Monday, March 3, 2014

Resensi - AUTUMN ONCE MORE “Warna-warni Dunia Cinta”



Penulis : Ilana Tan, Ika Natassa, aliaZalea, dkk
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Metropop
Tebal : 232 hlm
Terbit : April 2013
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9471 – 2
Harga : Rp. 40.000

Cinta, selalu banyak rasa dan selalu penuh warna. Hadir di setiap lembar kehidupan manusia. Dan cinta tak pernah mati sampai kiamat tiba. Karena itu, cinta punya banyak kisah, dari perpisahan, pertemuan, penghianatan, sampai yang paling menyesakkan.
Autumn One More, sebuah kumpulan cerpen Metropop yang ditulis oleh pengarang berkaliber aliaZalea, Ilana Tan dan Ika Natassa. Juga para editor-editor ngetop yang selama ini ikut ambil bagian dalam mensukseskan sebuah novel. Mereka berkumpul, bercerita tentang cinta dalam cerpen metropop yang manis, pahit dan menyenangkan.
Hem, mendengar nama besar mereka, jelas aku minat banget buat mengambil 1 eksempler untuk dinikmati.
Berawal dari ketertarikan itu, aku menghambiskan beberapa mingguku yang padat dengan aktifitas kerja dan menulisku. Dan aku menemukan banyak kisah cinta dari yang klise sampai bombastic di setiap lembarannya. Ending yang bisa ditebak dan ending yang memukau jadi bagian akhir yang menarik. Juga, tokoh-tokoh yang bikin ngiler sampai pingin meluk, semua ada di sini.
So, selamat menikmati ulasan dariku!

Be Careful What You Wish For (aliaZalea)
Persis ciri khas aliaZalea. Tokoh cowoknya pasti mempesona. Tema yang diambil juga lagi jadi fenomena, yaitu men-stalker cowok yang sedang ditaksir lewat media sosial.
Ceritanya mengalir. Pastilah, aliaZalea gitu! Diksinya enak. Jelas banget! Endingnya, selalu happy ending.
Tapi, aku punya pendapat, mbak satu ini kayaknya cocok nulis novel aja. Bikin cerpen begini terkesan membuatnya sedikit ditekan. Ada beberapa rasa yang hambar, dan kurang greget.
Rating : 2,3 dari 5 bintang

Thirty Something (Anastasia Aemilia)
Oke, ceritanya memang klise. Tentang persahabatan yang masing-masing di antara mereka memendam perasaan satu sama lain. Tapi..tapi…cerita yang dibangun benar-benar membuat aku terhipnotis hingga akhir. Dan lagi, kenapa endingnya semenohok itu, sih? Kenapa kadang cinta bisa sekejam itu?
Rating : 2,8 dari 5 bintang

Stuck With You (Christian Juzwar)
Cerita yang berawal gara-gara lift sering ngadat dan bikin tokoh utama bertemu dua cowok yang berbeda karakter. Di sana dia mulai melirik seorang cowok jutek, namun akhirnya dia malah deket dengan cowok yang ramah. Siapa sangka si cowok jutek sebenarnya jatuh cinta juga dengannya. Dan, dengan cara yang berbeda, si cowok jutek memberikan perhatiannya pada si tokoh utama.
Okelah, lagi-lagi tipikal cerita klise. But, masih oke, kok! Takaran romantisnya pas dan dapet banget.
Rating : 2,5 dari 5 bintang

Jack Daniel’s vs Orange Juice (Herriska Adiati)
Ini tentang kisah persahabatan para cowok. Di sini, dihadirkan bagaimana kehidupan cowok dalam pergaulan dan bagaimana cara berfikir cowok tentang pencarian pelabuhan hati. Pelabuhan hati di sini bukan sekedar bikin jatuh cinta dan pacaran, namun lebih ke jenjang pernikahan.
Lalu, mulailah konfliknya. Si tokoh yang nyoba naksir anak Pak Haji mulai berubah. Tapi, cinta kadang memang kejam. Dia harus kecewa setelah berusaha menjadi lebih baik. Dan, itulah makna yang ingin di sampaikan.
“Cewek juga menginginkan cowok baik-baik buat jadi suaminya, apalagi anak Pak Haji dan Bu Hajjah.” Hlm. 69

