Thursday, March 31, 2016

[Review] CATATAN AYAH TENTANG CINTANYA KEPADA IBU – Sandi Firly



Penerbit : Gagasmedia
Genre : Roman, Thriller, Fiksi
Kategori : Petualangan, Lokalitas
Terbit : 2015
Tebal : viii + 302 halaman
ISBN :979 – 780 – 792 – 4
Harga : Rp. 61.000

Ayuh tidak pernah mengenal ayahnya. Namun, dari buku peninggalan ayahnya, Ayuh tahu sang ayah sangat mencintai ibunya.
Ayuh kembali ke Lokasado karena sang ibu sakit parah, dan akhirnya ibu Ayuh meninggal dunia. Ayuh berencana akan segera kembali ke Jakarta. Namun, banyak hal yang seperti mengikatnya untuk tetap di Loksado. Tentang mimpi-mimpinya, tentang petualangan di hutan bersama teman masa kecilnya dan Radam. Juga kenyataan yang dia temukan di bagian lain hutan, sebuah pertambangan Ilegal yang siap menghancurkan tanah kelahirannya.
Bertemu Ranti – cinta masa kecilnya – membuat hati Ayuh goyah. Namun, dia tak pernah lupa, di Jakarta ada Alia yang menunggunya pulang.
Ayuh merasa, dua perempuan itu saling melengkapi, dan akan sangat indah jika mereka berdua bersatu. Dia sadar, ini tak akan bisa terwujud. Harus ada satu hati yang dipilihnya. Siapa? Dan, mampukan Ayuh menyelamatkan tanah kelahirannya dari kerusakan?
“Dalam kehidupan, hanya ada dua cara menunggu takdir, Ayuh; pasrah atau berusaha. Kalau pasrah, maka tadir yang datang seperti lempung yang dibentuk Tuhan sekehendak-Nya tanpa ada campur tangan kita. Sedangkan kalau kita berusaha, maka kita telah ikut campur tangan dengan lempung yang di bentuk Tuhan itu, meskipun hasilnya bisa saja juga tidak sesuai keinginan kita. Tapi, setidaknya kita telah berusaha, bukan?” – Amang Dulalin – hlm. 149

Catatan Ayah tentang Cintanya kepada Ibu, menurutku lebih dari sekedar novel yang bercerita tentang cinta. Dengan cerdik, penulis menuturkan kebudayaan Dayak dan keindahan alam Loksado, Pedalaman Kalimatan yang indah sekali. Juga terselip genre thriller dan petualangan.
Cerita dikisahkan oleh Ayuh. Dia seorang penulis yang lahir dari tanah Loksado, namun dia lebih memilih Jakarta sebagai tempat dia tinggal. Karena ibunya yang sakit, Ayuh pulang kembali ke kampungnya.
Saat itulah Amang Dulalin – Paman Ayuh – memberi dia buku harian ayahnya. Dari buku itu, kita akan sedikit mengenal Genta – ayah Ayuh.
Menurutku, Ayuh ini bukan tipe pria setia. Di Jakarta dia punya Alia, namun saat bertemu Ranti – cinta masa kecilnya – dia masih bisa terlena begitu dalam. Mungkin, penulis ingin mengisahkan tokoh utama yang tidak sempurna, dan dia cukup berhasil.
Kenyataan tentang kemampuan Ayuh sebagai keturunan Balian makin membuat novel ini menarik. Dan petualangan mereka bersama Radam mencari anggek di pedalaman hutan Kalimantan, membuat cerita makin seru. Apalagi, ada konflik masyarakat dengan petambang illegal bikin novel ini punya bagian menarik yang rugi untuk tidak dituntaskan.
Di novel ini, aku malah tertarik dengan kisah Amang Dulalin yang jatuh cinta pada Anna, seorang perempuan asal Amerika yang pernah melakukan penelitian di Loksado. Kemudian, kisahnya berlanjut sampai ke Benua Amerika.
Kisah cinta Ayuh sendiri malah membuat novel ini kehilangan beberapa poin. Aku merasa, kisah cinta Ayuh sangat tidak menarik.
Ending novel ini menggantung. Sepertinya, penulis masih ingin meneruskan kisahnya. Dan, sebenarnya novel ini adalah sekuel dari Lampau. Aku belum membaca Lampau, namun tak ada bagian yang terasa hilang meskipun belum membacanya.
Rating 2,5 dari 5 bintang.

