Penulis : Lia Indra Andriana
Penerbit : Penerbit Haru
Terbit : April 2013
Halaman : 376 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 13 – 0
Harga : Rp. 52.000
Seperti sebuah garis takdir yang tak bisa dihindari, Eli
akhirnya bertemu Kev Mirrow dan terpaksa bekerja sebagai asistennya. Lalu,
takdir menariknya semakin erat dalam rumitnya hidup seorang Kev. Perlahan,
takdir itu semakin menyakitinya, sekaligus membawakannya cinta yang penuh
dengan warna abu-abu.
Eli, gadis pendiam yang lebih suka mengakatan ‘iya’ dan ‘maaf’ harus menghadapi Kev Mirrow yang ketus, pemarah dan egois.
Kesabaran Eli benar-benar diuji. Apalagi saat dia harus merelakan namanya
menjadi nama pemeran utama dalam novel terbaru Kev hanya karena dia salah
mengirim Email.
“…..Semoga dia kecelakaan saja deh jadi aku nggak
perlu ketemu dia beberapa lama.” -Eliana Candra- hal. 22
Celetukan Eli yang keluar karena sebuah kejengkelan benar-benar
terjadi. Kev mengalami kecelakaan dan mengharuskan dia menjalani operasi otak.
Dia memang selamat, namun setelah itu dia berubah. Kev hilang ingatan, namun
hanya sementara. Dan, saat dia hilang ingatan, dia mengira Eli adalah
kekasihnya, sama seperti cerita yang sedang ditulisnya.
Paper Romance, sebuah novel besutan Lia Indra Andriana
menyajikannya dengan penuturan yang mengalir, dan kata-kata yang sangat mudah
dinikmati.
“Jangan nilai orang dari tulisannya. Penulis itu
penipu paling ulung yang bisa menggunakan kelihaian untuk menjual angan-angan,
terutama pada wanita.” -Eliana Candra- Hal.
21
Sejak awal, kita sudah diperkenalkan dengan Kev Mirrow yang
menggebu-gebu dan Eli yang pendiam dan mengalir tenang. Kedua tokoh ini seperti
saling melengkapi, namun membuat penasaran.
Bagian dari novel ini yang paling keren adalah saat Kev
Mirrow mengganti nama tokoh novelnya dari nama Nadia menjadi Eli hanya karena
Eli salah mengirim Email. Lalu, bagian Kev di rumah sakit dan menganggap Eli
kekasihnya –Ini bagian saat Kev benar-benar masih menggap Eli kekasihnya, bukan
saat pura-pura.
Awalnya, aku mengira Lia membuat setting novel ini di luar
negeri, mungkin di Korea. Tapi, ternyata tidak, dia membuatkan sebuah setting
apik khas Indonesia. Jujur, aku lebih suka seperti itu, karena beberapa kali
membaca karya penulis Indonesia yang membuat cerita di luar negeri dengan
tokoh-tokoh dari sana juga, sedikit membuat aku kecewa dengan hasilnya.
Setting yang paling aku suka adalah setting Two Cup, sayang
detail interior dan suasananya kurang di eksplor. Dan ada beberapa setting lain
yang menurutku kurang sekali penggambarannya.
Sayangnya lagi, saat membacanya aku beberapa kali merasakan
kurangnya jurus-jurus yang membuat terkejut. Sekalinya terkejut, aku malah
merasakan sedikit nggak nyaman dengan itu semua. Kesannya, kesalahan Kev Mirrow
itu terlalu ditanggapi dengan berlebihan oleh Nadia.
"Karena dia
enggak protes kalau gue apa-apain, enggak kayak lo...," -Kev Mirrow- Hal. 361
"Jadi
begitu? Karena aku penurut makanya kamu...". -Eliana Candra- hal. 362
Bagusnya, novel ini ‘kan menceritakan Kev yang sedang sakit,
namun di akhir cerita dia nggak mati. Nah, menurutku itu benar-benar resolusi
yang bagus. Namun, aku nggak setuju adanya perubahan karakter Eli, Kev, dan
Nadia. Meskipun penulis tetap menuturkan kenapa mereka beruban, tetap saja
cerita jadi berbeda. Apalagi di karakter Eli, perubahannya benar-benar
signifikan.
Aku sudah mengincar novel ini sejak lama, karena aku terlalu
penasaran dengan latar belakang pekerjaan Kev, dan covernya yang menurutku
benar-benar unik. Warnanya yang hijau terlihat lebih segar dan gigitan
–maksudku potongan melengkung– di ujung cover juga membuatnya berbeda dengan novel-novel
di toko buku lainnya.
Akhirnya, aku menyematkan 2,3 dari 5 bintang untuk novel ini.
Maaf, ya! Semoga lain kali ada kesempatan membaca karya Lia Indra Andriana
lagi.
No comments:
Post a Comment