kembali. Namun, di hari pertamanya menginjakkan kaki di rumah, mimpi buruknya yang dia coba kubur malah menyambutnya. Dave dan putrinya, Daiva.
Bagaimana Vio mengatasi siksaan batinnya? Dia tak sanggup untuk bertemu Dave. Dan, Daiva, Vio merasakan rasa pedih saat melihat mata Daiva. Dia begitu menginginkannya. Namun, Vio belum bisa menyambut tangan mungil itu.
“..Tapi, waktu memang obat yang mujarab untuk semua luka dan dendam. Gue nglihat kesungguhan, kesabaran, dan ketelatenan dia ngurus Iva dan menghadapi kami semua..” – Arjuna – hlm. 143
Cinta Masa Lalu, novel kedua Nima Mumtaz yang aku baca. Mbak satu ini selalu bisa membuat aku menikmati ceritanya sejak dari awal. Dia tidak membiarkan pembaca bosan. Selalu menyajikan intrik-intrik yang menghanyutkan, bahkan di novel ini beberapa kali aku harus merasa terharu kalau Daiva sudah muncul.
Vio membenci Dave, tanpa dikatakan pun aku bisa menangkap kebencian itu. Sejak awal Vio memang sudah tak respek pada Dave, itupun juga bisa ditangkap dengan indra perasa.
Vio sangat rapuh, apalagi usianya yang masih sangat muda 18 tahun dan harus menghadapi keadaan seperti itu. Masih bagus dia bisa bergerak maju meskipun dia seperti lari dari kenyataan.
Dave yang hidupnya memang berantakan hadir sebagai pria brengsek yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia mau. Lalu, seperti kena batunya, dia melakukan kesalahan besar, memaksakan kehendaknya pada Vio. Dia pikir, setelah bisa meniduri Vio, Vio akan lari padanya untuk meminta pertangungjawaban.
Semua tidak seperti ekspetasinya. Hidupnya seperti dijungkirbalikkan. Dave menyesali semua kesalahannya. Dia berubah menjadi seorang ayah, menantu dan anak yang baik. Dave membesarkan Daiva – putrinya – sendirian tanpa pengasuh. Dia juga berjuang untuk mendapatkan maaf dari keluarganya dan keluarga Vio.  Aku sangat salut pada Dave.
Sosok Arjuna kakak Vio berperan cukup besar di novel ini. Dia menjadi sosok kakak yang menyebalkan namun sangat menyayangi Vio. Interaksinya dengan Vio membuatku sering tertawa. Apalagi saat dia mulai membicarakan Dave dan Vio. Ada saja cara dia untuk menggoda Vio.
Sayangnya, novel ini tidak mendapatkan editing yang baik. Ada beberapa kata tidak baku, penulis tidak konsisten dalam menyebut nama Dave. Seharusnya jika penulis ingin memanggil Dave, maka sejak awal sampai akhir menggunakan nama itu. Namun, penulis kadang memanggil Dave dengan nama David.
Di novel ini kadang penulis menggunakan sudut pandang Vio atau Dave. Belakangan, penulis juga menggunakan sudut pandang Juna. Bahkan, aku sedikit terkejut saat ada sudut pandang orang ketiga juga. Dalam perubahan sudut pandang, seringnya penulis tidak memberikan keterangan terlebih dahulu.
Aku juga merasa kehilangan peran teman-teman Dave, maksudku Andro, dan kawan-kawannya. Saat Dave menghadapi masalah pelik mengenai Vio mereka seperti hilang ditelan bumi.
Oh, untuk judul sepertinya juga kurang pas. Cinta Masa Lalu, tak ada cinta di masa lalu. Yang ada hanya luka dan kepedihan. Cinta hadir di masa sekarang, bukan di masa lalu.
Rating novel ini 3,2 dari 5 bintang. Mungkin, kalau editingnya lebih diperhatikan, aku bisa kasih 4 karena aku suka dengan jalan ceritanya, juga tema yang diangkat.


3 comments:

  1. Saya membaca review ini merasa miris. Entah kenapa pikiran saya justru membayangkan nasib gadis-gadis belia yang jadi korban pemerkosaan. Akhir-akhir ini marak beritanya. Rapuh, merasa tidak punya harga diri, merasa sudah tidak ada masa depan, mereka pasti sangat trauma. MasyaAllah, di kisah ini pasti dijelaskan perjuangan untuk kembali bangkit bukan?

    Recent post: Artikel Penulis Favorit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kembali bangkit, belajar memaafkan masa lalu, juga mau menerima dia yang mau berubah. Tapi, sulit jadi orang kayak begitu :D

      Delete