Friday, August 16, 2013

Resensi – RESTART “Aku bukan dia”



Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2013
Halaman : x + 446 hlm
Harga : Rp. 55.000
ISBN : 979-780-631-6
Bayangkan, jika kamu merasa kamu sudah menganggap pilihan kamu adalah 99% benar. Dan, ternyata semua itu salah. Kebenaran itu adalah kesalahan mutlak yang sekarang menghancurkanmu. Bagaimana kamu menghadapi hidupmu kemudian?
Karena satu-satunya cara untuk mengetahui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan adalah dengan membuat kesalahan itu terjadi.” –Aulia– hal. 49

Itulah yang dirasakan Syiana. Dia mendapati kekasihnya selingkuh dan harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dan, kesalahan itu benar-benar terjadi, kemudian memutar balikkan roda hidupnya.
“Semakin kita tua dan dewasa, kita belajar bahwa orang yang seharusnya nggak membuat kalian jatuh, mungkin di luar ekspektasi akan melakukan hal-hal yang menyakiti kita.” Ayah Edyta hal . 405

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Syiana adalah lari sejauh mungkin dari jangkauan mantan kekasihnya. Ternyata, sejauh apapun dia lari, dia masih tetap bertemu dengannya. Alhasil, Syiana semakin berjalan jauh dan menghidar sebisanya.
“Seandainya saja mematikan perasaan bisa semudah mematikan sambungan telepon, hidupku pasti akan jauh lebih mudah.” Syiana hal. 156

Saat itu, memang benar dia berhasil menghilang. Namun, dia bertemu satu lagi manusia yang kemudian membuat hidup Syiana seperti terapung di tengah laut dengan ombak yang mengguncangkan kapalnya hingga hampir membuatnya tenggelam.
Fedrian Arsjad, cowok selebrita yang penuh pesona dengan senyum asimetris yang dipenuhi aura gelap, tapi benar-benar seksi. Cowok yang selalu membuat Syiana selalu merasakan medan perang jika di dekatnya. Dan, cowok yang membuat Syiana perlahan melupakan patah hati dari mantan kekasihnya.
Tapi, apa yang terjadi jika cowok itu akhirnya malah membuatnya takut dan berusaha lari sejauh mungkin darinya karena dia tak ingin patah hati lagi. Dia merasa tak percaya seorang selebriti seperti Fedrian bisa hidup dengannya saja. Padahal, banyak wanita di atas levelnya yang bersedia memberikan seluruh cinta padanya. Intinya, Syina tak bisa percaya pada Fedrian.
Bagiku, Restart adalah salah satu novel yang hampir mendekati kata sempurna. Aku menyukainya dari awal sampai akhir ceritanya. Aku menikmati setiap intriknya, dan aku menyukai setiap pilihan diksinya. Lalu, akhirnya aku mencantumkan penulisnya sebagai penulis favoritku.
Yang jadi hal paling istimewa di novel ini adalah bagaimana cara penulisnya membuat novel ini tak pernah terasa membosankan sama sekali. Memang temanya ‘ya, cuma begitu’, tapi konflik yang dibangun, tokohnya, karakternya, penyelesaian masalah, dialognya, settingnya bahkan adegan-adegannya benar-benar bikin geregetan. Semua hampir sempurna.
Penulis benar-benar mampu menyampaikan rasa putus asanya Syiana saat patah hati dan saat menghadapi Fedrian. Dan, Fedrian benar-benar terasa menjengkelkan sekaligus memukau dengan bersamaan.
“Untuk orang yang berani menghadapi stranger dan melemparkan segelas bir ke muka mereka, di negara orang pula. Sekarang elo takut menghadapi gue yang bukan stranger karena kita pernah ketemu sebelumnya. Kalo lo berani konfrontasi stranger di negara orang, kenapa sekarang lo kelihatan takut padahal hanya sekedar makan siang di tempat yang jaraknya nggak sampai satu kilo meter dari kantor lo?” Ferdian hal. 129

Kisah mereka pun terkesan sangat alami. Aku tak menangkap kejangkalan sedikitpun. Kayak penulisnya itu benar-benar seorang anggota band dan seorang banker. Dia tahu betul seluk beluk banker, dan dia sangat fasih bagaimana hidup seorang selebriti. Oh, ya, dia kayaknya juga tahu betul rasanya jadi orang spesial seorang artis.
Intinya, novel ini meminta kita untuk memaafkan diri sendiri lebih dulu sebelum melangkah meninggalkan kenangan agar kenangan itu tak membuat trauma di hidup kita selanjutnya.

No comments:

Post a Comment