Penerbit
: Inari
Genre
: Fiksi, Romance
Kategori
: Young Adult, Family Drama, Mellow, Wattpad
Terbit
: November 2016
Tebal
: 424 halaman
ISBN
: 978-602-74322-9-1
Harga
: Rp. 89.000
Tuhan
selalu tahu bagaimana cara membuat hidup lebih bermakna. Dan, Tuhan paling
pandai membuat kejutan di setiap lembar kehidupan.
“Kadang,
memang selucu itu, mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya
untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya
mengucapkan ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.”– hlm. 15
Rani,
dia tak pernah menyangka jika orang yang dia cintai tiba-tiba berubah menjadi
orang yang dia benci. Arkan, laki-laki ini dulu begitu memujanya. Namun, waktu
membawa dia pergi. Memujanya? Tidak! Sekarang Arkan membuat hidup Rani seperti
di neraka.
Rani
bisa mengerti jika Arkan membencinya. Namun, apa perlu Arkan memperlakukannya
seperti itu? Rani tak seperti apa yang Arkan duga. Dia tak sekotor yang Arkan
pikirkan. Sayangnya, Rani tak bisa mengatakan apa yang sebenarnya.
“Lo benci karena merasa
gue khianatin? Tapi, bahkan lo nggak mau dengar cerita yang sebenarnya, Ar. Lagi pula, kita
udah putus, udah nggak ada hubungannya
lagi. Dan, lo udah nggak pantas mengusik apa pun dalam kehidupan gue.” -
Rani - hlm 136
Seperti
bertemu oase di tengah gurun, kehadiran Gibran benar-benar berarti untuk Rani.
Setelah kehilangan satu-satunya sahabat – Jean – Gibran-lah yang ada untuknya.
Itu saat Gibran tak tahu apa yang dilakukan Rani di belakang semua orang. Itu
saat Gibran belum mengetahui fakta dari setiap isu yang menguar di sekolah.
Bagaimana
jika Gibran akhirnya tahu? Apakah dia akan menjadi kubu Arkan? Lalu, bagaimana
jika Rani akhirnya menemukan apa yang sebenarnya ada di benak Arkan, mampukah
dia memahami setiap tindakan Arkan yang terus menyakitinya?
“Ada
yang bilang cinta itu buta, cinta tak punya mata. Dia hanya punya insting dan
juga rasa, untuk menentukan arah ke mana dan mencari titik nyaman yang serupa.” –
hlm. 314
Ini
seperti teka-teki silang. Satu saja jawaban ditemukan, maka kamu akan menemukan
jawaban-jawaban yang lainnya. Dan, saat semua terjawab, tinggal bagaimana
mereka memutuskan jalan mana yang akan mereka tempuh.
Serendipity,
novel kedua Erisca Febriani yang aku baca. Berbeda dengan Dear Nathan, novel
ini terasa lebih mellow. Penulis menceritakan tentang hidup Rani yang berubah
setelah ditinggal pergi ayahnya. Dia membuat keputusan paling berat dalam
hidupnya. Namun, seperti tidak bisa memilih, dia harus melakoninya dengan hati
lapang.
Sejak
prolog, aku sudah dibuat penasaran, kenapa tiba-tiba Arkan memutuskan Rani, dan
kenapa Arkan bersikap begitu kejam pada Rani? Sebenarnya, apa yang dilakukan
Rani?
Saat
satu clue muncul, aku seperti tidak
percaya. Karakter Rani yang polos, baik, setia kawan, dan menyenangkan – dia
tidak mungkin melakukan hal itu. Meskipun ini
cerita fiksi, tetap saja pemikiran seperti itu muncul di benakku.
Dari
kilas balik saat Rani masih berpacaran dengan Arkan, akupun merasa apa yang
Arkan lakukan terhadap Rani benar-benar janggal. Arkan mencintai Rani. Meksipun
Rani melakukan hal yang membuatnya sakit hati, Arkan tidak mungkin sekejam itu
memperlakukannya.
Gibran,
cowok keturunan arab yang selengean, dan narsis abis, tapi dibalik
kenarsisannya, Gibran adalah teman yang baik dan ganteng, tak kalah ganteng
dari Arkan.
Seperti
aku, Gibran merasakan kejanggalan-kejanggalan yang aku sebutkan di atas. Dan,
dengan bantuannya, aku menemukan satu persatu jawaban dari setiap pertanyaan.
Setelah bertemu jawbannya, aku merasa semua yang terjadi benar-benar masuk
akal.
Erisca
Febriani, dia cukup pandai membuat teka-teki yang membuat penasaran. Alurnya
cukup cepat, diksinya enak dinikmati, dipadu dengan alur maju mundur yang
gampang ditangkap. Suasana mellownya membuat galau, dan quote-quote-nya berhasil menyentuh hati.
Dari
semua itu, aku juga belajar banyak tentang hidup, bahwa tidak semua kehidupan
ditakdirkan penuh keberuntungan. Bahwa pikiran ternyata bisa menjadi bagian
dari manusia yang paling kejam.
Kenapa?
Karena pikiranlah yang menuntun seseorang untuk berpikir negatif hanya karena
sebuah bayangan yang ditangkap mata. Sebagian besar orang cukup melihat fakta
dari mata. Kenapa mereka tidak mencoba memahami alasan di balik semua itu?
Mungkin saja tebakan mereka itu salah besar.
Tindakan
bully yang dialami Rani bisa menjadi contoh bahwa tindakan itu benar-benar
kejam. Rani sudah menderita dengan hidupnya. Kenapa mereka malah menambah beban
hidup Rani dengan membully-nya? Bagaimana jika Rani itu mereka, apakah mereka
bisa sekuat Rani?
Aku
mengacungi jempol setiap ilmu kehidupan yang disisipkan Erisca Febriani di
dalam novelnya. Tak banyak penulis yang bisa menitipkan pesan di dalam karyanya
seperti yang dia lakukan.
Terima kasih untuk Penerbit Inari dan Haru yang memberiku kesempatan untuk membaca novel ini lebih dulu sebelum bukunya benar-benar selesai cetak.
Pasti banyak yang penasaran dengan novel ini. So, selamat menanti Serendipity. Semoga review ini semakin membuatmu penasaran.
Ga sabar nunggu ceritanya!
ReplyDeleteastaga.. gasabar buat baca
ReplyDeletewalah..early reiew lagi, nunggu novelnya dikirim, hmmm
ReplyDeleteprasyarat sewa motor di yogyakarta
ReplyDeleteuntuk kriteria dalam menyewa motor kami tidak serumit yang lain, cukup 3 kriteria yang kami wajibkan yakni :
kerjakan pesanan persewaan minimum 1 minggu lebih dahulu hari H
waktu hari H tiba, hubungi sekali lagi CS kami untuk lakukan pengiriman armada atau datang ke tempat kami untuk ambil armada
lebih dahulu serah terima armada, anda di wajibkan memerlihatkan 2 jati diri yang berlainan (SIM, serta KTP atau jati diri yang lain)
yakin masalah transportasi ayng irit serta ekonomis cuma denagn kami sewa motor di jogja, tetapi apabila anda memerlukan armada yang cukup untuk transportasi keluarga silahkan hubungi sewa mobil murah di jogja malioboro