Penulis : Nathalia Theodora
Penerbit : Moka Media
Genre : Fantasi, Romance
Kategori : Young Adult, Legenda
Terbit : 2014
Tebal : iv + 260 hlm
ISBN : 979 – 795 – 944 – 9
Harga : Rp. 45.000
“Kita sebagai suku Makaros berkewajiban untuk menjaga dunia
ini dari musuh abadi kita – suku Gruev.” – Kakek Rufus – hlm. 27
Dunia sedang terancam
oleh keberadaan sebuah monster raksasa yang sedang tertidur. Dan suku Gruev
berusaha membangkitkan monster itu untuk menguasai dunia. Namun, suku Makaros
tidak akan membiarkannya. Inilah yang membuat pertikaian semakin dalam.
“Pada akhirnya kita mengambil
anak-anak kita dan menjadikan mereka kunci, dan kita menyebutnya sebagai Makary.
Selama Makary hidup, maka selama ini monster itu akan tetap terbelenggu.” – Kakek Rufus – hlm. 28
Kunci yang bisa
membangkitkan monster raksasa adalah para Makary. Jika mereka semua mati, maka
monster raksasa itu akan bangkit.
Setiap generasi akan
lahir tiga belas Makary. Dan pada generasi ini, sudah satu yang dibunuh suku Gruev.
Masih tersisa dua belas lagi yang harus menghadapi keganasan mereka. Maka,
setiap Makary selalu mempunyai pengawal pribadi untuk melindunginya.
Violet, dia salah satu
dari Makary. Dia bukan Makary biasa. Dia sangat istimewa hingga Kakek Rufus
menugaskan Carlos, pengawal paling kuat untuk menjaganya. Violet juga Makary
yang sangat nakal dan suka melanggar peraturan.
Suatu ketika, saat dia
berulah, dia bertemu dengan Red Android (Alpha) bernama Jesse. Dia hampir
dibunuhnya. Namun, karena keberanian Violet yang tak takut mati, malah
menantang Jesse untuk membunuhnya, membuat Jesse bersimpati dan melepaskannya.
“Semua begitu rumit, hingga awalnya
aku sulit untuk memprosesnya. Yang jelas, aku sudah tertarik padamu sejak
pertama bertemu denganmu – saat aku nyaris membunuhmu.” – Jesse – hlm. 144
Jesse adalah Android yang
diciptakan suku Gruev untuk membunuh Makary. Dia diciptakan bisa berfikir
seperti manusia. Maka dari itu, tidak mustahil jika akhirnya Jesse jatuh cinta
pada Violet.
“Dan perlu kalian tahu, para android
ini memiliki fisik seperti manusia. Mereka diciptakan nyaris tanpa cela. Sekilas
kalian tidak akan bisa membedakan mereka dari manusia biasa. Alpha juga
memiliki perasaan yang bisa berkembang. Mereka bisa tumbuh seperti manusia.” – Kakek Rufus – hlm. 34
Namun, apakah mungkin
Android benar-benar bisa mencintai Makary? Apalagi Makary itu adalah alasan
kenapa dia diciptakan – untuk membunuhnya?
Berbagai hambatan siap
menerpa Violet dan suku Makaros, juga Jesse. Apalagi, rahasia yang sesungguhnya
tentang legenda Makary dan monster raksasa baru saja Violet tahu dari Kakek
Rufus. Mau tidak mau, Violet harus siap menghadapi segala resikonya, hidup atau
mati.
“Jika bagiku Jesse adalah simbol
kebebasan, maka baginya, aku adalah simbol keberanian. Kami menjadi simbol
untuk satu sama lain, dan itulah yang membuatnya mencintaiku.” – Violet – hlm. 144
Alpha, novel bergenre fantasy romance yang membuat aku teringat setting film The Maze Runner, dimana
mereka sama-sama berada dalam sebuah tembok yang mengurung mereka, dan setiap
orang di dalamnya dilarang keluar.
Novel ini diceritakan
dari sudut pandang Violet. Sehingga aku langsung bisa menangkap karakter Violet
yang lebih dominan baik dan manis, tapi mempunyai sisi rasa penasaran yang
besar pada apapun. Inilah yang membuat dia sering kali melanggar aturan karena
merasa terkekang.
Sedangkan sahabatnya,
Debra, dia lebih terasa sebagai gadis yang energik, tomboy, ceria, dan
menyenangkan. Dia sangat pantas menjadi sahabat Violet karena mereka seperti
saling melengkapi.
Jesse, aku membayangkan
dia sebagai cowok tampan dengan mata merah menyala. Setiap kata yang keluar dari
mulutnya terdengar kaku. Namun, aku merasa kalimat yang dibentuk Jesse terlalu
sempurna untuk sebuah android yang baru berlajar untuk menjadi manusia.
Mungkin, jika kalimat yang diucapkan Jesse lebih pendek-pendek, dengan susunan
sangat sederhana, akan membuat dia sempurna menjadi android.
Kalimat di awal bab,
pertamanya aku tidak menyadari kalau itu kalimat pertama pada bab tersebut. Aku
menganggap itu quote, jadi aku tidak
membacanya. Aku pikir nggak ada hubungannya sama isi bab.
Namun, di pertengahan cerita,
aku baru menyadari kalau kalimat pertama di bawah tulisan huruf bab adalah satu
kesatuan. Dan, aku harus merelakan kehilangan beberapa kalimat di awal novel
ini.
Penulis berusaha sekali
menggambarkan setting tempat novel
ini, itu jelas terlihat. Rumah berbentuk jamur, dan sebagainya. Rasanya,
seperti membayangkan hidup di sebuah hutan dengan rumah-rumah mungil berbentuk
seperti tumah adat di Irian Jaya.
Novel ini juga belum
bersih dari Typo. Tapi, aku menyukai
cara bercerita penulisnya, terasa sangat ringan dan mengalir. Dia bisa
merangkai segala hal yang terasa mustahil untuk menjadi begitu nyata dalam
cerita.
Rating novel ini 3 dari 5
bintang.
Novelnya bagus ga? Mau beli,tp takut ga bagus..
ReplyDeleteBagus tidak itu relatif sih.
ReplyDeletegan novelnya bagus banget gue suka.....
ReplyDeletegue suka bgt baca novel alpha, sampe2 ke bawa mimpi :)
ReplyDeleteBerapaan sih harganya
ReplyDeleteThanks and I have a nifty supply: Does Renovation Increase House Value prefabricated home additions
ReplyDelete