Tuesday, June 28, 2016

[Review] REVAN & REINA – Christa Bella



Penerbit : Ikon (Imprit Penerbit Serambi)
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult, Wattpad
Terbit : Juni 2016
Tebal : 286 hlm
ISBN : 978 – 602 – 74653 – 0 – 5
Harga : Rp. 65.000

Revan mengenal Reina sejak kecil. Kedekatan mereka berkembang sangat pesat menjadi hubungan asmara, meskipun usia Reina lebih tua daripada Revan.
Revan pun tahu, selama ini ada sosok lain di hati Reina, Fabian. Cowok itu tiba-tiba pergi begitu saja dan meninggalkan goresan di hati Reina. Dan, saat itupun tiba, Fabian kembali hadir dalam hidup Reina. Ada kegelisahan tersendiri di hati Revan, karena Revan sangat mencintai Reina. Dia takut kehilangan kekasihnya.
“Kadang emang begitu, ya? Kalau udah terlalu lama merasa memiliki eh, baru sadar kalau ternyata selama ini bukan punya kita.” – Fabian – hlm. 95

Di sisi lain, ada sosok cewek yang diam-diam mencintai Revan, Dira. Hati gadis ini sering kali melambung saat mendapatkan perhatian kecil dari Revan. Dira tidak tahu saja, ada Reina di hati Revan.
Lalu, seperti apa hubungan mereka selanjutnya? Apakah jalur yang mereka tempuh tetap sama atau akhirnya berbelok?
“Yang pasti akan selalu ada cara untuk kembali ke rumah. Serumit apapun jalan yang harus mereka tempuh demi mencapainya.” – hlm. 271

Revan & Reina, novel yang saat cetak pertama sudah dibaca empat juta kali. Jelas, fakta tersebut membuat aku sebagai pembaca berharap banyak, novel ini bisa memenuhi persepsiku tersebut.
Bisa dibilang, karakter Revan jadi daya tarik di novel ini. Tingkahnya yang seenaknya, childish, kata-kata yang asal nyeplos dari bibir dan tangannya – kalau lagi chatting sama temen-temannya dan Reina – bener-bener bikin ngakak. Tapi jangan pandang sebelah seorang Revan. Meskipun tingkahnya kayak begitu, dia bisa jadi cowok dewasa yang bisa sabar dan sangat mencintai Reina dengan caranya yang nggak ada sweet-sweet-nya tapi malah jadi sweet.
Reina memang lebih dewasa daripada Revan. Sesekali, kedewasaannya benar-benar terasa. Dia bagaikan kakak untuk Revan, cuma dia kadang bisa jadi tak kalah childish dari Revan.
“Nana Dalam”, ini panggilan sayang Revan buat Reina. Awalnya rada mikir, tapi pas sadar langsung ngakak. Nana Dalam ternyata pelesetan dari C***NA DA**M. Pantesan si Nana alias Reina kesel banget kalau dipanggil begitu.
Untuk konflik, aku merasa konfliknya sangat sangat datar. Nggak pecah sama sekali. Termasuk penyelesaiannya yang dibuat selesai begitu saja. Aku tegaskan, daya tarik novel ini terletak pada interksi Revan dan Reina, juga Revan dan teman-temannya. Bisa juga dibilang, daya tariknya ada pada kehidupan Revan. Dia benar-benar menampilkan kehidupan super renyah. Bikin kangen masa-masa SMA.
Siapapun yang baca chat Revan and the gank pasti ketawa ngakak. Bahasanya itu bener-benar bahasa cowok. Padahal yang nulis cewek, lho. Tapi, aura cowoknya benera-benar sangat meyakinkan.
Kehadiran Dira dan Fabian kurang membuat konflik jadi greget. Padahal, masalah yang di bawa Fabian ini harusnya bisa mengundang intrik, apalagi kehadiran Dira yang diam-diam suka sama Revan.
Aku juga kurang suka adanya kebetulan dalam siklus hubungan Revan, Reina, Fabian dan Dira. Kesannya, hidup selalu penuh kebetulan. Termasuk adanya penyakit di tengah hubungan mereka – klise abis.
Aku menemukan adegan yang mis. Di halaman 60 paragraf ketiga, “…Sesungguhnya ia merasa sangat canggung berada di dekat Dira sejak insiden di taksi kemari…” Seingatku, nggak ada insiden yang melibatkan taksi, deh. Kalau insiden di depan kafe saat Revan menegur Dira yang roknya tembus, nah itu ada.
Juga kesalahan setting di halaman 195 pada paragraf pertama, disebutkan bahwa saat itu sedang hujan. Tapi, kenapa pas paragraf kedua malah disebutkan seperti ini, “Akhirnya Reina pun membalikkan tubuhnya dan di tengah remang-remang cahaya bulan, ia melihat siluet tubuh seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap sedang berdiri menaungi dirinya dari curahan hujan…”.
Setahu aku, kalau hujan sudah pasti mendung, dan cahaya bulan tak mungkin bisa sampai ke bumi. Kecuali hujannya siang, kadang matahari masih kelihatan. Tapi, kalau malam sudah pasti bulan nggak akan kelihatan.
Aku suka sekali desain layout di setiap lembar. Dan, aku suka covernya, cuma aku merasa cover nggak pas sama isi cerita.
Ratingnya 2,1 dari 5 bintang.

