Penulis : Dwitasari, dkk
Tebal : x + 241 hlm
Penerbit : PlotPoint
ISBN : 9786029481273
Harga : Rp 44.000
Tebal : x + 241 hlm
Penerbit : PlotPoint
ISBN : 9786029481273
Harga : Rp 44.000
Cinta,
dia tak pernah mengenal dan memilih tempat untuk membuat dua hati bertaut.
Dan,
Omnibook ini membuktikan kalimatku di atas, “Cerita Cinta Kota” selalu ada
cinta dimanapun kita berada. Oohh…yeaaah!!!!
Omnibook
berwarna orange ini langsung membangunkan kenangan-kenanganku lewat
gambar-gambarnya. Yang paling membuatku mampu menatap beberapa menit cover ini
adalah gambar hartop atau Jip, yah aku langsung teringat ceritaku di Bromo, dan
gambar Gedung Lawang Sewu, tentu aku teringat Semarang, kota yang baru saja aku
singgahi, kota yang cukup keren dengan bangunan-bangunan tua yang memikatku.
Dan gambar lainnya, aku tak terlalu memiliki kenangan dengan gambar lainnya.
Cerita
cinta kota memiliki cerita-cerita yang nggak cuma cocok dibaca para remaja,
dibaca usia matang sekalipun tetap enak, karena ada beberapa cerita bentuk
metropopnya juga. Cerita cintanya pun penuh kejutan dan tak memulu membahas
manisnya cinta, tapi juga menyajikan nasihat-nasihat yang menyentil, pengalaman
hidup yang mampu membuat kita belajar, dan ada beberapa juga yang memiliki
ending yang membuatku terejut.
Satu
kata untuk omnibook ini “UNIK”.
Dalam
omnibook ini terdiri dari 11 cerpen dan semuanya tentu terinspirasi dari kota-kota
yang ada di Indonesia. Sebelas cerpen ini berjudul Kopi Cinta Grebe Besar (Dian Nafi), Amanat Perjuangan Ranti (Dita Hersiyanti), Memoar Senja (Fakhrisina Amalia Rovieq), Bromo yang Menghantarkan Hatiku (Ismaya Novita Rusady), Petik Pertama pada Rintik Pertama (Mario
MPS), Cinta Keranjang Apel (Nita
Aprilia), Sebelum TransJakarta Berlalu
(Noury), Pintu 1001 (Rizky Suryana
Siregar), Cintaku Datang Lewat
Omed-omedan (Rina Wijaya), Matahari
di Kota Matahari (Widya Az Zahra) dan terakhir Sepatu (Dwita Sari).
Di
setiap cerita selalu ada kelebihan dan kekuranganya masih-masing, seperti pada
cerita yang pertama, Kopi Cinta Grebek
Besar oleh Dian Nafi. Cinta yang dituturkan sangat sederhana, namun
penggambaran tradisi dan suasana Grebek Besarnya yang aku suka, detail sekali,
keren, mantap, dan kalimat pembukanya bikin aku mengerutkan dahi, “SITI BAKILAH”.
Kemudian,
Amanat Perjuangan Ranti (Dita
Hersiyanti). Tema persahabatan yang kemudian jatuh cinta, kisah klasik, nggak
papa, karena dia bisa mengakhiri ceritanya sangat manis, sampai-sampai bikin
aku tersenyum dan merinding. Oh, ya ada satu quote mantep disini.
“Makanya
Tuhan menciptakan mulut, agar manusia dapat mengungkapkan apa yang ada dalam
pikirannya, dan apa isi hatinya kepada orang yang dituju, agar orang itu
mengeti apa yang kita pikirkan selama ini.” (Amanat
Perjuangan Ranti, hal 43)
Memoar Senja
(Fakhrisina Amalia Rovieq). Nah, cerita yang ini, dua orang yang bertitle
sahabat, kemudian saling jatuh cinta, tapi memilih diam. Kemudian, saat semua
terucapkan, maut malah mengambil salah satu dari mereka. Sampai disini biasa
aja ya?! Tapi, Endingnya. Endingnya, bro! Penulis dengan cantiknya memoles
endingnya dengan diskripsi-diskripsi yang bikin penasaran, dan pembaca disuruh
menebak sendiri apa yang terjadi dengan tokohnya. Good Job, Girl!
