Bagiku, buku sudah menjadi bagian yang tak bisa di tinggalkan
dalam hidupku. Hampir setiap hari aku selalu menyisikan waktuku untuk membaca
buku, dan hampir kemanapun aku pergi, di dalam tasku selalu ada satu novel yang
menemaniku. Sekalipun aku lupa membawa novel,aku tetap bisa membaca, karena di ponselku
ada lebih dari sepuluh ebook yang siap aku buka saat aku jenuh menunggu waktu.
Namun, sejujurnya aku adalah pembaca yang cerewet dan
pemilih. Sepertinya ini disebabkan karena mutu novel yang aku baca semakin hari
semakin bagus, dan pilihan buku yang bisa aku baca semakin bervariasi. Kalau
dulu aku pasrah-pasrah saja mau membaca novel dengan gaya penulisan atau jalan cerita
seperti apapun, karena dulu novel yang aku baca hanya sebatas buku di
perpustakaan sekolah atau pinjam dari teman.
Menurutku, novel yang bagus bisa di lihat dari kulit luarnya,
alias covernya baru deh inti ceritanya. Semakin menarik covernya, semakin
membuat penasaran dan akhirnya mau nggak mau kita membaca blurd di belakang buku. Tapi, kadang aku masih kurang yakin dengan
cover dan blurdnya yang sudah bikin
penasaran. Dan jalan selanjutnya adalah mengecek review dari beberapa blog dan
melihat ratingnya serta komentar pembaca di goodreads. Semua itu aku lakukan
karena aku nggak mau kecewa sama apa yang aku beli.
Dan, akhir-akhir ini aku mulai jatuh cinta sama satu penerbit
yang bisa dibilang baru, dia adalah Penerbit
Haru. Alasannya, penerbit satu ini sering menerbitkan buku-buku terjemahan
dari pengarang Korea/Jepang. Penulisnyapun bukan sembarangan penulis. Mereka
biasanya memilih penulis yang punya standart tinggi seperti penulis novel Personal Taste Lee Sae In yang novelnya
saja sukses dijadikan Drama Korea. Dan, aku menyukai pilihan kalimat para
penerjemahnya. Karena meski novel-novel itu novel terjemahan, namun aku merasa
tetap nyaman membacanya. Berbeda saat aku membaca buku terjemahan lain yang
pilihan kalimatnya agak sulit dipahami. Selain itu, Penerbit Haru juga punya
standar yang bagus dalam memilih karya penulis lokal. Buktinya banyak novelnya
yang memiliki rating di atas 3 dan mendapat komentar positif dari pembacanya.
Novel Haru Koleksiku |
Aku sudah membaca 4 novel terbitan Haru, dan masih ada 4 buku
lagi yang sedang antri untuk dibaca. Dari 4 novel Haru yang sudah aku baca, aku
memberi nilai tertinggi pada novel The Chronicles of Audy yang reviewnya bisa dibaca disini.
Aku juga sangat menyukai kisah di Novel So, I Married the Anti-fan yang
menurutku penuh nilai-nilai positif yang menginspirasi, reviewnya bisa di baca
disini. Dan novel terakhir yang aku baca adalah Explicit Love Story, sebuah
novel dewasa yang punya cerita konyol namun sangat menarik dan unik, reviewnya
bisa dibaca disini.
Karakter novel-novel Penerbit Haru yang punya rasa berbeda di
setiap cerita dan desain cover yang sangat menarik inilah yang akhirnya membuat
aku terkena Haru syndrome. Wabah ini
membuat aku harus merubah daftar wishlist novel yang aku dambakan. Dan, beberapa
novel Penerbit Haru selalu ada dijajaran teratas. Seperti saat ini, wishlist
teratasku adalah Sweet Melody 1 dan 2, yang mulanya ditempati Explicit Love
Story. Novel ini sudah terkabul beberapa minggu yang lalu karena aku berhasil
menang lomba cerpen #terHARU yang diadakan @fiksimetropop yang bekerja sama
dengan Penerbit Haru.
Nah tulisan di atas inilah yang menjadi alasan aku kenapa aku
‘sok yakin’ mengajukan diri untuk mengikuti
Haru
Syndrome’s Waiting Room. Dan, merasa ‘sok pede’ untuk mengatakan “Haru,
yuk wawancarai aku aja!” Hehehehe
Nah, semoga dengan ikutsertanya
aku dalam Haru Syndrome’s Waiting Room
ini aku bisa sedikit memberi masukan pada Penerbit Haru dan bisa membuat aku
semakin mengenalnya.
cover2 novel terbitan Haru emang cakeps2 :D
ReplyDeleteYap, betul banget Indah. Aku pertama kali jatuh cinta sama novel-novel Penerbit Haru karena Cavernya, lho! Dan, ternyata ceritanya juga nggak mengecewakan :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Indah. :*