Monday, June 27, 2016

[Review] SUNSET HOLIDAY – Nina Ardianti & Mahir Pradana



Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Traveling
Terbit : 2015
Tebal : X + 470 hlm
ISBN : 979 – 780 – 818 – 1
Harga : Rp. 77.000

Audy, benar-benar nekat saat memutuskan pergi sendirian menjelajahi Eropa lewat itinerary impiannya. Dan sialnya, baru saja dia sampai di Paris dan berencana langsung ke Brussels, dia malah ketinggalan kereta. Padahal, Audy sudah booking penginapan di sana.
Rencana Audy berantakan. Jelas saja dia langsung panik, karena tak banyak pengalamannya untuk bertualang sendirian seperti ini.
Sepertinya, nasib Ibrahim alias Ibi juga sedang sial. Dia ketinggalan kereta ke Brussels, persis yang dialami oleh Audy. Dan, dua orang ini bertemu di Menara Eiffel.
Karena keisengan Ibi yang membantu Audy menawar gantungan kunci, membuat keduanya jadi berinteraksi lebih. Kemudian, berlanjut untuk membantu Audy mengambil foto berlatar belakang Menara Eiffel, lalu mencarikan Audy tempat makan, akhirnya mereka malah menjadi teman perjalanan berkeliling Eropa.
“Iya. Ketemu kamu tidak ada di dalam skenario perjalananku. Tapi, diperjalananku ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku.” – Audy – hlm. 300

Ibi yang seorang wartawan lepas sebuah website olahraga sebenarnya ingin ke Roma untuk meliput sebuah pertandingan. Namun, entah kenapa saat bertemu Audy dan melihat seperti apa implusifnya cewek ini, Ibi jadi tertarik untuk masuk dalam itinerary perjalanan Audy.
Petualangan mereka di mulai dari Paris, Amsterdam, Munich, Belin, Praha, Venezia, Roma, Barcelona, dan kembali lagi ke Paris. Dan, perjalanan ini akhirnya tidak hanya milik Audy, namun juga milik Ibi.
Ini bukan sekedar perjalanan keliling Eropa. Tapi, ini perjelanan saling mengenal antar dua orang yang begitu asing dan tiba-tiba bisa sangat begitu dekat dan saling bergantung. Lalu, sebenarnya apa yang ada di balik hati mereka? Sekedar teman perjalanan atau sudah melebihi dari pada itu?
“Setiap orang punya perjalanan sendiri, Ta. Di dalam perjalanan itu, kamu akan merasa seperti butiran debu kosmik yang sedang berputar di alam semesta ini. Nggak spesial. Nggak berharga. Jadi kamu pasti akan tertarik pada orang pertama yang datang menghampiri kamu dengan sikap sopan, baik, penampilan keren dengan fisik menawan.” – Audy – hlm. 138

Sunset Holiday, novel romance yang dibungkus dengan kisah perjalanan di beberapa negara Eropa. Menampilkan sosok Audy yang nekat jalan-jalan sendiri ke Eropa, padahal dia itu baca arah saja bingung. Implusif banget, deh, dia ini.
Trus diduetkan sama Ibi alias Ibrahim Taulani, cowok yang masih aja betah di Swiss padahal udah dua tahun lulus S2. Sebenarnya, belum lulus sih, karena dia belum mendaftar untuk wisuda. Alasannya, biar bisa tetap di Swiss dengan menggunakan visa pelajarnya. Ibi ini malas pulang, dia menyukai dunia jurnalis hingga rasanya dia malas untuk melaksanakan kwajibannya menjadi penerus perusahaan keluarga.
Membaca novel ini, berasa baca catatan perjalanan. Seru, banyak hal yang menambah pengetahuanku tentang kota-kota indah di Eropa sana. Termasuk, tahu kalau di Paris juga banyak penjual asongan yang dikejar-kejar kamtib.
Sayang novel ini kurang challenge. Terlalu fokus sama kisah perjanannya hingga terasa samar menampilkan konflik, koflik yang sedikit mengguncang pembaca agar cerita lebih seru.
Memang ada beberapa konflik yang dimunculkan, namun itu masalah-masalah dalam perjalanan seperti Audy yang ketinggalan kereta saat ingin ke Brussels, nggak dapat penginapan, sampai kecopetan, dan beberapa masalah lain yang nggak enak disebut semuanya karena takut jadi spoiler.
Aku mau ada konflik lebih antara Audy dan Ibi, yang nggak klise, dan bikin segar. Sebenarnya, ada satu konflik yang memicu rasa cemburu Ibi pada Audy. Namun, kurang cetar, kurang dijadikan sebuah konflik yang empuk. Oke..oke…semakin ke belakang, konflik antara Ibi dan Audy memang semakin memuncak, tapi nggak pecah.
Novel ini asik, karena seperti yang aku bilang tadi, bisa menambah pengetahuanku. Aku yang penyuka traveling dan bermimpi bisa keliling Eropa juga sangat menikmati perjalanan backpacking go-show dimana mereka nggak punya tujuan tetap. Jadi, banyak kejutan yang dihadirkan dari serunya mendatangi  berbagai tempat, mencicipi makanan-makanan khas di negara tersebut, sampai serunya menikmati perjalanan untuk sampai ke tempat yang mereka tuju.
Novel ini dibawakah oleh dua orang, dari sudut pandang Audy dan Ibi yang ditulis oleh dua orang berbeda. Audy oleh Nina Ardianti, dan Ibi oleh Mahir Pradana.
Aku masih menyukai ciri khas tulisan Nina Ardianti, ringan dengan bahasa yang membumi. Kali ini, aku juga suka cara bercerita Mahir Pradana. Kemarin waktu membaca Here, After aku kurang srek. Tapi, kali ini dia berhasil duet dengan seorang Nina Ardianti. Mereka beneran bisa menyatu dengan cukup baik.
Mungkin, chemistry bulir-bulir cinta kali, ya. Kan, setelah novel ini terbit, mereka akhirnya…ahem…menuntaskan ending Sunset Holiday dengan super sweet. Mereka menikah!!! Yap, Nina Ardianti akhirnya menikah dengan Mahir Padana.
Jujur, aku kaget banget saat dikirimi adikku screenshot foto pernikahan Nina dan Mahir yang diambil dari Instagram Nina Ardianti. Wao…Nina nikah sama Mahir. Wao… sampai aku jadiin status di BBM-lho. Dan, banyak yang komen. Mereka juga sama terkejutnya denganku.
Jadi, saat baca novel ini, entah kenapa aku jadi terbayang Audy itu Nina Ardianti. Mereka kan sama-sama punya pipi chubby. Dan, aku kesulitan untuk nggak membayangkan Mahir adalah Ibi. Adu, padahal Ibi kan tinggi dan wajah Arab-nya cukup kental pula.   Dan Mahir, dia nggak punya wajah Arab sama sekali – kayaknya.
Akhirnya, aku memutuskan memberi 2,8 dari 5 bintang untuk novel ini.