Sepatu
(Dwita Sari). Udah deh kalau ini, penulisnya aja udah melalang buana sama
buku-bukunya, jadi wajar kalau ceritanya matang banget. Yang jelas, aku suka
dengan karakter tokoh cowoknya, Dareen. Di sini, penulis bisa menjabarkan pesan
yang ingin disampaikan lewat tokoh-tokohnya dengan manis. Yap, aku lebih
memilih menyebut cerpen satu ini “Cerpen inspiratif”, cerpen yang awalnya tak
aku tahu maksud penulis menuturkannya, tapi saat “sepatu” itu dibahas, langsung
membuatku terhenyak. Hah…benar! Sepatu jelek apa artinya, nggak ada kecuali
diganti baru karena nggak keren. Tapi, setelah itu aku mengangguk, mengiyakan
setiap pesan yang disampaikan Mbak Dwita Sari.
“Sepatu
mencerminkan kegigihan seseorang dalam melangkah. Sepatu yang hampir rusak
melambangkan bahwa pemiliknya berjuang dengan gigih dalam setiap langkahnya.”
(Sepatu, hal 80)
Kalau
bahas Cinta Keranjang Apel (Nita
Aprilia), aku lebih mengapresiasi bagian pembuka cerita dan kenikmatan melahap
setiap ceritanya, benar-benar ringan walau ada beberapa bagian yang dipaksakan.
Cintaku Datang Lewat
Omed-omedan (Rina Wijaya). Cerita ini, cerita yang
berlokasi di Bali, menggambarkan salah satu tradisi di sana. Tradisi ciuman,
huuuaaaaooooo!!!! Dan ceritanya cukup mengalir, walaupun sangat mudah ditebak.
Matahari di Kota
Matahari (Widya Az Zahra). Di cerita ini tokohnya itu lho,
si Starla, gimana ya? Kayaknya agak sulit ditemui situasi yang ada padanya,
nggak sekolah dan selalu jadi buntut ayahnya. Juga sikap sang ayah yang
kayaknya perlu ke psikiater, deh. Hahaha becanda, deh! Tapi, aneh, sesayang-sayangnya,
dan senggak mau kehilangannya, harusnya sang ayah bisa mikir apa yang baik buat
anaknya, bukan memenjarakannya dengan semua keistimewaan dan membatasi
kehidupan sosialnya. Hooooo…. Ya sudahlah, yang jelas ceritanya bikin aku
menebak di setiap bagian, tapi salah, lagi-lagi salah! Huft, sampai ending aku
baru bisa “ngeh”. Wao, hebat nih
penulis, kayak bikin teka teki dalam cerita.
Sebelum TransJakarta
Berlalu (Noury). Temanya, ajigileee… Kehidupan yang seperti
terulang, dejavu dan precognitive dream. Baca ini kayak
nonton film apa ya? Duh, lupa judulnya. Yang jelas penulis benar-benar
menguasai materi ceritanya, karakter-karakternya, dan semuanya. Mengalir, dan
tak ada kata cerita itu dipaksakan. Pesannya pun tersampaikan dengan sangat
baik. Dan, ini “Cerita Inspriratif”
sukses kedua di novel ini.
Bromo yang
Menghantarkan Hatiku (Ismaya Novita Rusady). Jujur aku
mengharapkan cerita yang waooo di sini. Bromo, tempat dimana satu kenanganku
letakkan di sana bersama si mata sipit. Ya sudahlah nggak usah dibahas! Bahas
cerita ini aja. Kenapa ya aku ngerasa penulis maksain banget sama kisahnya?
Kayak Janu yang nyatain perasaannya pada Eri saat mereka belum benar-benar
saling mengenal. Kesannya malah bikin Janu cuma mau main-main. Karakter yang
dibangun juga lemah banget. Dan beberapa pertanyaanku tak terjawab walaupun aku
sudah menyelsaikan cerita ini.
Oke,
bahas itu aja kali ya?! Sebenarnya maunya bahas semuanya karena ceritanya yang
enak banget buat di ulik, tapi kayaknya bakalan bikin yang baca malas juga.
Kalau mau tahu lengapnya, wajib beli dan baca sendiri. Banyak banget hal-hal unik
yang kamu temukan disana, recommended banget nih buat semuanya,
kecuali buat aki-aki, nggak bakal suka!
Oh,
ya mau bilang makasih juga buat @pengenbuku dan @CeritaCintaKota yang udah
kasih aku buku ini gratistitiiiitiiiiisssss lewat kuis #pengenbuku.
Dan,
yang terakhir, aku akan kasih bintang 3 dari 5 bintang. Yeeeaaaahhhh!!!! Tepuk
tangan!!!!!
Resensi ini juga bisa dibuka di http://www.goodreads.com/review/show/609125942
Bakalan beliiii :D
ReplyDeleteAyo beli, trus temukan ceritamu disana, kali aja bikin kamu teringat sama sebuah kisah dlm hidupmu. :D
Deletepengen beli :(
ReplyDeleteAsikkk... bikin aulia pingin! Yes, berhasil! Hahahahaha
Delete