Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance
Kategori : Young Adult
Terbit : 2014
Tebal : viii + 336 hlm
ISBN : 979 – 780 – 750 – 9
Harga : Rp. 54.000
Luka yang paling sulit
untuk disembuhkan adalah luka hati. Meskipun tampak baik-baik saja, luka hati
tak akan pernah benar-benar hilang. Bekasnya selalu mengingatkan kita pada masa
lalu. Kemudian, tanpa disadari menjadi bagian yang sangat berpengaruh untuk
masa kini, dan mungkin saja masa depan.
“… Tapi kau lupa, kalau semua manusia
itu sama dan semua manusia pantas dicintai bagaimanapun dia. Jadi, belajarlah
mencintai dirimu sendiri dan menerima cinta dari orang-orang di sekitarmu.” – Tante Flora – hlm. 89
Erika punya masa lalu
yang cukup kelam. Dia ditinggalkan ayahnya. Kemudian sang ibu harus banting
tulang untuk hidup mereka berdua. Sayang sekali, ibu Erika tak bisa bertahan
selamanya. Beliau meninggal, dan tersisa Erika sebatang kara.
Erika cukup beruntung
karena tetangganya menawarinya tempat tinggal, bahkan menyekolahkannya. Mereka
menganggap Erika seperti anak sendiri.
“Bukan karena aku ingin dibenci atau
ingin disukai orang lain. Aku juga tidak bermaksud menutupi siapa aku
sebenarnya karena aku yang seperti inilah diriku yang sebenarnya.” – Erika – hlm. 58
Kasih sayang keluarga
barunya ternyata tidak bisa membuat Erika sembuh dari luka masa lalu. Dia
terlanjur tercipta menjadi gadis yang anti sosial, ketus, dan bermulut pedas.
Sehingga, meskipun Erika menjadi siswa paling pintar di sekolahnya, dia tidak
punya banyak teman. Hanya ada Aro, anak laki-laki keluarga baru Erika, dan
Linda, sahabat cewek Erika satu-satunya.
Dunia penuh benteng Erika
perlahan diketuk oleh kedatangan Leo. Erika merasa terusik. Dia tak menyukai
sikap Leo yang seperti mendekatinya.
“Ditambah kengototanmu untuk menjadi
temanku serta rasa ingin tahumu tentang kehidupanku. Itu semua adalah hal yang
kubenci dari seseorang dan semua itu ada padamu. Itu sebabnya aku tak mau jadi
temanmu. Tidak akan pernah!” – Erika – hlm. 35
Leo tak pernah menyerah
untuk mengambil hatinya. Karena Leo punya sesuatu untuk Erika. Sebuah misi,
sebuah jawaban yang selama ini Erika cari.
Cinta tak pernah
sederhana. Untuk Erika, kehadiran Leo sudah cukup menjadi beban. Apalagi
kenyataan yang perlahan diungkap Aro, juga Linda.
Persahabatan itu sudah
cukup sempurna untuk Erika. Namun, tak ada yang sempurna di dunia ini. Tuhan
punya sesuatu untuk mereka.
“Apa kau takut terluka? Karena cinta
memang datang dengan luka. Mereka satu paket. Itu sebabnya kita harus mencari
orang atau penyebab yang layak atas luka itu.” – Aro – hlm. 275
Heart and Soul, novel bertema luka masa lalu, kemudian cinta segitiga,
dibalut kisah remaja yang ringan. Membuat novel ini tidak berat. Mudah saja
untukku menyelesaikannya.
Sama seperti novel Windhy
Puspitadewi yang pernah aku baca Morning Light. Novel ini menawarkan tentang
teladan-teladan yang sangat patut dicontoh. Bisa dibilang, novel ini seperti
materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk cerita.
Karakter utamanya, Erika,
tidak dibuat sempurna. Banyak kekurangan yang dia punya. Mulai dari sikap
sinisnya, dinginnya, dan kata-kata sadisnya malah membuatnya menjadi menarik.
Begitu juga dengan Aro.
Tipe cowok yang kadang-kadang blo’on ini punya pesonanya sendiri. Sikapnya pada
Erika membuat dia begitu manis. Sedangkan Leo, dia tercipta seperti malaikat.
Dia adalah yang paling sempurna. Tapi, kehadirannya yang membawa misi – langsung
sudah aku tebak apa yang ada dipikirannya, apa kabar yang dia bawa, dan
bagaimana hubungannya dengan Erika kemudian.
Sebenarnya, aku tidak
mengharapkan adanya cinta segitiga. Cuma, apa boleh buat, seperti itulah
adanya. Dan, ending-nya, aku kurang
suka. Mati. Duh, itu ending yang
menurutku malah bikin cerita jadi turun setengah level. Cuma, dilihat juga sih
matinya gimana dan bagaimana penulis menutupnya. Tapi, untuk yang ini, aku
kurang suka. Begitu juga monolog Erika di akhir cerita. Aku berasa ingin
melewatinya saja.
Menurutku, covernya juga
terlalu dewasa untuk ukuran novel young
adult. Kalau cover, mungkin hanya selera saja, sih. Tapi, jujur, pas
pertama lihat covernya, aku pikir ini novel dengan tokoh yang sudah dewasa,
bukan anak SMA.
Diksi yang dipakai memang
terasa baku. Bagusnya, kebakuannya tidak membuat cerita jadi kaku. Tetap enak
dan asyik, kok. Alurnya kadang bisa cepat banget, tapi ada juga yang lambat.
Ratingnya 2,9 dari 5
bintang.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMinat sama novel ini? Mampir aja di Instagram Booklaza atau cek updatenya di http://booklazashop.blogspot.com/
ReplyDeleteNovel ini ready
Harga 48.000
Segel