Monday, June 20, 2016

[Review] I NEED YOU – Yoana Dianika



Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult, Seri Love Cycle
Terbit : 2015
Tebal : viii + 320 hlm
ISBN : 979 – 979 – 780 – 5
Harga : Rp. 55.000
“Mungkin, hidup itu pada dasarnya seperti permainan catur. Kalau sejak awal langkah yang diambil bagus, ke belakang pastinya juga akan mulus – walaupun terkadang menghadapi rintangan di tengah permainan.” – hlm. 145

Amalia – Amal – dia sangat tahu, hatinya teramat kosong setelah teman masa kecilnya pindah ke Jakarta tanpa berpamitan padanya.
Hingga, tiba-tiba saja, seseorang hadir di hadapannya lagi. Hati Amal bergetar, dia Ivanov –Ivan – temannya yang dulu. Sekarang, dia lebih tinggi dan lebih tampan.
Persahabatan itu berlanjut, masih terasa sama mengasyikannya seperti dulu. Namun, semua berubah saat Izz muncul. Ada sesuatu yang terjadi pada Ivan, sesuatu yang ditimbulkan dari kemunculan Izz.
“Manusia hanya selalu berkomentar pada apa yang terlihat di luar. Mereka tidak tahu, betapa menderitanya aku jika berada di samping Ivan. Aku takut mengharapkan Ivan.” – Amalia – hlm. 104

Amal tidak menyukai perasaan ini, karena Amal menyadari seperti apa posisi Ivan di hatinya. Tapi, dia tak bisa mencegah apapun yang terjadi pada Ivan dan Izz. Amal berusaha menutup perasaannya, namun dia tetap saja merasa sakit.
Dan, waktu membawa Amal bertemu band pujaannya – The Dusk. Seperti sebuah keberuntungan, Amal bisa berada begitu dekat dengan Sev – vokalis The Dusk. Bahkan, Amal bisa mengikuti audisi untuk menggantikan gitaris The Dusk yang keluar dari band.Yang  tidak Amal ketahui, ada sesuatu yang membuat dia begitu mudah dekat dengan The Dusk, sesuatu dari masa lalu yang belum usai.
Lalu, apakah Amal bisa menerima hubungan Ivan dan Izz? Dan, bagaimana reaksi Amal saat tahu hubungan dia dengan salah satu personil The Dusk di masa lalu?
“Yang harus kamu lakukan Amal, saat sulit, hiduplah dengan tegar – dengan begitu kamu akan menjadi kuat.” – Sev – hlm. 273

I Need You, seri kedua dari Love Cycle. Bercerita tentang Amal yang merasa kehilangan sahabatnya. Bisa dibilang, yang terjadi pada Amal bukan sesuatu yang langka. Dan, itulah rumitnya bersahabat dengan lawan jenis. Hanya beberapa orang yang bisa mempertahankan persahabatan itu tetap pada posisinya. Dan aku termasuk yang bisa mempertahankan posisi itu tanpa terganggu dengan rasa cinta. Meskipun, salah satunya tetap hengkang walaupun masalahnya bukan karena ada cinta di antara persahabatan. *Nah, malah curcol*
Aku suka cara bercerita Yoana Dianika, ringan, mengalir, dan membuat kecanduan hingga sulit untuk berhenti membacanya.
Karakter Amal yang mandiri, pemberani, dan energik membuat pembaca ikut bersemangat. Namun, meski Amal terlihat kuat, tetap saja dia menangis saat patah hati, manusiawi sekali.
Nama Amal aku pikir cowok saat pertama membaca novel ini. Karena aku punya saudara bernama Amal, dan dia cowok. Harusnya, Penulis menyebut Amalia diawal cerita. Jadi, pembaca nggak salah tangkap.
Sedangkan Ivan, aku merasa dia itu raja PHP. Dengan santainya dia memperlakukan Amal bagitu manis, seperti memberinya harapan lebih. Tapi, diam-diam dia menyukai Izz. Kalau dia memang sahabat yang baik, dia harusnya tahu posisinya. Kalau dia memang menyukai Izz, harusnya dia bilang pada Amal, minimal dia tak lagi memperlakukan Amal seperti itu.
Aku malah suka karakter Dhamar, teman satu klub catur Amal. Meski dia satu tingkat di bawah Amal, namun damar itu dewasa, bijak, dan pintar. Sosok sahabat yang baik itu sepertinya seperti Dhamar ini. Tak perlu bersikap manis dan perhatian berlebihan, cukup ada disaat susah dan senang, juga mau memberi masukan dan nasihat untuk kebaikan sahabatnya.
Peraturan tidak tertulis dalam bersahabat dengan lawan jenis adalah, jangan sampai bersikap kelewat batas. Perhatian dan sikap yang terlalu manis malah akan memancing rasa lebih untuk sang cewek. Karena, pada dasarnya cewek itu gampang terbawa perasaan. Jadi, hati-hatilah bersikap. Sedangkan untuk yang cewek, jangan gampang ge’er. Kalau tidak, kamu akan membuat persahabatan itu berantakan.
The Dusk, sejak awal aku sudah menebak siapa sebenarnya Sev itu. Dan, aku benar!
Dalam novel ini, ada beberapa part yang mengajak kita kembali ke masa kecil Amal. Di mana dia memiliki teman yang mempunyai panggilan Bos. Bos ini selalu ingin menang, sok kuat, dan suka sekali membuat Amal kesal.
Ngomongin tentang Sev, aku merasa bagian dia sangat kurang. Padahal, kalau melihat sinopsisnya, Sev ini bagian penting dalam cerita. Aku cukup penasaran dengan tokoh ini. Andaikan penulis mau mengeksplor lebih, Sev pasti lebih menarik dari Ivan. Sebenarnya, aku memang nggak suka sama Ivan sih. Aku lebih suka pada Dhamar.
Aku semakin tertarik dengan novel ini karena setting kota tempat Amal tinggal, Ponorogo Jawa Timur. Sebuah kota yang letaknya lumayan dekat dengan kota tempatku tinggal. Dan kota Ponorogo lumayan sering aku singgahi karena belakangan muncul tempat-tempat menarik yang wajib dieksplor.
Mulanya, aku kecewa kenapa Penulis tidak mengeksplor lebih Ponorogo. Ternyata, di bagian belakang, penulis mulai menyebutkan ciri khas kota ini, mulai dari tradisi Grebek Suro dan Reog Ponorogo.
Menurutku, penyelesaian novel ini sangat bagus, tidak bisa ditebak, dan cukup mengejutkan meskipun aku tidak terkejut. Dan, endingnya menuntut pembaca untuk berpikir sendiri bagaiman akhir Amalia.
Rating novel ini 4,3 dari 5 bintang. Yap, aku suka novel ini.

