Thursday, August 1, 2013

Resensi - THE CHRONICLES OF AUDY “Pintu Masuk Dunia 4R”




Penerbit : Orizuka
Penerbit : Penerbit Haru
Tebal : 320 Halaman
Tahun Terbit : 2013
Harga : Rp 53.000
ISBN : 978-602-7742-21-5
Hidup ini selalu dipenuhi kejutan, sekalipun kejutan itu tak selamanya benar-benar memukau. Tapi, jika memang itu hal yang tak pernah terjadi, rasanya tetap saja seperti memenangkan lotere beberapa juta. Sama seperti yang terjadi pada Audy Nagisa Mahasiswa UGM jurusan Hubungan Internsional yang IP’nya tiba-tiba mendapat 3,7 dan dia tinggal menyelesaikan Skripsi dengan sebaik-baiknya, maka dia akan lulus dan menjadi sarjana.
Sayangnya, dia harus dipersulit dengan masalah ekonomi. Orang tuanya dua kali terkena tipu, sehingga uang kuliahnya pun ikut lenyap. Inilah yang membuatnya bertekat melamar pekerjaan sebagai babysister di sebuah rumah di kompleks Citra Jalan Kemuning No. 21. Rumah itu kemudian menjadi tempat tinggalnya juga karena dia diusir dari tempat kosnya, karena tak bisa membayar uang sewanya. Dan, ternyata rumah itu berpenghuni empat laki-laki berwajah dewa.
Empat laki-laki inilah yang kemudian disebut dengan 4R (Regan, Romeo, Rex, dan Rafael) empat bersaudara yang mempunyai kepandaian di atas rata-rata dengan karakter masing-masing yang memorable.
The Chronicles of Audy adalah novel yang memiliki cita rasa renyah di setiap bagiannya. Konflik-konflik yang dibangunnya pun terasa kompleks, apalagi diramu dengan gaya bahasa yang sangat mudah diterima, membuat novel ini tak bisa ditinggalkan walaupun sebentar. Bahkan, konflik yang diciptakan penulis mampu membuatku berkaca-kaca. Aku mengaku, aku menangis sekali saat Rafael minta maaf pada Rex karena dia membuat asma kakaknya kambuh.
Regan "R1"
Di novel ini tokohnya memang cukup banyak, namun penulis tidak pernah kehilangan fokusnya. Seperti Regan yang nyaris sempurna terkesan tegas, dan pekerja keras. Dia membuat novel ini memiliki karisma.

“….Kesimpulannya dia ganteng. Rasanya aku sudah menyebut kata ini tadi, tapi aku tak keberatan mengulanginya lagi.” – Audy – hal. 60
Romeo "R2"
Lalu, Romeo yang pemalas dan cuek, namun karakter cerianya membuat novel ini menemukan gairah.
"Bicara dengan Romeo saat dia sedang sibuk bermain sama saja seperti bicara dengan tembok. Tembok mungkin malah lebih menyenangkan, setidaknya mereka tidak berketombe." – Audy – hal. 150
 Sedangkan Rex, dia diceritakan sebagai cowok yang pendiam, dan gila belajar. Rex inilah yang mambuat cerita terasa cool dan memikat.
“Aku menghela nafas, menduga anak ini belum pernah jatuh cinta─kecuali mungkin kepada rumus logaritma.” – Audy – hal. 209

Rex "R3"
Terakhir Rafael yang kadang disapa Rafa, si kecil yang memiliki cara berfikir seperti orang dewasa. Dia adalah anak yang kehilangan dunianya, dan Rafael ‘lah yang membuat novel ini menggemaskan sekaligus membuatku terharu.
“Yah, dia memang masih balita. Umurnya baru 4,5 tahun. Dia memang nggak  kayak kebanyakan anak seumurannya. Bisa dibilang, ia agak… istimewa.” – Regan – hal. 70
Ada satu tokoh inti yang tak boleh di tinggalkan, Audy. Dia gadis kuat dan hangat. Namun, karakternya masih kalah bercahaya dari 4R. Tapi, dari Audy kita bisa belajar banyak bahwa kita tak boleh hanya diam dan membiarkan hidup kita terpuruk dengan masalah apapun.
Rafael "R4"
"Sebisa mungkin, aku menahan diri agar tidak menangis. Namun, air mataku tetap jatuh. Aku baru dua puluh dua tahun. Aku tidak tahu kalau hidupku akan jadi seberat ini. Ini semua gara-gara orangtuaku. Atau mungkin..., ini salahku?" – Audy – hal. 38

Audy juga seorang wonder women yang sudah menyelamatkan dunia 4R dari kegelapan, membuat mereka berempat menemukan kembali kehangatan di sebuah rumah.
Audy "A1"
“… Tapi, semenjak kamu datang semuanya jadi senang nongkrong  di ruang keluarga lagi. Semuanya jadi berisik. Semua itu karena kamu, Dy…” – Regan – hal 215

Endingnya pun punya rasa yang benar-benar membekas, dan tidak terasa menggantung walaupun kita tetap di buat penasaran dengan sekuelnya. Dan kerennya di novel ini, kita akan sering mendapat kejutan. Baik dari konflik-konflik yang terjadi, maupun tingkah polah para 4R. Di jamin, kamu tak akan pernah bosan membacanya
"Saat mencapai pagar, aku melirik kotak pos yang bertuliskan 4R. Pikiranku jadi melayang ke satu bulan lalu saat aku pertama kali menginjak pekarangan rumah ini. Saat itu, tidak pernah sekali pun aku menyangka akan bisa mengenal mereka, tinggal dengan mereka, dan..., menyayangi mereka." – Audy – hal. 301

Jadi, aku tak pernah ragu-ragu menyematkan nilai 4,7 dari 5 bintang untuknya. Dan, aku benar-benar penasaran dengan kelanjutan seri ini. Ayo, Kak Orizuka, semangat bikin lanjutannya ya?! Di tunggu banget lho!

Baca Resensi Seri Kedua "The Chronicles of Audy : 21" disini

7 comments:

  1. tulisannya bagus-bagus mbak...aku suka baca blognya :)

    ReplyDelete
  2. Halo Halisa, terima kasih ya mau berkunjung. Aku seneng kalau kamu suka. Sering-sering berkunjung. Aku akan sangat senang sekali kalau kamu mau sekalian memberiku masukan di tulisan-tulisanku juga. :D

    ReplyDelete
  3. Eh, ini udah dimasukkin ke Orizuka’s Book Reading Challenge 2014 belum?
    http://luckty.wordpress.com/2014/01/04/orizukas-book-reading-challenge-2014/

    ReplyDelete
  4. Saya nggak ikut yang challenge itu :D

    ReplyDelete
  5. Bedah Buku Polines 2015 bersama ORIZUKA "The Chronicles of Audy : 4R" akan diadakan hari minggu, 22 Maret 2015 di Ruang Serba Guna Politeknik Negeri Semarang. Fasilitas : e-sertificate, photosession, book signature, snack, and many more. Tiket tanpa Novel : Rp30.000,- dan tiket + Novel : Rp70.000,- . Untuk pembelian tiket dapat langsung ke kesektariatan Himpunan Mahasiswa Elektro Polines di gedung PKM Lama polines atau hubungi 089638589282 / 081994925117. terima kasih.

    maaf kk numpang promosi :)

    ReplyDelete
  6. ijin dong buat tugas resensi bindo. makasih bgt yaaa wkkkkk

    ReplyDelete
  7. oo iya selain itu tulisannya bagus bagus kak, suka bacanya

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos