Thursday, June 4, 2015

Resensi – ENDLESS LOVE “Dibalik untaian benang merah”



Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penerbit : Haru
Genre : Romance
Kategori : Adult, Terjemahan, Mandarin
Terbit : Januari 2015
Tebal : 278 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 44 – 4
Harga : Rp. 55.000

Siapa sangka, berawal dari benang merah sebuah rok yang tersangkut pada gantungan celana seorang penjual baju, membuat dua hati saling bertaut.
“Di jalan sepi dengan sinar yang remang, Tuhan seolah sedang bercanda pada mereka dengan membuat untaian benang merah panjang yang menghubungkan mereka berdua…” – hlm. 52

Liang Jing Hao, dengan gesit melarikan dagangannya dari kejaran polisi. Saat memasuki sebuah gang, dia tidak menyadari bahwa gantungan celananya menarik benang rok merah seorang gadis yang sedang menelepon di gang tersebut – hingga hampir memperlihatkan sebagian besar paha sang gadis.
Song Rui En, gadis itu mengejar Jing Ho. Jelas saja dia harus mengejarnya, kalau tidak dia sudah pasti harus bertelanjang paha. Akhirnya, Jing Ho menyadari kejadian tersebut. Matanya menatap paha  Rui En, membuat gadis itu semakin marah.
“Pria dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada akhirnya tetap akan menikah, menjadi sepasang suami istri.” – Ibu Rui En – hlm. 67

Rui En meminta ganti rugi pada Jing Hao, dan mengatakan segala hal yang cukup membuat harga diri Jing Hao merasa diinjak-ijak. Untuk mempertahakan harga diri itu, Jing Hao sampai merelakan uang untuk membayar perawat ayahnya dan membayar rok merah Rui En lebih dulu.
Karena tidak mempunyai uang untuk membayar perawat, ayah Jing Hao terpaksa ditinggal sendiri di rumah. Akibatnya, rumah Jing Hao hampir kebakaran, dan ayah Jing Hao yang memang memiliki kelainan pada jiwanya – ketakutan setengah mati.
Mengetahu hal tersebut, Rui En merasa bersalah. Dia berusaha membayar kesalahannya. Namun, lagi-lagi tindakannya malah membuat harga diri Jing Hao terluka lagi.
“Kau tanya kenapa aku selalu tersenyum begini? Karena hidupku terlalu menyedihkan! Kau mengerti tidak, perasaan sedih seperti itu?? Kalau tidak tersenyum, aku tidak bisa melanjutkan hidup!” – Jing Hao – hlm. 99

Perlahan, hubungan yang selalu memanas itu berubah menjadi persahabatan. Benarkah hanya sahabat? Karena sejak awal, Jing Hao sudah jatuh hati pada Rui En. Tapi, dia sadar diri. Rui En adalah seorang tuan putri. Dan dia? Yah, dia hanyalah seorang Liang Jing Hao yang harus bekerja keras untuk hidupnya dan hidup ayahnya. Apalagi, ada Min Shou, seorang dokter yang menjadi cinta pertama Rui En.
“Jadi, cinta itu adalah sebuah ‘penemuan’. Proses menemukan pasangan yang sebenarnya memang sudah ada.” – Profesor – hlm. 153

Benang merah di antara mereka – Liang Jing Hao dan Song Rui En – tidak terurai secara mulus. Banyak sekali simpul-simpul yang harus dibuka. Tentang hubungan ayah Rui En dan ibu Jing Hao. Tentang ayah Jing Hao yang tiba-tiba meninggal.
Mampukah mereka bersatu? Mampukah mereka membuka simpul itu dan menerima kenyataan ada bagian-bagian di mana benang merah itu penuh dengan bagian yang kusut dan hampir putus?

Endless Love, novel Mandarin pertama yang aku baca. Makanya, aku merasa kurang familiar sama beberapa kata asing di novel ini. Yah, lumayan lah buat belajar bahasa Mandarin.
Karakter Rui En bukan seperti cewek-cewek kaya yang cuma suka bersenang-senang. Rui En tipe yang tidak pantang menyerah pada apapun yang dia mau, termasuk pada cinta.
Rui En yakin, meskipun tiga tahun Jing Hao pergi, dia tetap kukuh menunggunya. Dia memilih hanya menjadi pelukis jalanan, dan meninggalkan kehidupan mewahnya, semua demi Jing Hao.
Saat Jing Hao kembali dan bersikap begitu kejam padanya, Rui En juga tak mau menyerah. Dia bekerja mati-matian untuk membuat Jing Hao mengakui kemampuannya. Rui En itu wonder woman banget karena bisa menerima Jing Hao apa adanya, termasuk menerima ayahnya yang punya kelaian jiwa.
Jing Hao sendiri adalah orang yang tak mau menyerah pada nasib. Sayangnya, semakin dia tak mau menyerah, semakin nasib mempermainkannya dengan begitu kejam. Di saat dia merasa menemukan hadiah dari Tuhan, ternyata hadiah itu malah membuatnya terbakar pada masa lalunya, pada kematian ibunya yang membuat Jing Hao terluka dan ayahnya yang kehilangan kenormalan.
Sebenarnya, cinta Jing Hao pada Rui En tak terkalahkan, meskipun pada dendam sekalipun. Yang aku tak mengerti, apa alasan Jing Hao tak mau bersama Rui Eun lagi setelah dia kembali ke Taiwan? Dulu, dia hampir menikah dengan Rui En, walaupun dia punya dendam dengan ayah Rui En. Tapi, kenapa sekarang tidak bisa? Masak karena kematian ayahnya dia meninggalkan Rui En. Aku measa tak bisa menerima alasan itu.
Sikap Jing Hao pada Xin Jie juga tidak tegas. Kalau dia tidak cinta pada gadis ini, kenapa dia tidak bilang saja. Kesannya, dia malah mem-PHP Xin Jie, atau malah menggunakannya sebagai pelarian? Yah, meskipun aku menangkap maksud baik Jing Hao yang tersirat di novel ini. Tapi, tetap saja aku tidak bisa membenarkan sikap laki-laki seperti ini.
Untuk tema dan konfliknya, bisa dibilang hampir setipe dengan sinetron-sinetron di Indonesia, penuh dengan kebetulan, penuh dengan tindakan yang alasannya tidak jelas. Termasuk, apa salah Rui Eun sampai Jing Hao bersikap begitu keras pada Rui En. Apa karena masa lalu ayah Rui En? Bukannya dulu Jing Hao sudah bisa menerimanya?
Satu lagi, kenapa orang yang sudah mati tiba-tiba bisa hidup lagi? Ini sinetron Indonesia sekali! Penyelesainnya juga absurd banget, deh. Kenapa Jing Hao harus keluar dari perusahaan segala? Meskipun dia tetap jadi pimpinan Red Line Soft Tech nggak ada masalah, kan?
Novel ini punya alur maju-mundur yang lumayan cepat. Bab pertama cukup membuat aku tertarik. Tapi, berikutnya benar-benar bikin – aih, kenapa begini, sih?
Ending-nya? Aku nggak puas juga sama ending-nya. Terlalu dibuat  mentok begitu saja.
Ratingnya, 2,1 dari 5 bintang.

1 comment:

  1. Endless Love Raedy di Booklaza. Harga 45.000. Kondisi Second

    ReplyDelete