Saturday, June 18, 2016

[Review] PLAYBOY’S TALE – Jenny Thalia Faurine



Penerbit : Elex Media
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Wattpad
Terbit : 2014
Tebal : 376 hlm
ISBN : 978 – 602 – 02 – 4474 – 7
Harga : Rp. 63.800


Cinta untuk keempat pria lajang berikut : Dana, Gara, Rama dan Saka – bukan hal yang mudah untuk ditemukan, meskipun mereka mempunyai title playboy. Namun, saat cinta itu sudah di depan mata, banyak sekali rintangan yang menghalangi mereka.
“Lalita, laki-laki yang selama ini berkeliaran bebas, sebenarnya hanya laki-laki yang ingin merasa diingkinkan oleh perempuan, laki-laki yang justru lebih senang diikat dan mengikat oleh satu perempuan.” – Rama – hlm. 217

Dana, seorang arsitek yang menemukan wanita idamannya di sebuah klub malam. Wanita itu sedang duduk tertidur di sebuah kursi bar, dan Dana dengan santainya mencium wanita itu. Tak terjadi apapun, wanita itu tetap tidur. Ada yang aneh, tak ada wanita manapun yang tidak bangun saat Dana mencium.
Dan, sepertinya Tuhan ingin Dana melanjutkan kisahnya dengan wanita itu. Sebuah kejutan hadir esok harinya, sang wanita ternyata adalah calon arsitek yang harus dia interview. Dan, wanita itu bernama Jingga.
Jingga punya masa lalu yang membuatnya sulit untuk menerima cinta baru. Inilah tantangan Dana, bagaimana dia bisa membuat Jingga mengakui perasaannya dan menerima dia.
“Aku mungkin bukan cowok sebaik Dion, tapi apa nggak bisa, di hati kamu bertambah satu orang lagi selain Dion dan kenangan kalian? Apa kamu nggak bisa melihat masa depanmu sama aku?” – Dana – hlm. 317

Gara, dia harus menghadapi Flo yang tak pernah menganggapnya ada sejak mereka bertemu di rumah Saka. Lagi-lagi Tuhan selalu bisa membuat cerita jauh lebih menarik. Mentor bahasa Gara adalah Flo. Dan, Gara menggunakan kesempatan itu untuk mengobati rasa penasarannya pada Flo yang tampak tak tertarik padanya.
Flo pernah memiliki kekasih. Namun, cinta mereka bukan cinta yang mudah hingga Flo merasa phobia pada cinta. Flo membenci jatuh cinta. Dan, dia ingin menghindari Gara karena dia takut jatuh cinta. Apakah akhirnya phobia Flo bisa dikalahkan oleh cinta? Dan, seperti apa misteri dibalik phobia cinta seorang Flo?
“Kalau kita mau melangkah maju, kita harus belajar dari langkah sebelumnya, kan? Kalau kita ingin memulai kisah baru, ada baiknya kita belajar dari kisah masa lalu. Hanya belajar, bukan mengulang kesalahan layaknya keledai bodoh.” – hlm. 57

Rama, seorang sutradara film yang terkenal. Dia harus mengurus keponakannya saat adiknya tidak di rumah selama beberapa hari. Di sekolah keponakannya itulah, dia bertemu Lalita, seorang guru yang sangat pintar mendongeng. Rama langsung jatuh hati padanya. Namun sayang, Lalita sudah memiliki tunangan. Bukan Rama namanya jika dia langsung menyerah.
Sebenarnya, Lalita adalah sebuah masa lalu yang ingin Rama lanjutkan. Namun, bukan hal yang mudah melanjutkannya karena kisah cinta Rama bukan film yang dengan mudah dia tentukan ending-nya.
“Belokan itu diciptakan untuk ditikung, untuk dilewati. Berarti kalau ia dipertemukan lagi dengan Lalita, itu tandanya ia memang diberikan kesempatan untuk meraih Lalita. Bagaimanapun kondisinya.” – hlm. 40

Saka, chef yang berusaha mengejar editornya, Esa. Namun, Esa bukan perempuan yang mudah dia taklukan. Esa wanita mandiri, kuat dan tidak gampang terpesona oleh playboy seperti Saka. Dan, selama ini sudah ada cinta di hati Esa, meskipun cinta itu tampak tak mungkin dia raih. Lalu, mampukah Saka membuat Esa berpaling pada cinta yang tak pernah mungkin itu?
“Kita sama-sama punya luka, Maheswari. Kenapa sih kamu bersih keras untuk ngebiarin luka itu menganga? Kenapa kamu nggak ngebiarin aku untuk ngajak kamu nyembuhin luka itu? Kita, berdua, Maheswari.” – Saka – hlm. 152

