Saturday, December 13, 2014

Resensi – TRUTH OR DARE “Saat Persahabatan dan Cinta dalam Satu Perahu”



Penulis : Winna Efendi & Yoana Dianika
Penerbit : Gagasmedia
Seri : Gagas Duet
Genre : Young Adult
Terbit : 2012
Tebal : viii + 304 hlm
ISBN : 979 – 780 – 566 – 2
Harga : Rp. 48.000
“Kadang kuharap hidup bisa seperti itu – penuh dengan kesempatan kedua dan pilihan untuk mengulang segala sesuatu dari awal.” – Alice – hlm. 129

Selama ini, Alice selalu di-bully teman-temannya karena dia mengidap disleksia. Dia dikatai bau, bodoh, aneh. Itulah yang  membuat Alice lebih memilih menjadi makhluk kasat mata – tidak menonjolkan dirinya – dalam pergaulan.
“Nggak ada yang akan membencimu hanya karena kau bersikap apa adanya, jadi jangan biarkan orang lain mendiktemu.” – Catherine – hlm. 253

Suatu ketika Alice, Cat, Dustin dan Heather menjadi satu kelompok dalam lari estafet. Dan sialnya, Alice melakukan kesalahan. Dia menjatuhkan baton. Ah, sebenarnya yang menjatuhkan adalah Heather.
Heather menyalahkan Alice, tentu saja. Dan, teman-temannya yang lain, terutama Dustin – si pacar Heather – ikut-ikutan menyerang Alice. Cat lama-lama merasa tak tega melihat Alice yang hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Dia maju untuk membelanya.  Dan saat itulah pertemanan mereka dimulai.
“Alasan kenapa kau mencitai seseorang tidak penting. Yang penting adalah bagaimana kau mencintainya.” – Mama Alice – hlm. 110

Alice dan Cat berteman baik, sangat baik. Lalu, seorang cowok menyeruak masuk dalam persahabatan mereka. Julian, cowok asal Indonesia yang pandai bermain sulat dan patner yang hebat untuk menyelesaikan tugas sejarah.
Tanpa Julian sadari, Cat dan Alice diam-diam jatuh hati padanya. Tapi, Alice bukan seseorang yang egois. Alice juga sadar, Cat menyukai Julian. Dan, dia memilih mengalah. Dia mendukung hubungan mereka, sampai akhirnya Julian dan Cat jadian.
“Hal terbaik dari sebuah persahabatan adalah, tidak ada yang perlu berubah bahkan ketika orang-orang di dalamnya berubah.”- Alice – hlm. 81

Benarkah?
Nyatanya tidak seperti itu.
Sedikit-demi sedikit persahabatan mereka berubah. Alice perlahan menciptakan jarak dengan Cat dan Julian. Namun, sebuah kesalahan membuat Cat mundur teratur dan meninggalkan Alice, juga Julian.
“Perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti di dunia ini, dan hanya ada dua pilihan yang tersisa bagi orang-orang yang ditinggalkan : terseret maju oleh perubahan lalu ikut berubah, atau tetap bertahan dalam arus perbahan.” – Julian – hlm. 131
 
Truth or Dare adalah salah satu seri Gagas Duet. Kali ini Gagasmedia menduetkan Winna Efendi dan Yoana Dianika. Dan, aku merasakan karakter masing-masing penulis tertuang dalam tokoh yang mereka ceritakan.
“Mungkin benar kata orang, jatuh cinta bisa membuat perasaanmu menjadi ringan. Kalaupun berubah, aku ingin berubah untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain.” – Catherine – hlm. 250

Winna mendapat bagian bercerita dari sudut pandang Alice yang berkarakter kalem, pendiam, dan lembut. Sedangkan Yoana bercerita dari sudut pandang Catherine yang terlihat kuat, eksentrik, dan menonjol.
Keduanya saling melengkapi bagian-bagian yang tidak diceritakan tokoh lainnya. Ini seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di bagian pertama.
Namun, ada yang aneh.
Jika kita mengamati halaman 73 – 74 saat Alice meminta Cat menyatakan cintanya pada Julian, kalimat percakapan antara Alice dan Cat tampak berbeda saat Cat bercerita di bagian kedua, pada saat dia mendapatkan jatah bercerita dari sudut padangnya di halaman 235 – 237.
Hal yang sama terjadi di halaman 99 – 101 saat Alice mencoba menjelaskan kesalahpahaman pada Cat. Harusnya, kalimat yang keluar dari mulut Alice dan Cat di halaman 279 sama seperti yang diucapkan di halaman 99 – 101.
Penggambaran setting Belfast, kota tempat tinggal Alice dan Cat tampak memikat. Kota yang berdekatan dengan laut, hmm…sepertinya menyenangkan tinggal di daerah seperti itu.
Tapi, aku agak merasa kurang nyaman saat Cat menceritakan seperti apa kota ini. Dia seperti mengulang penjelasan Alice di bagian pertama. Ini membuat aku merasa membaca hal yang sama sebanyak dua kali.
Kalau membahas tentang Julian, ya, dia cowok yang asyik. Namun, sepertinya tanpa Cat dan Alice sadari, Julian ini khas Casanova meskipun dia tidak playboy akut. Tapi, melihat sikapnya pada Alice dan Cat, erg…maaf, aku tetap harus menyebutnya playboy.
Bagaimana tidak? Jelas-jelas Julian berpacaran dengan Cat, tapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencium Alice. Dia seperti racun dalam persahabatan mereka. Mengesalkan!
“Bagiku, persahabatan adalah hal terabadi yang ada di dunia. Sementara mencintai seseorang adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk dijaga.” – Catherine – hlm. 257

Sejujurnya, membaca novel ini, aku jadi teringat dengan novel Ai karya Winna Effendi. Novel yang sama-sama mengangkat tentang persahabatan menjadi cinta, kemudian setting yang sama-sama menggunakan daerah pantai. Dan juga bagaimana akhir dari salah satu tokohnya. Untungnya, ending-nya nggak sama.
Truth or Dare aku baca dalam dua hari. Aku cukup menikmati bagian-bagian novel ini. Dua penulisnya memang banyak menggunakan monolog, namun tidak membosankan. Yang mengganggu ya hanya tadi, beberapa poin yang aku sebutkan di atas. Lainnya, it’s ok-lah!
Untuk ratingnya, aku beri 3 dari 5 bintang.

2 comments: