Penerbit : Orizuka
Penerbit
: Penerbit Haru
Tebal :
320 Halaman
Tahun
Terbit : 2013
Harga :
Rp 53.000
ISBN :
978-602-7742-21-5
Hidup ini selalu dipenuhi
kejutan, sekalipun kejutan itu tak selamanya benar-benar memukau. Tapi, jika
memang itu hal yang tak pernah terjadi, rasanya tetap saja seperti memenangkan
lotere beberapa juta. Sama seperti yang terjadi pada Audy Nagisa Mahasiswa UGM
jurusan Hubungan Internsional yang IP’nya tiba-tiba mendapat 3,7 dan dia tinggal
menyelesaikan Skripsi dengan sebaik-baiknya, maka dia akan lulus dan menjadi
sarjana.
Sayangnya, dia harus dipersulit
dengan masalah ekonomi. Orang tuanya dua kali terkena tipu, sehingga uang
kuliahnya pun ikut lenyap. Inilah yang membuatnya bertekat melamar pekerjaan
sebagai babysister di sebuah rumah di
kompleks Citra Jalan Kemuning No. 21. Rumah itu kemudian menjadi tempat
tinggalnya juga karena dia diusir dari tempat kosnya, karena tak bisa membayar
uang sewanya. Dan, ternyata rumah itu berpenghuni empat laki-laki berwajah
dewa.
Empat laki-laki inilah yang
kemudian disebut dengan 4R (Regan, Romeo, Rex, dan Rafael) empat bersaudara
yang mempunyai kepandaian di atas rata-rata dengan karakter masing-masing yang memorable.
The Chronicles of Audy adalah novel yang memiliki cita
rasa renyah di setiap bagiannya. Konflik-konflik yang dibangunnya pun terasa
kompleks, apalagi diramu dengan gaya bahasa yang sangat mudah diterima, membuat
novel ini tak bisa ditinggalkan walaupun sebentar. Bahkan, konflik yang
diciptakan penulis mampu membuatku berkaca-kaca. Aku mengaku, aku menangis
sekali saat Rafael minta maaf pada Rex karena dia membuat asma kakaknya kambuh.
Regan "R1" |
Di novel ini tokohnya memang
cukup banyak, namun penulis tidak pernah kehilangan fokusnya. Seperti Regan
yang nyaris sempurna terkesan tegas, dan pekerja keras. Dia membuat novel ini
memiliki karisma.
“….Kesimpulannya dia
ganteng. Rasanya aku sudah menyebut kata ini tadi, tapi aku tak keberatan
mengulanginya lagi.” – Audy – hal. 60
Romeo "R2" |
Lalu, Romeo yang pemalas dan cuek,
namun karakter cerianya membuat novel ini menemukan gairah.
"Bicara dengan Romeo
saat dia sedang sibuk bermain sama saja seperti bicara dengan tembok. Tembok mungkin malah lebih menyenangkan,
setidaknya mereka tidak berketombe." – Audy
– hal. 150
Sedangkan Rex, dia diceritakan
sebagai cowok yang pendiam, dan gila belajar. Rex inilah yang mambuat cerita
terasa cool dan memikat.
“Aku menghela nafas,
menduga anak ini belum pernah jatuh cinta─kecuali mungkin kepada rumus
logaritma.” – Audy – hal. 209
Rex "R3" |
Terakhir Rafael yang kadang
disapa Rafa, si kecil yang memiliki cara berfikir seperti orang dewasa. Dia adalah
anak yang kehilangan dunianya, dan Rafael ‘lah yang membuat novel ini
menggemaskan sekaligus membuatku terharu.
“Yah, dia memang masih
balita. Umurnya baru 4,5 tahun. Dia memang nggak kayak kebanyakan anak seumurannya. Bisa
dibilang, ia agak… istimewa.” – Regan – hal. 70
Ada satu tokoh inti yang tak
boleh di tinggalkan, Audy. Dia gadis kuat dan hangat. Namun, karakternya masih
kalah bercahaya dari 4R. Tapi, dari Audy kita bisa belajar banyak bahwa kita
tak boleh hanya diam dan membiarkan hidup kita terpuruk dengan masalah apapun.
Rafael "R4" |
"Sebisa mungkin, aku menahan diri agar tidak
menangis. Namun, air mataku tetap jatuh. Aku baru dua puluh dua tahun. Aku tidak tahu kalau hidupku akan jadi
seberat ini. Ini semua gara-gara orangtuaku. Atau mungkin..., ini salahku?"
– Audy – hal. 38
Audy juga seorang wonder women yang sudah menyelamatkan
dunia 4R dari kegelapan, membuat mereka berempat menemukan kembali kehangatan
di sebuah rumah.
Audy "A1" |
“… Tapi, semenjak kamu
datang semuanya jadi senang nongkrong di
ruang keluarga lagi. Semuanya jadi berisik. Semua itu karena kamu, Dy…” – Regan
– hal 215
Endingnya pun punya rasa yang
benar-benar membekas, dan tidak terasa menggantung walaupun kita tetap di buat
penasaran dengan sekuelnya. Dan kerennya di novel ini, kita akan sering
mendapat kejutan. Baik dari konflik-konflik yang terjadi, maupun tingkah polah
para 4R. Di jamin, kamu tak akan pernah bosan membacanya
"Saat mencapai
pagar, aku melirik kotak pos yang bertuliskan 4R. Pikiranku jadi melayang ke
satu bulan lalu saat aku pertama kali menginjak pekarangan rumah ini. Saat itu, tidak pernah sekali pun aku menyangka
akan bisa mengenal mereka, tinggal dengan mereka, dan..., menyayangi mereka."
– Audy – hal. 301
Jadi, aku tak pernah ragu-ragu
menyematkan nilai 4,7 dari 5 bintang untuknya. Dan, aku benar-benar penasaran
dengan kelanjutan seri ini. Ayo, Kak Orizuka, semangat bikin lanjutannya ya?!
Di tunggu banget lho!
Baca Resensi Seri Kedua "The Chronicles of Audy : 21" disini
Baca Resensi Seri Kedua "The Chronicles of Audy : 21" disini
tulisannya bagus-bagus mbak...aku suka baca blognya :)
ReplyDeleteHalo Halisa, terima kasih ya mau berkunjung. Aku seneng kalau kamu suka. Sering-sering berkunjung. Aku akan sangat senang sekali kalau kamu mau sekalian memberiku masukan di tulisan-tulisanku juga. :D
ReplyDeleteEh, ini udah dimasukkin ke Orizuka’s Book Reading Challenge 2014 belum?
ReplyDeletehttp://luckty.wordpress.com/2014/01/04/orizukas-book-reading-challenge-2014/
Saya nggak ikut yang challenge itu :D
ReplyDeleteBedah Buku Polines 2015 bersama ORIZUKA "The Chronicles of Audy : 4R" akan diadakan hari minggu, 22 Maret 2015 di Ruang Serba Guna Politeknik Negeri Semarang. Fasilitas : e-sertificate, photosession, book signature, snack, and many more. Tiket tanpa Novel : Rp30.000,- dan tiket + Novel : Rp70.000,- . Untuk pembelian tiket dapat langsung ke kesektariatan Himpunan Mahasiswa Elektro Polines di gedung PKM Lama polines atau hubungi 089638589282 / 081994925117. terima kasih.
ReplyDeletemaaf kk numpang promosi :)
ijin dong buat tugas resensi bindo. makasih bgt yaaa wkkkkk
ReplyDeleteoo iya selain itu tulisannya bagus bagus kak, suka bacanya
ReplyDelete