Friday, May 15, 2015

Resensi – MONSOON "Apa Maksud Setuang Air Teh"



Karya : Syahmedi Dean
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance, Metropop
Kategori : Adult
Terbit : Juli 2013
Tebal : 304 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9776 – 8
Harga : Rp. 55.000

Mereka adalah sahabat,  Alif, Raisa, Didi, dan Nisa. Dan, mereka disatukan oleh dunia fashion. Keempatnya begitu mencintai fashion dengan caranya masing-masing. Dan, mereka juga diuji oleh dunia yang mereka cintai, fashion.
Raisa dan Alif, kedua orang ini harus rela kehilangan pekerjaan karena kecerobahan mereka sendiri. Buat Raisa, ini bukan masalah, karena meskipun menganggur, dia tetap bisa hidup mewah karena orang tuanya. Sedangkan Alif, dia jelas luntang-lantung karena menganggur. Hidupnya bergantung pada tabungannya.
Yang menjadi motifasi Raisa untuk mencari pekerjaan adalah Alif. Raisa diam-diam mencintai Alif, meskipun Raisa tahu Alif sudah menikah dengan Saidah, dan walaupun akhirnya Alif menjadi duda. Tapi, meski Alif sudah berubah status, Raisa tetap memendam perasannya.
“Ustazah gue bilang… langkah awal gue salah. Dia bilang kalau mau berbuat sesuatu, cari cara yang sesuai kemampuan diri.” – Raisa – hlm. 190

Sebagai usahanya, Raisa mencoba membujuk seorang wanita kaya raya bernama Yvone untuk memberinya modal sebagai awal membangun sebuah majalah fashion baru yang akan menjadi ladang pekerjaan untuknya dan Alif, juga Nisa dan Didi yang mulai tak tahan dengan tempatnya bekerja.
Majalah itu akhirnya lahir. Maga, dia menjadi bagian yang menyatukan kembali empat sahabat di tempat yang sama. Tapi, dunia ini bukan surga. Ada banyak hal yang menjadi rintangan mereka. Dari teman kantor yang menyebalkan, Yvone, tekanan batin Alif tentang keinginannya bersatu kembali dengan Saidah, Raisa yang masih diam-diam mencintai Alif dan ketakutannya pada apa yang sedang dia pegang sekarang, dan Didi, yang tiba-tiba dihadapkan pada masalah yang dibuat ayahnya, juga Nisa yang hamil diluar nikah.
“Jadi saya harap semua bisa memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin. Yang terbukti nggak kreatif, have nothing to say to people” – Raisa – hlm 109

Maga, apakah dia tetap bisa bertahan dalam ketatnya persaingan? Bisakah keempat orang ini bertahan dalam cobaan? Apakah Raisa akhirnya mendapatkan Alif, atau Alif malah kembali pada Saidah?
Di dunia ini, ada beberapa hal yang tak bisa ditebak. Termasuk akhir dari sebuah kisah.                                         
Monsoon, novel Syahmedi Dean kedua yang aku baca setelah Pangeran Kertas. Novel ini mengusung dunia fashion dan majalah yang begitu kental dengan para tokohnya.
Sebenarnya, novel ini novel seri. Ada empat seri – lebih tepatnya. Namun, aku baru dan mungkin hanya akan membaca novel seri terakhirnya, ya novel ini.
Pada dasarnya,  aku suka dengan karakter para tokohnya. Alif, si wartawan alim yang berjalan lurus pada prosedur agama. Sampai-sampai, meskipun dia berada di antara para manusia dengan gelas bir, dia tetap tak akan menyentuh minuman itu. Punya idialisme yang tinggi di bidangnya. Meskipun tak pernah menggunakan merk-merk top dunia – walaupun dia adalah wartawan fashion – Alif tak perlu diragukan dalam membuat sebuah karya.
Raisa, bisa dibilang, dia kebalikan dari Alif. Semua yang melekat padanya benar-benar menunjukkan siapa dirinya, si cewek yang begitu mengerti fashion dan bekerja di dunia fashion. Kenyataannya, Raisa tak terlalu bisa menunjukkan kepahamannya tentang fashion dalam bentuk tulisan di majalah. Dia paham fashion untuk diri sendiri.
Raisa bisa dibilang cewek yang hebat. Dia masih mau berusaha dan belajar untuk lebih baik di bidangnya, dan dia akhirnya berhasil. Keberhasilannya itu berkat Alif juga. Alif selalu menjadi pahlawan Raisa di saat genting.
Didi, si cowok yang punya kelainan penyuka sesame jenis. Tapi, Didi ini kompeten banget di dunia fashion. Dia yang paling sempurna, dalam bidang fashion maksudku. Didi si ceplas-ceplos dan sering kali komentar fashionnya menohok hati yang jadi sasarannya. Tapi, Didi ini unik. Dia bikin hubungan persahabatan mereka terasa lebih fresh.
Kalau Nisa, jujur aku kurang bisa mengenal dia dengan baik di novel ini. Nisa yang menurutku cukup labil dalam menghadapi kisah percintaan, sampai-sampai dia hamil di luar nikah. Nisa si cengeng dan mudah tersentuh. Tapi, Nisa ini begitu peduli pada teman-temannya.
Banyak hal yang bisa aku ambil dari novel ini. Salah satunya, tentang adab berhijab. Tentang begitu sulitnya merubah diri dari yang selalu berpenampilan seksi – em, minimal tak berhijab – kemudian berubah memakai hijab. Yap, aku tahu perasaan Raisa karena aku bisa merasakannya. Memang nggak keseluruhan konflik batin kami sama, tapi adalah beberapa yang sama.
Kemudian, tentang seperti apa kita melihat seseorang, seperti apa kita mengenal seseorang, belum tentu kita benar-benar sudah 100% mengenalnya dengan baik. Lalu, peringatan untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Dan, mau menerima sahabat kita bagaimanapun keadaannya. Novel ini juga menyinggung tentang-carut marut dunia politik di Indonesia, dan begitu rumitnya sebuah kehidupan glamor itu sebenarnya.
Novel ini sebenarnya sangat bergizi tinggi. Tapi, aku kurang suka narasinya. Kurang setuju dengan pilihan POV yang berubah-ubah, kadang POV 1 dari sudut pandang Alif, kadang POV 3.
Endingnya, auh…menurutku terlalu tragis. Kenapa harus begitu, rasanya menyakitkan.
Rating untuk novel ini, 2,8 dari 5 bintang.

2 comments:

  1. cukup tertarik seperti biasanya.
    304 halaman... hmm.
    lumayan tebal..

    ReplyDelete
  2. Kalau minat novel ini, coba cek Booklaza. Disana dijual second 35 ribu

    ReplyDelete