Penulis : Koshigaya Osamu
Penerjemah : Andry Setiawan
Penerbit : Haru
Genre : Horror, Drama
Terbit : Oktober 2014
Tebal : 380 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 36 – 9
Harga : Rp. 65.000
Kehidupan tak pernah bisa
ditebak bagaimana jalan ceritanya. Kita tanpa sadar hanya bisa mengikuti
alirannya. Dan, saking banyaknya hal yang tak terduga, sebelum batas akhirpun,
kita sudah sering kali dikejutkan.
Kusano Tetsuya, seorang
manager di sebuah restoran hamburger besar di kotanya–tiba-tiba harus menjadi
saksi mata sebuah kecelakaan tabrak lari yang korbannya meninggal dunia.
Saat itu hujan
benar-benar deras. Kusano yang memang kebetulan mengalami masalah penglihatan
sehingga harus menggunakan kacamata-pun tampak semakin hati-hati menyetir.
Tiba-tiba melajulah sebuah mobil sport
warna hitam yang musiknya diputar cukup keras hingga Kusano yang berada di
mobil lainpun bisa mendengarnya.
Mobil itu menyalipnya
dengan kecepatan cukup kencang, membuat Kusano mengomel tak karuan. Namun, di sebuah
jalan, mobil sport itu tampak
berhenti. Kusano merasa ada yang tak beres. Tapi, sebelum mobil Kusano semakin
dekat dengannya, dia sudah berlalu dengan cukup kencang. Dan setelah itulah, Kusano
menangkap sesosok tubuh tergeletak di jalan.
Yokoi Ryota, dia adalah
korban tabrak lari yang disaksikan Kusano. Ryota merasa kesal sekaligus tidak
percaya sudah menjadi korban tabrak lari.
“…Setiap kali berita mengenai kasus
tabrak lari di muat di televisi dan koran, orang-orang termasuk diriku, selalu
menunjukkan rasa simpati sembari mengatakan, “Tidak bisa dibiarkan!” Namun,
semua itu hanya basa-basi. Toh, kejadiannya terjadi pada orang lain….Tapi, aku
tidak mengira tabrak lari bisa jadi hal yang menjengkelkan seperti ini.” – Ryota – hlm. 50
Namun, dari pada marah,
Ryota lebih merasa bingung harus bagaimana dengan kondisinya saat ini. Dia
menjadi hantu. Tak ada yang bisa melihatnya, ataupun mendengarnya. Dia seperti
seseorang yang tidak diakui keberadaannya. Dia sudah menjadi masa lalu bagi
orang-orang yang mengenalnya.
“Aku ingin berkeliling menemui mereka
dan menyampaikan, “Aku sebenarnya tidak apa-apa, kok.” Namun, aku tidak bisa.
Meskipun seorang teman, atau bahkan musuh sekalipun, sudah tidak ada orang yang
menyadari kehadiranku. Aku sudah menjadi orang masa lalu mereka” – Ryota – hlm. 179
Jadi, saat dia tahu Kusano
bisa melihatnya, Ryota merasa lega. Setidaknya ada satu orang yang bisa
diajaknya bicara.
Sayangnya, kehadiran
Ryota di kamar Kusano malah dianggap halusinasi karena Kusano sedang demam
tinggi.
“Karena hanya halusinasi, kau akan
menghilang kalau demamku turun. Karena itu aku tidak takut… walau aku takut
terhadap kenyataan bahwa aku melihat halusinasi.” – Kusano – hlm. 130
Bonus Track, novel ini memang bergenre horror. Tapi, sama sekali tidak
menakutkan. Aku membacanya tengah malam saja tidak merasa takut. Ya, ini karena
karakter Ryota yang riang, cukup cerewet dan menyenangkan. Dia benar-benar
hantu yang berbeda.
Menurutku, novel ini
lebih cocok dengan novel drama dari pada horror. Karena lebih banyak bercerita
tentang kehidupan Kusano dan Ryota. Bukan sebuah novel yang mengejutkan pembaca
dengan penampakan-penampakan menyeramkan. Namun, lebih menyentuh hati pembaca
lewat ceritanya.
“Kadang bonus track itu sendiri malah
lebih baik dibanding keseluruhan album.” – Ryota – hlm. 332
Sebenarnya, tidak hanya Kusano
yang bisa melihat Ryota. Ada lagi dua orang pelayan restoran hamburger yang
bisa melihatnya. Dan salah satunya ikut aktif dalam memecahkan kasus Ryota. Dia
bernama Minami.
Sebenarnya, Minami tidak
mau membantu Ryota. Minami yang mempunya kemampuan melihat hantu sudah muak
dengan mereka. Yang jelas, Minami mempunyai alasan kenapa dia bersikap begitu.
“Mungkin kau bukan orang yang jahat. Tapi,
hantu tetaplah hantu. Mungkin aku dingin, tapi melihat hantu saja aku sudah
tidak suka.” –
Minami – hlm. 205
Dari Minami, kita
mendapatkan kisah lain dari hantu-hantu selain Ryota. Sekali lagi, aku tidak
merasa takut pada hantu-hantu tersebut. Aku lebih merasa tersentuh dengan
kenapa mereka meninggal, dan problem apa yang mereka hadapi hingga belum bisa
lepas dari dunia ini.
Kusano, Ryota dan Minami,
di saat mereka patroli, mereka tidak hanya mencari mobil sport itu. Mereka juga membantu beberapa hantu untuk mendapatkan
kelegaan agar bisa melepas dunia ini.
Di novel ini hanya sedikit
mengangkat kisah cinta, yaitu kisah cinta Ryota yang diam-diam menyukai Sho-chan, adik Minami. Sho-chan jelas tak tahu, karena dia memang
tak bisa melihat Ryota. Dan Ryota, dia
jelas tak berdaya.
“Yang jadi masalah, apa anak ini
bakal suka dengan cowok berumur tiga tahun lebih tua yang sudah jadi hantu?” – Ryota – hlm.194
Bonus Track termasuk
novel yang isinya cukup bagus. Kita banyak belajar tentang kehidupan, dan
persahabatan, juga rasa ikhlas saling membantu.
“Kehidupanku? Apa ya..kalau diringkas
mungkin menjadi, ‘Album debut sebuah punk band’.” – Ryota
“Apa maksudnya?” – Kusano
“Selesai dengan cepat.” – Ryota hlm. 332
Sayangnya, novel ini
dibuka dengan pengenalan Kusano dan Ryota secara mendetail. Sehingga novel ini
terlalu banyak telling-nya.
Menurutku, pengenalan
tokoh biarlah menjadi satu dengan alur cerita. Biarkan pembaca berkenalan
sendiri, dan menarik kesimpulan seperti apa mereka dari sudut pandang
masing-masing pembaca.
Untungnya, setelah bab 2
selesai, cerita interaksi Kusano dan Ryota mulai asyik. Ryota yang begitu ceria
dan cerewet tampak pas dipadukan dengan Kusano yang lebih kaku, agak kurang
bisa bersosialisasi dengan baik, dan cukup penakut untuk menghadapi sebuah
tantangan.
Lalu, muncul tokoh lain
seperti Minami, Sho-chan, dan Kobi
Koki-Koki. Oh, iya tentu saja kisah hidup tiga hantu yang menambah novel ini
jadi nggak membosankan
Suasana kerja keras di
novel ini benar-benar khas Jepang sekali. Semangat mereka untuk bekerja sungguh
benar-benar perlu dicontoh.
Cover novel ini bagus juga sih. Tapi, aku kurang suka gambar payung di bagian
bawahnya. Untuk pemilihan warnanya, sudah oke banget.
Sedangkan ending-nya, em…happy atau sad, ya?
Dibilang Happy, ada sad-nya. Dibilang Sad, tapi happy. Yah,
begitulah…
Ratingnya. Aku nggak bisa
ngasih tinggi karena cara bercerita yang kebanyakan telling-nya. Bikin aku kurang bisa benar-benar penasaran. So, 3
dari 5 bintang cukuplah, ya?!
No comments:
Post a Comment