Rasanya, aku ingin banget para cowok di luar sana baca cerita ini. Biar mereka nggak egois, mencari cewek baik-baik untuk mereka nikahi. Tapi, mereka sendiri belum tentu bisa jadi orang baik-baik untuk para gadis baik-baik itu.
Ada satu kutipan yang nohok banget buat cewek.
“Gue heran, kenapa cewek suka banget ngasih pilihan-pilihan nggak masuk akal. Pilih lembur atau nge-date? Pilih dia tau rokok? Lha, buat bayar nge-date di restoran pakai duit apa kalau nggak pakai honor lembur? Dan kenapa cewek suka merendahkan diri ke harga sebelas ribu sebungkus? Cowok waras tentu saja pilih yang lebih berharga.” Hlm. 62
Rating : 3,5 dari 5 bintang


Tak Ada yang Mencintaimu Seperti Aku (Hetih Rusli)
Ini tentang kisah cinta yang posesif, cenderung psikopat karena sebuah trauma masa lalu. Agak ngeri sekaligus tersentuh. Begitukah cinta yang benar-benar dibangun dengan luar biasa besar? Begitukah akhirnya jika cinta terlalu diharapkan oleh seorang cowok yang pernah terluka?
Rating : 1,7 dari 5 bintang

 Critical Eleven (Ika Natassa)
Ini pertama kali aku baca karya Ika Natassa. Sejak dulu penasaran sama cara berceritanya. Dan, wao..dia emang berkelas!
Sejak awal aku udah disuguhi berbagai tulisan penuh makna. Sampai aku bingung, nanti yang mau aku kutip yang mana, ya?
Ceritanya sangat mengalir, dengan penokohan yang nggak terlalu menonjol namun memikat. Latar belakang cowoknya juga keren. Dan, endingnya juga oke banget.
Kutipan yang oke.
“Mungkin karena itu aku suka bandara. Airport is the least aimless place in the world. Everything about the airport is destination. Semua yang pergi ke bandara harus punya tujuan. Bahkan tujuan itu tercantum jelas di sebuah kertas. Boarding pass. Setiap memegang boarding pass itu, aku merasa hidupku punya tujuan, walau tujuannya hanya berupa tiga huruf. CGK, SIN, ORD, TTE, HKG, LGA, EWR, NRT.” Hlm. 86

Rating : 4,3 dari 5 bintang
Autumn Once More (Ilana Tan)
Oke, aku jujur saja. Autumn One More adalah salah satu cerpen yang membuat aku kecewa. Untuk novelnya cukup menariklah, namun nggak untuk side story-nya. Huft, terlalu biasa dengan konflik dan jalan cerita yang luar biasa sederhana.
Rating : 1 dari 5 bintang

Her Footprints on His Heart (Lea Agustina Citra)
Kalimat pembukanya sudah membuatku suka. Latar belakang pekerjaannya pun menjadi bagian yang menarik. Dan, apa yang ingin disampaikannya pun sangat manis. Ini tentang bagaimana cara kita menyikapi konflik pasangan, di mana masa lalu pasangan kita tiba-tiba muncul dengan sangat mempesona. Dan, kita tahu, pasangat kita “dulu” begitu mencintainya.
Dari cerita ini, kita disadarkan, jangan selalu menanggap masa lalu jadi bagian yang mengancam. Itu belum tentu. Rasa percaya harusnya menjadi senjata untuk terus mempertahankan hubungan cinta itu, seperti Rendy yang dengan caranya sendiri mampu meyakinkan Aliana kalau dialah satu-satunya penghuni hatinya, saat ini dan selama-lamanya. Oh, so sweet!
Rating : 2,4 dari 5 bintang

Love is a Verb (Melia Kusumadewi)
Waktu tahu apa yang bikin konfliknya lahir, aku cuma geleng-geleng kepala. Ada ya cewek begitu cemburuannya. Cuma gara-gara cowoknya ngelike posting instagram cewek lain dia bisa sekesel itu. Waktu teleponnya nggak ditanggapi dengan baik karena si cowok lagi rapat, dia bisa sengamuk itu. Dasar, cewek gila!
Aku juga cewek, dan aku ngerasa ‘kalau’ beneran ada cewek kayak gitu, oh God, dia adalah cewek yang lebih mengerikan dari pada nenek sihir!
Tapi, di sini aku suka sama pembawaan cowoknya. Dia asli tenang banget ngadepin si cewek. Dan, cara penyelesaiannya juga mulus.
Rating : 2,4 dari 5 bintang

Perkara Bulu Mata (Nia Addenson)
Cerita yang dihadirkan Nia Addenson mengingatkanku pada sahabat-sahabatku. Kita juga berempat, dua cewek dan dua cowok. Persis dengan tokoh-tokoh di cerita ini. Dan, konfliknya kayak nyindir banget, bikin aku ngakak di setiap bagian cerita. (Ehm, yang punya konflik bukan aku, ya. Catet!)
Ini tentang seorang cewek di antara empat sekawan itu. Dia mulai naksir salah satu sobatnya gara-gara bulu mata. Setelah itu konflik mulai memuncak dengan adegan-adegan yang bikin terkejut. Dan, endingnya pun bikin terkejut pula. Hem, bulu mata aja bisa bikin cerita semenarik ini ya? Salut!
“Aneh, bagaimana bisa seseorang yang sudah tahunan yang kita kenal, hampir tiap hari bertatapan wajah dengan kita, tiba-tiba berubah menjadi sosok baru yang bikin bergetar? Kenapa sekarang? Kenapa nggak setahun lalu, atau bahkan ketika aku pertama kali kenal dengannya? Hlm. 174

“Naksir-naksiran di antara sahabat itu tricky banget soalnya. Kayak nyoba salto di jembatan yang rapuh. Hlm. 182
Rating : 3,7 dari 5 bintang

The Unexpected Surprise (Nina Andiana)
Untuk yang ini ceritanya beda. Bukan tentang kisah cinta roman. Tapi, kisah cinta antara ibu dan anak. Ceritanya seperti mengingatkan semua anak di muka bumi, kalau apapun yang dikatakan ibumu adalah bukti kasih sayangnya.
Manis, sih. Tapi, konfliknya agak garing.
Rating 1,7 dari 5 bintang

Senja yang Sempurna (Rosi L. Simamora)
Baiklah, aku harus jujur, untuk cerita yang ini aku nggak bisa cerita banyak, karena dengan jahatnya aku men’skip’nya setelah membacanya kurang lebih 2 halaman. Hehehe… Alasanya simpel, aku nggak suka sama diksi yang digunakannya. Karena, hampir seluruh kalimat yang digunakan puitis abis. Dan, itu asli bukan seleraku.
Rating : 0,5 dari 5 bintang

Cinta 2 x 24 Jam (Sandy Tan)
Jika mencari sebuah cerita yang tak bisa ditebak, kamu harus baca cerita yang satu ini. Dan rasa dari cerita ini benar-benar kayak minum kopi dengan lambung nggak sehat. Kenapa? Saat kamu mencicipi bagian awalnya, rasanya benar-benar nagih, bikin mau lagi dan lagi. Tapi, di akhir cerita kita akan dibuat terkejut karena rasa menyakitkan di lambung. Namun, dalam cerita ini, hatiku yang sakit.
“Oh, God! Kenapa harus seperti itu! Kenapa!” Nggak rela pokoknya! Sandy Tan asli, tega banget!
Satu lagi, aku nggak nyangka kalau cerita ini dikisahkan oleh si dia yang bukan manusia. Siapa dia? Baca sendiri saja!
Rating : 4,5 dari 5 bintang

Rating keseluruhan dari buku ini 2,5 dari 5 bintang

2 comments:

  1. Memang harus begitu ending-nya, Dian. Thanks untuk bintangnya. ^_^

    ReplyDelete
  2. Sandy Tan : Hahahaha... sama2 Kakak

    ReplyDelete