Cinta selalu punya jalan menuju ending-nya masing-masing. Begitu juga dengan keempat kisah cinta mereka. Lalu, seperti apa ending yang akan terjadi kemudian?
“Kadang apa yang kita inginkan bukan apa yang kita butuhkan. Satu hal yang cowok butuhkan adalah dibutuhkan sama perempuannya.” – Saka – hlm. 262

 Playboy’s Tale, punya tema tentang kehidupan playboy yang akhirnya jatuh cinta dan berjuang mendapatkannya. Namun, aku kurang mendapatkan kesan kehidupan seorang playboy dari mereka berempat. Mungkin, karena cerita lebih fokus pada perjuangan mendapatkan cinta tersebut.
Novel ini mempunyai penokohan yang super banyak. Dari tokoh utama cowoknya saja ada empat, begitu dengan tokoh utama ceweknya. Belum lagi tokoh figurannya. Jujur, aku lumayan terganggu.
Cukup sulit untuk mengingat jalan cerita masing-masing tokohnya. Bahkan, aku yang pelupa ini harus membuat catatan siapa berpasangan dengan siapa, dan apa pekerjaan tokohnya. Kadang aku merasa lost dengan ceritanya saat cerita menampilkan part lain dengan konflik yang sudah berganti.
Banyak sekali kebetulan di novel ini. Sangat banyak sampai – jujur – aku tidak bisa mentolerirnya. Oke, memang hal biasa jika terjadi sebuah kebetulan. Namun, ya jangan terlalu banyak seperti ini meskipun ini di dunia fiksi.
Mulai dari Jingga yang bertemu Dana di klub, tiba-tiba besoknya mereka bertemu di kantor. Begitu juga pada Gara yang bertemu Flo di rumah Saka, tiba-tiba besoknya mereka bertemu di tempat kerja Flo, bahkan Flo lah yang menjadi mentornya.
Kebetulan yang super dahsyat adalah ternyata Flo, Jingga, Esa dan Lalita adalah teman satu gank, dan mereka sama-sama harus berurusan dengan gank Dana cs. Dan, masih banyak sekali kebetulan-kebetulan yang terjadi. Wah, Tuhan benar-benar baik jika di dunia nyata terjadi hal seperti ini.
Oh, ada satu hal sepele yang menggangguku, tentang cara berkenalan. Aku rasa, untuk berkenalan nggak perlu menyebutkan nama lengkap, deh. Cukup Dana, Jingga, dst. Nama mereka juga panjang-panjang. Ah…sebuah kebetulan lagi.
Untuk alur sebenarnya cukup mengalir, dan enak. Namun, eksekusi konfliknya masih kurang enak. Kadang, terasa dibuat dramatis dan berlebihan dengan penyelesaian yang agak dipaksakan. Lalu, Esa dan Flo, sepertinya punya konflik yang hampir mirip, ya. Bahkan, adegan culik menculik juga mewarnai dua kisah ini.
Pemilihan diksi sudah bagus. Termasuk quote-quotenya juga oke. Dan aku sangat kaget saat tahu penulisnya masih remaja. Ini novel adult, lho, dan saat dia nulis ini, dia masih SMA. Namun, aku merasa dia fasih banget menceritakan dunia dewasa seperti ini. Wah, yang dewasa aja kadang suka nggak ngeh sama dunia dewasa yang super ribet ini. Dia, dia bisa begitu lancarnya bercerita.
Dari empat kisah cinta ini, aku lebih suka kisah cinta Rama dan Lalita. Konflik dan penyelesaiannya lebih enak. Kisah mereka juga sweet. Dan, cerita dibalik Ron – tunangan Lalita –  juga mampu menjadi kejutan yang menarik.
Rating dari novel ini 1,2 dari 5 bintang.


 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos