Sunday, July 31, 2016

[Review] PENGANTIN PENGGANTI – Astrid Zeng




Penerbit : Gramedia
Genre : Amore, Fiksi, Romance
Kategori : Adult, Perjodohan
Terbit : Maret 2016 (Cetakan Kedua)
Tebal : 264 hlm
ISBN : 978 – 602 – 03 – 2583 – 5
Harga : Rp. 63.000

“Aku sudah melakukan hal gila. Setuju menikahi laki-laki yang baru beberapa menit aku temui dan sekarang kamu mengatakan bahwa untuk acara pernikahan, aku hanya perlu datang tanpa mempersiapkan apa pun.” – Beatrice – hlm. 29

Nico hampir menikahi tunangannya, Benita. Namun, beberapa bulan sebelum pernikahan itu, Benita memutuskan membatalkan pernikahan dan memilih melanjutkan sekolahnya di luar negeri.
Nico tidak ingin keluarganya malu, maka dia menyetujui perjodohannya. Namun, ini hanya cara yang digunakan Nico sekedar untuk mengulur waktu sampai kekasihnya kembali, dan dia akan menikahinya seperti rencananya semula.
“Aku berencana menunggu tunanganku pulang sekaligus menutupi rasa malu orang tuaku. Kamu berencana menunggu beberapa tahun lagi untuk mencari laki-laki yang tepat sambil berharap orangtuamu tidak menganggumu dengan segala upaya mengenalkanmu pada laki-laki yang mereka anggap pantas.” – Nico – hlm. 28

Beatrice, menganggap ide keluarganya untuk menjodohkan dia, adalah hal konyol. Namun, saat mendengar kata-kata Nico – pria yang dijodohkan dengannya – membuat Beatrice berubah pikiran.
Selama ini, keluarganya sangat protektif. Beatrice dan kedua adiknya tidak bisa bergerak dengan leluasa. Beatrice berharap, saat dia sudah menikah, dia akan terbebas dari penjara keluarganya.
Hanya satu tahun, Nico dan Beatrice melakukan perjanjian untuk menjadi suami istri hanya satu tahun, sampai kekasih Nico kembali. Namun, kedekatan mereka yang dibangun perlahan, benarkah hanya sekedar sandiwara? Perasaan tak pernah bisa diatur. Akan ada kejutan besar dalam hubungan mereka, kita semua pasti tahu itu sejak awal bukan?
“Ia  terlanjur membiarkan perasaannya larut sebagai istri. Meski baru sebulan mereka bersama, Nico sangat jelas mencintai Benita. Beatrice dengan bodohnya mengijinkan perasaan sukanya kepada Nico tumbuh dan berkembang. Membiarkan hatinya berharap sesuatu dapat berubah satu tahun ke depan.” – hlm. 141



Pengantin Pengganti, punya tema yang klise – perjodohan. Namun, ceritanya sangat krispi, kriuk-kriuk kayak kripik tempe. Ini berkat karakter Beatrice yang nggak bisa diam, ada saja ulahnya. Dan, saat menikah pun, karakternya tidak berubah banyak.  
Kalau Beatrice itu banyak tingkah, Nico lebih kalem, irit omong, namun terkesan dingin. Jujur, aku tidak terlalu jatuh hati pada sosok Nico. Penggambaran kerennya kurang, padahal penulis mengatakan Nico itu tipe cowok yang membuat mata cewek meliriknya.
Berdasarkan cerita, Nico ini juga minim ekspresi. Kadang, aku malah suka sama cowok kayak begini. Tapi, karena penulis kurang bisa membuat Nico terbayang diimajinasiku, jadi kurang berkesan, deh.
Yang bikin aku suka sama novel ini adalah, ada saja hal yang seru diantara Beatrice dan Nico. Sampai-sampai aku penasaran, akan ada hal apa lagi di antara mereka, ya?
Namun, jika dicermati, novel ini punya beberapa kekurangan, seperti kurangnya penggambaran cerita dari sudut pandang Nico. Hampir semuanya diceritakan dari sudut pandang Beatrice.
Lalu, saat pertemuan Nico dan Benita, penulis tidak menampilkan adegan Nico dan Benita yang sedang makan siang, atau interaksi lainnya. Mungkin, penulis ingin memunculkan rasa penasaran pembaca, masih adakah hubungan antara mereka berdua? Rasa yang sama seperti yang dirasakan Beatrice. Kalau seperti ini, kenapa nggak pakai sudut pandang Beatrice aja. Jangan pakai sudut pandang orang kedua.
Untuk bagian pembuka, bagian ini juga kurang menarik perhatianku pada pandangan pertama. Untunglah, setelah Nico dan Beatrice menikah, ceritanya berubah jadi menarik.
Aku suka cara bercerita penulis yang terkesan to the point, nggak muter-muter. Bahasanya juga enak. Alurnya cepat, dan makin ke belakang, keseruannya makin meningkat.
Menurutku, aku masih kurang puas sama endingnya. Masih bisa dibuat satu epilog, nih, kayak di novel-novel Astrid Zeng lainnya. Dibuat pesta anniversary Nico dan Beatrice atau ada adegan romantis khas Astrid Zeng seperti biasanya. *Ups, spoiler, ya?* Yang jelas, jangan selesai pas di situ doang. Kurang, mbak…kurang!
Oh iya, biasanya Astrid Zeng membuat cerita novelnya seperti sedikit berbau dongeng, seperti Sleepaholic Jatuh Cinta cocok dengan dongeng Putri Tidur, kalau Suami Sempurna Untuk Tathiana cocok dengan dongeng Tangled Rapunzel, Bella and The Beast cocok dengan dongeng Beauty and The Beast, Cindy and the Playboy Prince cocok dengan Cinderella, Terpikat sang Playboy cocok dengan Putri salju. Kira-kira, ada yang bisa memberitahuku, novel ini cocok dengan dongeng yang mana? Atau khusus novel yang ini, penulis tidak mengaitkan dengan satupun dongeng?
Tunggu sebentar, mungkinkah The Little Mermaid? 
Ingat bukan, si Gadis Mermaid pura-pura hilang ingatan agar bisa tetap dekat dengan sang pangeran. Nah, si Beatrice kan juga pura-pura hilang ingatan agar Nico tidak meninggalkan dia. Pas, kan?
Ratingnya, 3,4 dari 5 bintang. 
Kira-kira, setelah novel ini siapa lagi yang akan muncul? Sepertinya Bibiana. Trus, dengan siapa ya dia diceritakan? Jadi pengin buka novel Bella and The Beast lagi, karena di sana, kan, Bibiana dan Beatrice diceritakan sudah menikah.


Review tambahan :
Saking penasarannya, akhirnya aku buka lagi novel Bella and the Beast. Kutemukan sebuah paragraf yang harus kalian simak di novel tersebut, “Hadi menghela napas terdiam menatap kedua putrinya lekat-lekat. Dia masih ingat saat Beatrice menikah muda dengan seorang pengusaha terkenal, dan Bibiana yang sempat membuat heboh karena menikah mendadak dengan seorang musisi internasional. Keduanya melangsungkan pernikahan setelah melarikan diri darinya…” – Bella and the Beast – hlm. 9 

Di novel itu, Beatrice menikahi seorang pengusaha terkenal, bukan dokter. Padahal, di novel ini, jelas-jelas disebutkan bahwa Nico adalah seorang dokter. Nah, ini penulisnya lupa atau gimana? Duh, bikin janggal cerita saja.
Dari pada bikin kesalahan, mending kemarin bikin nama tokoh lain saja. Atau, kalau mau bikin benang merah dari kisah-kisah sebelumnya, buka lagi buku yang ada hubungannya dengan tokoh yang diceritakan.
Sudahlah, anggap saja, Mbak Astrid Zeng sedang lupa dengan siapa seharusnya Beatrice menikah.

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos