Saturday, June 18, 2016

[Review] PLAYBOY’S TALE – Jenny Thalia Faurine



Penerbit : Elex Media
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Wattpad
Terbit : 2014
Tebal : 376 hlm
ISBN : 978 – 602 – 02 – 4474 – 7
Harga : Rp. 63.800


Cinta untuk keempat pria lajang berikut : Dana, Gara, Rama dan Saka – bukan hal yang mudah untuk ditemukan, meskipun mereka mempunyai title playboy. Namun, saat cinta itu sudah di depan mata, banyak sekali rintangan yang menghalangi mereka.
“Lalita, laki-laki yang selama ini berkeliaran bebas, sebenarnya hanya laki-laki yang ingin merasa diingkinkan oleh perempuan, laki-laki yang justru lebih senang diikat dan mengikat oleh satu perempuan.” – Rama – hlm. 217

Dana, seorang arsitek yang menemukan wanita idamannya di sebuah klub malam. Wanita itu sedang duduk tertidur di sebuah kursi bar, dan Dana dengan santainya mencium wanita itu. Tak terjadi apapun, wanita itu tetap tidur. Ada yang aneh, tak ada wanita manapun yang tidak bangun saat Dana mencium.
Dan, sepertinya Tuhan ingin Dana melanjutkan kisahnya dengan wanita itu. Sebuah kejutan hadir esok harinya, sang wanita ternyata adalah calon arsitek yang harus dia interview. Dan, wanita itu bernama Jingga.
Jingga punya masa lalu yang membuatnya sulit untuk menerima cinta baru. Inilah tantangan Dana, bagaimana dia bisa membuat Jingga mengakui perasaannya dan menerima dia.
“Aku mungkin bukan cowok sebaik Dion, tapi apa nggak bisa, di hati kamu bertambah satu orang lagi selain Dion dan kenangan kalian? Apa kamu nggak bisa melihat masa depanmu sama aku?” – Dana – hlm. 317

Gara, dia harus menghadapi Flo yang tak pernah menganggapnya ada sejak mereka bertemu di rumah Saka. Lagi-lagi Tuhan selalu bisa membuat cerita jauh lebih menarik. Mentor bahasa Gara adalah Flo. Dan, Gara menggunakan kesempatan itu untuk mengobati rasa penasarannya pada Flo yang tampak tak tertarik padanya.
Flo pernah memiliki kekasih. Namun, cinta mereka bukan cinta yang mudah hingga Flo merasa phobia pada cinta. Flo membenci jatuh cinta. Dan, dia ingin menghindari Gara karena dia takut jatuh cinta. Apakah akhirnya phobia Flo bisa dikalahkan oleh cinta? Dan, seperti apa misteri dibalik phobia cinta seorang Flo?
“Kalau kita mau melangkah maju, kita harus belajar dari langkah sebelumnya, kan? Kalau kita ingin memulai kisah baru, ada baiknya kita belajar dari kisah masa lalu. Hanya belajar, bukan mengulang kesalahan layaknya keledai bodoh.” – hlm. 57

Rama, seorang sutradara film yang terkenal. Dia harus mengurus keponakannya saat adiknya tidak di rumah selama beberapa hari. Di sekolah keponakannya itulah, dia bertemu Lalita, seorang guru yang sangat pintar mendongeng. Rama langsung jatuh hati padanya. Namun sayang, Lalita sudah memiliki tunangan. Bukan Rama namanya jika dia langsung menyerah.
Sebenarnya, Lalita adalah sebuah masa lalu yang ingin Rama lanjutkan. Namun, bukan hal yang mudah melanjutkannya karena kisah cinta Rama bukan film yang dengan mudah dia tentukan ending-nya.
“Belokan itu diciptakan untuk ditikung, untuk dilewati. Berarti kalau ia dipertemukan lagi dengan Lalita, itu tandanya ia memang diberikan kesempatan untuk meraih Lalita. Bagaimanapun kondisinya.” – hlm. 40

Saka, chef yang berusaha mengejar editornya, Esa. Namun, Esa bukan perempuan yang mudah dia taklukan. Esa wanita mandiri, kuat dan tidak gampang terpesona oleh playboy seperti Saka. Dan, selama ini sudah ada cinta di hati Esa, meskipun cinta itu tampak tak mungkin dia raih. Lalu, mampukah Saka membuat Esa berpaling pada cinta yang tak pernah mungkin itu?
“Kita sama-sama punya luka, Maheswari. Kenapa sih kamu bersih keras untuk ngebiarin luka itu menganga? Kenapa kamu nggak ngebiarin aku untuk ngajak kamu nyembuhin luka itu? Kita, berdua, Maheswari.” – Saka – hlm. 152

Cinta selalu punya jalan menuju ending-nya masing-masing. Begitu juga dengan keempat kisah cinta mereka. Lalu, seperti apa ending yang akan terjadi kemudian?
“Kadang apa yang kita inginkan bukan apa yang kita butuhkan. Satu hal yang cowok butuhkan adalah dibutuhkan sama perempuannya.” – Saka – hlm. 262

 Playboy’s Tale, punya tema tentang kehidupan playboy yang akhirnya jatuh cinta dan berjuang mendapatkannya. Namun, aku kurang mendapatkan kesan kehidupan seorang playboy dari mereka berempat. Mungkin, karena cerita lebih fokus pada perjuangan mendapatkan cinta tersebut.
Novel ini mempunyai penokohan yang super banyak. Dari tokoh utama cowoknya saja ada empat, begitu dengan tokoh utama ceweknya. Belum lagi tokoh figurannya. Jujur, aku lumayan terganggu.
Cukup sulit untuk mengingat jalan cerita masing-masing tokohnya. Bahkan, aku yang pelupa ini harus membuat catatan siapa berpasangan dengan siapa, dan apa pekerjaan tokohnya. Kadang aku merasa lost dengan ceritanya saat cerita menampilkan part lain dengan konflik yang sudah berganti.
Banyak sekali kebetulan di novel ini. Sangat banyak sampai – jujur – aku tidak bisa mentolerirnya. Oke, memang hal biasa jika terjadi sebuah kebetulan. Namun, ya jangan terlalu banyak seperti ini meskipun ini di dunia fiksi.
Mulai dari Jingga yang bertemu Dana di klub, tiba-tiba besoknya mereka bertemu di kantor. Begitu juga pada Gara yang bertemu Flo di rumah Saka, tiba-tiba besoknya mereka bertemu di tempat kerja Flo, bahkan Flo lah yang menjadi mentornya.
Kebetulan yang super dahsyat adalah ternyata Flo, Jingga, Esa dan Lalita adalah teman satu gank, dan mereka sama-sama harus berurusan dengan gank Dana cs. Dan, masih banyak sekali kebetulan-kebetulan yang terjadi. Wah, Tuhan benar-benar baik jika di dunia nyata terjadi hal seperti ini.
Oh, ada satu hal sepele yang menggangguku, tentang cara berkenalan. Aku rasa, untuk berkenalan nggak perlu menyebutkan nama lengkap, deh. Cukup Dana, Jingga, dst. Nama mereka juga panjang-panjang. Ah…sebuah kebetulan lagi.
Untuk alur sebenarnya cukup mengalir, dan enak. Namun, eksekusi konfliknya masih kurang enak. Kadang, terasa dibuat dramatis dan berlebihan dengan penyelesaian yang agak dipaksakan. Lalu, Esa dan Flo, sepertinya punya konflik yang hampir mirip, ya. Bahkan, adegan culik menculik juga mewarnai dua kisah ini.
Pemilihan diksi sudah bagus. Termasuk quote-quotenya juga oke. Dan aku sangat kaget saat tahu penulisnya masih remaja. Ini novel adult, lho, dan saat dia nulis ini, dia masih SMA. Namun, aku merasa dia fasih banget menceritakan dunia dewasa seperti ini. Wah, yang dewasa aja kadang suka nggak ngeh sama dunia dewasa yang super ribet ini. Dia, dia bisa begitu lancarnya bercerita.
Dari empat kisah cinta ini, aku lebih suka kisah cinta Rama dan Lalita. Konflik dan penyelesaiannya lebih enak. Kisah mereka juga sweet. Dan, cerita dibalik Ron – tunangan Lalita –  juga mampu menjadi kejutan yang menarik.
Rating dari novel ini 1,2 dari 5 bintang.


No comments:

Post a Comment