Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penerbit : Haru
Genre : Romance
Kategori : Adult, Terjemahan,
Mandarin
Terbit : Januari 2015
Tebal : 278 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 44 – 4
Harga : Rp. 55.000
Siapa sangka, berawal
dari benang merah sebuah rok yang tersangkut pada gantungan celana seorang
penjual baju, membuat dua hati saling bertaut.
“Di jalan sepi dengan sinar yang
remang, Tuhan seolah sedang bercanda pada mereka dengan membuat untaian benang
merah panjang yang menghubungkan mereka berdua…” – hlm. 52
Liang Jing Hao, dengan
gesit melarikan dagangannya dari kejaran polisi. Saat memasuki sebuah gang, dia
tidak menyadari bahwa gantungan celananya menarik benang rok merah seorang
gadis yang sedang menelepon di gang tersebut – hingga hampir memperlihatkan
sebagian besar paha sang gadis.
Song Rui En, gadis itu mengejar
Jing Ho. Jelas saja dia harus mengejarnya, kalau tidak dia sudah pasti harus
bertelanjang paha. Akhirnya, Jing Ho menyadari kejadian tersebut. Matanya
menatap paha Rui En, membuat gadis itu
semakin marah.
“Pria dan wanita yang sudah terhubung
oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada
akhirnya tetap akan menikah, menjadi sepasang suami istri.” – Ibu Rui En – hlm. 67
Rui En meminta ganti rugi
pada Jing Hao, dan mengatakan segala hal yang cukup membuat harga diri Jing Hao
merasa diinjak-ijak. Untuk mempertahakan harga diri itu, Jing Hao sampai
merelakan uang untuk membayar perawat ayahnya dan membayar rok merah Rui En
lebih dulu.
Karena tidak mempunyai
uang untuk membayar perawat, ayah Jing Hao terpaksa ditinggal sendiri di rumah.
Akibatnya, rumah Jing Hao hampir kebakaran, dan ayah Jing Hao yang memang
memiliki kelainan pada jiwanya – ketakutan setengah mati.
Mengetahu hal tersebut,
Rui En merasa bersalah. Dia berusaha membayar kesalahannya. Namun, lagi-lagi
tindakannya malah membuat harga diri Jing Hao terluka lagi.
“Kau tanya kenapa aku selalu
tersenyum begini? Karena hidupku terlalu menyedihkan! Kau mengerti tidak,
perasaan sedih seperti itu?? Kalau tidak tersenyum, aku tidak bisa melanjutkan
hidup!” – Jing Hao –
hlm. 99
Perlahan, hubungan yang
selalu memanas itu berubah menjadi persahabatan. Benarkah hanya sahabat? Karena
sejak awal, Jing Hao sudah jatuh hati pada Rui En. Tapi, dia sadar diri. Rui En
adalah seorang tuan putri. Dan dia? Yah, dia hanyalah seorang Liang Jing Hao
yang harus bekerja keras untuk hidupnya dan hidup ayahnya. Apalagi, ada Min
Shou, seorang dokter yang menjadi cinta pertama Rui En.
“Jadi, cinta itu adalah sebuah ‘penemuan’.
Proses menemukan pasangan yang sebenarnya memang sudah ada.” – Profesor – hlm. 153
Benang merah di antara
mereka – Liang Jing Hao dan Song Rui En – tidak terurai secara mulus. Banyak
sekali simpul-simpul yang harus dibuka. Tentang hubungan ayah Rui En dan ibu
Jing Hao. Tentang ayah Jing Hao yang tiba-tiba meninggal.
Mampukah mereka bersatu?
Mampukah mereka membuka simpul itu dan menerima kenyataan ada bagian-bagian di mana
benang merah itu penuh dengan bagian yang kusut dan hampir putus?
Endless Love, novel Mandarin pertama yang aku baca. Makanya, aku merasa
kurang familiar sama beberapa kata asing di novel ini. Yah, lumayan lah buat
belajar bahasa Mandarin.
Karakter Rui En bukan
seperti cewek-cewek kaya yang cuma suka bersenang-senang. Rui En tipe yang
tidak pantang menyerah pada apapun yang dia mau, termasuk pada cinta.
Rui En yakin, meskipun
tiga tahun Jing Hao pergi, dia tetap kukuh menunggunya. Dia memilih hanya menjadi
pelukis jalanan, dan meninggalkan kehidupan mewahnya, semua demi Jing Hao.
Saat Jing Hao kembali dan
bersikap begitu kejam padanya, Rui En juga tak mau menyerah. Dia bekerja
mati-matian untuk membuat Jing Hao mengakui kemampuannya. Rui En itu wonder woman banget karena bisa menerima
Jing Hao apa adanya, termasuk menerima ayahnya yang punya kelaian jiwa.
Jing Hao sendiri adalah
orang yang tak mau menyerah pada nasib. Sayangnya, semakin dia tak mau
menyerah, semakin nasib mempermainkannya dengan begitu kejam. Di saat dia merasa
menemukan hadiah dari Tuhan, ternyata hadiah itu malah membuatnya terbakar pada
masa lalunya, pada kematian ibunya yang membuat Jing Hao terluka dan ayahnya
yang kehilangan kenormalan.
Sebenarnya, cinta Jing
Hao pada Rui En tak terkalahkan, meskipun pada dendam sekalipun. Yang aku tak
mengerti, apa alasan Jing Hao tak mau bersama Rui Eun lagi setelah dia kembali
ke Taiwan? Dulu, dia hampir menikah dengan Rui En, walaupun dia punya dendam
dengan ayah Rui En. Tapi, kenapa sekarang tidak bisa? Masak karena kematian
ayahnya dia meninggalkan Rui En. Aku measa tak bisa menerima alasan itu.
Sikap Jing Hao pada Xin
Jie juga tidak tegas. Kalau dia tidak cinta pada gadis ini, kenapa dia tidak
bilang saja. Kesannya, dia malah mem-PHP Xin Jie, atau malah menggunakannya
sebagai pelarian? Yah, meskipun aku menangkap maksud baik Jing Hao yang
tersirat di novel ini. Tapi, tetap saja aku tidak bisa membenarkan sikap
laki-laki seperti ini.
Untuk tema dan
konfliknya, bisa dibilang hampir setipe dengan sinetron-sinetron di Indonesia,
penuh dengan kebetulan, penuh dengan tindakan yang alasannya tidak jelas. Termasuk,
apa salah Rui Eun sampai Jing Hao bersikap begitu keras pada Rui En. Apa karena
masa lalu ayah Rui En? Bukannya dulu Jing Hao sudah bisa menerimanya?
Satu lagi, kenapa orang
yang sudah mati tiba-tiba bisa hidup lagi? Ini sinetron Indonesia sekali!
Penyelesainnya juga absurd banget, deh. Kenapa Jing Hao harus keluar dari
perusahaan segala? Meskipun dia tetap jadi pimpinan Red Line Soft Tech nggak
ada masalah, kan?
Novel ini punya alur
maju-mundur yang lumayan cepat. Bab pertama cukup membuat aku tertarik. Tapi,
berikutnya benar-benar bikin – aih, kenapa begini, sih?
Ending-nya? Aku nggak puas juga sama ending-nya.
Terlalu dibuat mentok begitu saja.
Ratingnya, 2,1 dari 5
bintang.
Endless Love Raedy di Booklaza. Harga 45.000. Kondisi Second
ReplyDelete