Pemenang Giveaway di blog Oom Alfa
Hari Selasa, jam 8 malam.
Aku masih termenung di
dalam kamar. Hanya ada kami bertiga, aku, Andro si androidku, dan Black Big Bog
si lapi lenovoku.
Tak ada suara apapun,
hanya sesekali si Andro berbunyi menandakan ada pesan di whatsapp dari teman-temanku. Tapi, karena lagi galau, aku lebih
suka diam dan memandangi Black Big Bog yang terlihat muram, sama muramnya
denganku.
“Hah,” helaan nafasku
membuat Andro dan Bibo alias Black Big Bog menatapku. “Ini rasanya lebih galau
dari pada diputusin cowok.”
“Kayak pernah punya cowok
aja!” sindir Andro dengan tatapan mencela.
Kutatap dia dengan mata
kesal, “So, what kalau nggak punya
pacar!” jawabku judes. “Emang situ punya pacar? Nggak juga ‘kan?” dia menunduk
dan menggeleng lemah.
“Nggak usah galau kali,
Dee!” Bibo mengatakannya dengan sok tenang, padahal aku tahu, dia nggak kalah
galau dari aku. Buktinya, sejak aku pulang kerja tadi siang, dia terus-terusan
masang musik K-pop yang mellow-mellow. “Aku pasti balik ‘kok!” lanjutnya.
“Lagian ada aku ‘kan?”
sela Andro. “Aku juga bisa kok nemenin kamu ikutan kuis dan giveaway atau nge’update twitter dan FB
kamu.”
“Iya, sih Ndo. Tapi,
tanpa Bibo aku nggak akan bisa ngelanjutin cerpen aku yang buat lomba itu.
Padahal, aku selalu butuh waktu lama buat ngeditnya.” Mukaku makin manyun saat
aku sadar kenyataan itu. “Trus reviewku
buat blog ‘kan baru setengah jalan. Dan, ada beberapa giveaway yang harus posting tulisan di blog juga. Hah…Masak aku
harus ke warnet, sih?!”
“Ya, mau gimana lagi.
Cuma itu ‘kan caranya? Mau ngerjain di kantor, di kantor kerjaan udah kayak
gunung gitu ‘kan?” jawab Andro. “Tenang, kemanapun kamu pergi, aku selalu stand bye buat nemenin kamu kok, Dee!”
“Maaf, ya Dee!” suara
Bibo terdengar lemah. Sekarang, dia kelihatan lebih galau dari pada tadi. “Maaf
karena aku harus pergi. Tapi, janji, aku akan balik cepat buat kamu. Aku janji,
aku bakalan temenin kamu lagi.”
Mataku mulai memanas, “Bibo!”
suaraku terdengar lirih.
Sesaat kemudian suara Cakra
Khan yang mengalunkan lagu “Harus Terpisah” mengalir lirih dari spiker Bibo.
Hanya lagu itulah yang mengisi kesunyian di antara kita.
“Hikz…” perlahan
terdengar isakan Andro di samping Bibo. Membuat kami yang mulanya tertunduk
menatapnya, “Kenapa, sih selalu ada perpisahan? Hikz! Seharusnya, kita nggak
usah ketemu aja kalau akhirnya berpisah dan bikin kita sesedih ini. Hikz.”
“Bener kamu, Ndro!” jawab
Bibo pelan. Tapi, perlahan wajahnya berubah. “Tapi, akukan nggak mati dan nggak
akan pergi selamanya!” suara keras Bibo membuatku kaget. “Aku masih balik ke sini
lagi! Aku masih bakalan nemenin Dee lama, aku masih ingin bantuin Dee meraih
mimpinya, tahu!” ucap Bibo berapi-api.
“Heeh!” suaraku membuat
mereka menoleh padaku, “Kok malah bertengkar, sih?”
“Kesel aku, Dee! Masak
aku di doain mati dan nggak kembali lagi, sih!” suara Bibo masih terdengar
kesal.
“Bukan gitu, Bo!” Andro
terlihat merasa bersalah. “Aku cuma ngerasa sedih. Kamu ‘kan sering berbagi
lagu dan banyak hal sama aku. Nggak ada kamu, aku juga bakalan kesepian, tahu!”
“Iya, Bo. Kita pasti
bakalan kesepian tanpa kamu. Aku pasti sangat merindukan kamu!” Wajahku kembali
kuyu lagi.
“Aku juga, Dee! Aku pasti
kangen sama jari-jari kamu yang suka mencetin aku, aku pasti rindu tawa kamu
saat menonton film di layarku. Aku juga pasti rindu baca tulisan dan update
twitter dan fb kamu. Dan nggak ada yang nyetelin lagu india buat aku lagi,
hikz!” Bibo menghapus air matanya. “Ndro, aku titip Dee, ya! Pokoknya kamu
nggak boleh ninggalin dia, pokoknya sebisa mungkin kamu harus hibur dia,
ngerti?!”
Andro mengguk namun dia
tetap membisu.
“I love you, guys!” ucap Bibo lirih.
“I love you, Bibo!” jawabku dan Andro bersamaan.
“Cepet balik, ya?!”
tambahku.
“Pasti, Dee. Aku pasti
cepet balik.” Kuelus Bibo dengan sayang, lalu perlahan kumasukan Bibo ke dalam
tas ranselku, siap aku bawa besok untuk dipinjamkan ke Bosku yang harus mengisi
seminar namun laptopnya lagi ngadat. Terpaksa, dia meminjam Bibo semingguan
buat seminar itu.
“Bye, Bibo!”
“Bye, Dee!” Dia melambaikan tangannya sebelum reselting tas aku
tarik sepenuhnya, menyembunyikannya dengan aman di sana.
***
No comments:
Post a Comment