Penulis : Bulan Nosarios
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Genre : Romance
Kategori : Adult, Amore, Friendzone
Terbit : Mei 2014
Tebal : 296 hlm
ISBN : 978 – 602 – 03 – 0451 – 9
Harga : Rp. 60.000
Kania, dia bercita-cita
menjadi seorang dokter jantung. Kenangan akan ayahnya yang meninggal karena
penyakit jantung menjadi salah satu pemicunya.
Selama ini, bisa
dibilang, Kania tak pernah memikirkan dirinya sendiri, dia terlalu sibuk.
Sampai-sampai dia merasa tak punya waktu untuk mengurus masalah cinta, dan
menikah.
Semua orang tahu, Kania
pun mungkin juga tahu, meskipun tak ada kata-kata lisan yang mengatakan, Erga –
sahabat baik Kania – sangat mencintai dokter muda yang penuh ambisi ini. Orang-orang
di sekitar merekapun lebih senang menganggap mereka sepasang kekasih. Padahal,
status mereka hanya sahabat sangat
baik. Dan, orang-orang itu tak peduli dengan status mereka yang sebenarnya.
Mungkin, karena mereka berharap Kania dan Erga bisa bersatu.
“Kalian ultracomplicated. Apa? Bukannya begitu status kalian? Terlalu panjang dan berbelit
untuk dijelaskan?” – Evan – hlm. 23
Sering kali, Kania memang
tampak menghindar. Kania tahu dirinya. Jika dia membiarkan Erga masuk sebagai
cinta di hidupnya, dia takut Erga akan terluka.
Erga sangat mengenal
Kania. Dia takut, jika dia memaksa mengatakan perasaannya, Kania akan menjauh,
dan dia tidak siap untuk itu. Erga memilih memendam perasaannya. Menjadi bagian
dari hidup Kania, dan selalu ada untuknya, sudah cukup untuk Erga.
“Kita terbiasa merencanakan banyak
hal yang mudah kita jalani, Kan. Tapi Tuhan membuat rencana supaya kita menjadi
kuat. Sedikit hal yang tidak pasti, sedikit kepedihan, sedikit kebimbangan,
begitulah hidup.” –
Oma Kania – hlm. 226
Perlahan, muncul
pihak-pihak yang membuat hubungan mereka menjadi tak nyaman. Erga kedatangan
mantan kekasihnya, Nina. Dan, Kania bertemu dengan kakak kelasnya, seorang dokter
kandungan yang cukup memikat, Dr. Bian.
Perasaan cemburu mulai
muncul. Kehadiran masing-masing yang dulu terasa nyaman, berubah jadi tak
mengenakkan. Rumah Oma Kania yang merangkap sebagai Restoran keluarga,
sekaligus tempat Erga bekerja terasa menyesakkan buat keduanya.
“Dulu rasanya menjadi sahabat saja
cukup. Sekarang jadi sahabat rasanya tidak lagi tepat, terasa kurang, namun
untuk lebih… ia tidak berani mengambil resiko itu. Ia terlalu pelit berbagi
hati, atau terlalu tamak tak mau menghentikan sebagian mimpinya sebagai manusia
bebas.” – hlm. 233
Mereka butuh ruang yang
lebih luas. Mereka butuh bernapas lebih bebas. Tapi, cinta di antara mereka
tidak akan bisa begitu mudah membuat mereka baik-baik saja meskipun banyak
ruang di antara mereka, banyak udara segar yang bisa mereka hirup. Karena,
mereka bisa nyaman hanya jika mereka bisa saling jujur. Sayang, kejujuran itu
terlalu mahal untuk mereka.
“Waktu akan mengubah mereka. Waktu
akan membuat mereka bosan. Waktu akan menghadirkan orang lain dalam hidup
mereka, menuntut cinta yang lain. Dan apakah ia bisa bertahan dengan semua
kerumitan itu?” –
hlm. 184
By Your Side, jujur saja aku meragukan novel ini, karena rating di
goodread yang menurutku kurang memuaskan. Maaf, aku bukan tipe pembaca blurd.
Aku lebih suka melihat rating goadreads dan membaca sekilas komentar para
pembaca.
Saat membaca bagian awal
novel ini, dan mulai memahami apa inti masalah di dalamnya, aku semakin ragu, friendzone. Sebenarnya, keduanya
saling cinta, tapi di satu pihak cinta itu terhalang ambisi, dan dipihak
lainnya terhalang rasa takut untuk mengakui cinta tersebut.
Apa ya bahasanya, terlalu
biasa, mungkin.
Tapi tunggu dulu, ternyata aku begitu menikmati novel ini.
Menurutku, cara
berceritanya yang luwes dan ringan, dengan konflik yang biasa-biasa saja, namun
bisa membuat aku terikat pada kisahnya, dan sesekali berhasil menyentuh hatiku
– sudah cukup membuat aku menyukai novel ini. Bisa jadi, cerita dengan konflik
sederhana, jika bisa dibawakan dengan baik oleh penulisnya, akan jadi sesuatu
yang lebih indah.
Karakter-karakter di
novel ini cukup banyak. Namun, aku lebih menyoroti tokoh utamanya, Erga, Kania,
Nina – mantan kekasih Erga. Mereka punya karakter kuat dan tidak gampang goyah.
Erga cowok yang hidupnya
– kayaknya – santai-santai saja memang terkesan tak terlalu mau ambil pusing
pada masa depannya. Buatnya, selalu berada di sekitar Kania, itu sudah cukup.
Rasanya, cara berpikir
cowok seperti ini kok nggak menjanjikan masa depan, ya? Oke, Erga memang sudah
berhasil dengan Kedai Oma, termasuk dengan Erga’s – sebuah kafe yang dikelola
Erga. Erga menikmati menjadi fotografer amatir yang fotonya hanya dipajang di
Kedai Oma. Dia juga sesekali menjadi barista.
Hidup Erga memang terasa
nyaman. Tapi, apakah cukup? Jika dibandingkan dengan Kania, rasanya mereka
punya tingkat yang berbeda. Kania jauh di atas Erga.
Kania menjalani
profesinya sebagai dokter dengan sepenuh hati. Mimpinya menjadi dokter jantung
membuat Kania tak pernah cukup punya waktu untuk dirinya. Kania terlampau
sibuk. Sangat berkebalikan dengan Erga, kan?
Tunggu, bukannya cinta
itu saling melengkapi? Sepertinya jika mereka bersama akan lebih baik. Erga
punya banyak waktu untuk Kania yang sibuk. Jadwal mereka akan lebih mudah
diatur, pasti.
Sayangnya, cara berpikir
mereka, terutama Kania, jauh berbeda dari cara berpikirku. Munculnya sosok Nina
yang cantik dan sangat memikat membuat Kania gusar. Kehadiran janda beranak
satu inilah yang perlahan menyadarkan Kania, dia ternyata menginginkan Erga
lebih dari sahabat. Tapi, lagi-lagi Kania teringat ambisinya.
Tokoh dengan karakter
unik di novel ini membuat suasana cerita makin semarak. Munculnya Evan si koki
yang hobi membuat Erga gerah dengan komentarnya. Evan ini kekasih adik Kania,
Vidya. Vidya ini memang cocok jika bersanding dengan Evan. Mereka sama-sama
punya keahlian menyindir tajam.
Dan, masih ada Dr. Bian
yang bikin Erga cemburu, lalu Oma yang bikin adem, trus keluarga Erga yang
begitu gerah dengan sikap Erga yang nggak jelas pada Kania.
Novel ini keren. Yang
lagi capek baca novel terlalu serius dengan konflik njlimet, monggo nyoba novel
ini. Aku bisa langsung fresh setelah membacanya, lho. Duh, kayak jualan aja.
Jujur, aku nggak pakai sogokan apapun, lho, muji-muji novel ini.
Oh, tapi ada satu yang
nggak terlalu aku suka. Saat penyelesaian masalahnya. Kenapa harus hidjrah, sih?
Masih banyak cara lain, selain pergi, kan?
Kalau kamu gapang
tersentuh, seperti aku, kamu akan menemukan banyak hal yang bikin hati dicubit,
atau kamu akan senyum sendiri membayangkan beberapa hal yang terjadi antara
Kania dan Erga yang sebenarnya nggak pernah jelas. Dan, so pasti kamu akan
dibuat geregetan setengah mati.
Rating untuk novel ini
3,4 dari 5 bintang.
Minat sama novel ini? Mampir aja di Instagram Booklaza atau cek updatenya di http://booklazashop.blogspot.com/
ReplyDeleteNovel ini ready. Kondisi Second mulus 1x baca. Harga 38.000