Tulisan ini diikutkan dalam
Giveaway #PestaFF yang diselenggarakan
“HAI,
COME BACK…!!!” John mencoba mengejar
bus dan berteriak sekencang mungkin. Sayangnya, bus tetap berlalu.
Tadi–setelah
berbelanja di Kärntner Strasse, dan John belum kembali
dari toilet–aku membisikan sesuatu pada pemandu kami. Aku memintanya
meninggalkan kami di sini. Dan, dia tersenyum sambil mengangguk.
Tapi, ini rahasia. John
tak boleh tahu.
“Kita
ke mana sekarang?” tanyanya sambil berjalan mendekatiku.
Aku
mengangkat bahu, “Entahlah! Aku baru pertama kali ke sini.” Senyumku melebar. “Aku
mengandalkanmu, John!”
John
mendesah. “Kau mengandalkan orang yang salah!” Dia balik badan dan mulai berjalan ke arah yang
sama dengan laju bus tadi.
Sambil
mengikutinya dari belakang, aku tersenyum lagi. Maaf John, aku hanya ingin menciptakan secuil kenangan di Wina dengan
orang yang bisa kucintai sebatas punggungnya saja.
“John,
itu State Opera House, kan?” Aku mencoba menarik perhatiannya.
“Hmm,”
jawabnya.
“Bagaimana
kalau kita nonton.” Sekarang kuraih tangannya dan kutarik ke arah seorang pria
berpakaian tradisional yang ternyata menawarkan
tiket konser Mozart untuk nanti malam.
“Aku
nggak suka Mozart.” Dia menarikku menjauh dari pria penjual tiket.
Tangan kami masih bertaut, “Benarkah?”
Dia
berpaling menghindariku. Tapi, tetap membiarkan tangannya kugenggam. Ada getaran
halus yang merambat naik, memacu jantungku untuk bergerak semakin cepat.
“Aku
sudah berhenti menyukai Mozart,” jawabnya dengan suara sendu.
Perlahan,
aku mendekat ke arahnya. Kupeluk John, dan kutepuk lembut punggungnya. “Ya,
berhentilah menyukai Mozart, John,” bisikku. Juga berhentilah mencintai Karisa, si penggila Mozart. Lalu, cobalah
menatap ke arahku. Di sini aku menjanjikan apa yang dulu pernah diberikan Karisa.
Mungkin, akan lebih besar dari yang pernah diberikannya untukmu.
NB
: Tulisan ini terdiri dari 249 kata diluar judul, dan keterangan tulisan.
wahh. pengungkapan perasaan yg tanpa tedeng aling2. keren nih
ReplyDeleteArman : Terima kasih :D
ReplyDeleteAku baca dua kali ff ini dan pas baca yang kedua kali itu "waw" . Aku bisa rasain emosi, setting, dan pemilihan katanya juga bagus. Btw, ini aku bakal baca cerpen2 yg kk tulis deh ..
ReplyDelete