Dear, Kemal.
Kamu percaya kalau cinta
hanya butuh rasa dan debaran dada?
Hmm, aku tak tahu
jawabmu. Tapi, banyak yang menggeleng saat kutanyakan hal ini pada mereka.
Sudahlah, aku tak peduli
juga apa kata mereka. Yang aku tahu, aku percaya pada satu hal itu. Aku hanya
butuh rasa dan debaran di dadaku saat mengingat kamu. Lalu, saat itu juga aku
yakin, aku jatuh cinta kepadamu.
Hai, apa kamu menertawaiku?
Terserahlah, lakukan apa
maumu! Karena aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri, dan tentu padamu juga.
Arg…sebenarnya aku sangat
malu. Aku tak pernah sekalipun mengatakan hal semacam ini pada pria manapun.
Yah, kamu yang pertama. Apa kamu senang?
Oke, aku mulai kehabisan
kata-kata. Tapi, saat ini aku sedang tersenyum menatap wajahmu di layar
ponselku. Menatapmu dengan lekat dan bertanya pada Tuhan, “Diakah malaikat yang
Kau kirim untukku?” Dan, aku tersenyum. Ups, debaran dadaku kembali bergejolak.
Rasa itu muncul lagi!
Kemal, aku jadi ingin
tahu apa yang kamu rasakan saat membaca surat ini. Apakah kamu juga merasakan
hal yang sama? Tapi, sudahlah, aku yakin kamu tak akan mengatakan apapun
padaku! Bahkan, aku tahu kamu tak akan membalas suratku! Kamu hanya akan
tertawa terbahak dan mengataiku cewek norak. Benar bukan?
Ya, aku tahu itu. Tapi,
aku tetap menyuratimu. Ah, memang konyol sekali, kan?
Namun, semua kekonyolanku
ini sekedar obat untuk menumpahkan isi hatiku. Dan di hari kasih sayang ini aku
tetap ingin kamu tahu. Di tempat lain, ada sepenggal hati yang masih utuh hanya
untukmu.
Happy Valentine’s Day.
I miss U :)
Akang Kemal Palevi (@kemalpalevi) |
No comments:
Post a Comment