Tuesday, March 22, 2016

[Review] LAST FOREVER – Windry Ramadhina



Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Film Dokumenter
Terbit : 2015
Tebal : vi + 378 hlm
ISBN : 979 – 780 – 843 – 2
Harga : Rp. 69.000

Kadang, sosok mandiri dan berambisi beranggapan bahwa pernikahan dan komitmen menjadi sesuatu yang menakutkan. Dua hal tersebut bisa saja menjadi halangan untuk mencapai impian dan merenggut kebebasan. Maka, inilah yang dipilih Samuel Hardi dan Lana Lituhayu Hurt, sebuah hubungan tanpa status meskipun mereka lebih dari pantas disebut sepasang kekasih.
“Hubungan yang ideal adalah hubungan yang tanpa ikatan. Dengan begitu, lelaki dan perempuan bisa bersama sekaligus tetap mandiri.” – Samuel Hardi – hlm. 87

Samuel adalah sineas berbakat. Sejak umur teramat muda, dia sudah mendapatkan penghargaan bergengsi untuk film dokumenter yang dia buat. Ini berkat ambisinya yang teraman tinggi, dan ambisi inilah yang membuat dia sangat menyukai kebebasan dan menganggap pernikahan hanya sesuatu yang akan merusaknya.
Pandangan yang sama dimiliki Lana. Dia yang besar di Amerika dan bekerja di Nat Geo sangat menikmati petualangan-petualangannya di berbagai tempat yang tidak semua orang bisa pergi ke sana. Lana tak kalah hebat membuat film dokumenter, dan dia masih memiliki banyak target yang harus dia capai di dunia perfilman. Jadi buat dia, cinta dan pernikahan bukan salah satu tujuan hidupnya. Apalagi, melihat hubungan orang tuanya, membuat Lana semakin takut pada komitmen.
“Dalam hubungan lelaki dan perempuan memang harus ada yang dikorbankan. Itu yang membuat hubungan berhasil. Itu yang menjadikan hubungan berharga.” – Ruruh Rahayu – hlm. 227

Anehnya, dua orang ini mempunyai hubungan yang tidak pernah mau disebut cinta. Mereka hanya dua orang yang saling menikmati kebersamaan tanpa menuntut apapun, termasuk komitmen.
Namun, Tuhan membuat kejutan di dalam jalinan mereka. Kejutan yang membuat jalur yang sudah mereka rancang berantakan tak terkira. Ini karena Tuhan sayang mereka, menginginkan mereka menyadari tentang cinta yang tak pernah mereka percaya.
Masalahnya, apakah mereka tahu tujuan Tuhan? Atau mereka memilih jalan yang berbeda untuk bisa melanjutkan ambisi-ambisi mereka tanpa pengganggu?
“Kau mudah saja bicara pernikahan. Buatmu, mungkin itu sakral dan indah, seperti dongeng yang berakhir bahagia selama-lamanya. Buatku, pernikahan berarti meninggalkan semua yang kumiliki saat ini.” – Lana – hlm. 313

Last Forever, aku menyebutnya novel seri kedua dari Montase. Dalam jalinan cerita, dua novel ini memiliki keterkaitan. Meskipun tidak mempengaruhi ceritanya secara langsung, namun tokoh di Montase beberapa hadir kembali di Last Forever.
Samuel Hardi, sejak kemunculannya di Montase sebagai peran pendukung, aku sudah terpikat dengan karismanya. Karena itu, aku senang sekali saat Windry Ramadhina membuatkan cerita khusus tentang Samuel Hardi.
Dia, yang sejak di Montase sudah terkenal sebagai sosok mempesona, tampak semakin bikin jatuh cinta saat di Last Forever. Sebenarnya, Samuel bukan cowok yang sempurna. Dia lebih kepada sosok brengsek yang suka menjalin hubungan singkat dengan lawan jenis, kecuali dengan Lana. Namun, sikapnya yang nggak manis itu malah bikin meleleh.
Lana tipe cewek tak pantang menyerah, petualang, keras kepala, dan ambisius. Sikapnya yang suka seenaknya sendiri, datang dan pergi sesuka hati saat bersama Samuel membuat Lana tampak menarik. Siapa lagi cewek yang berani bersikap seperti itu pada Samuel.
Rayyi, dia tokoh utama di novel Montase. Meski tidak banyak mendapat porsi, namun kehadirannya yang suka menyindir, dan bicara blak-blakan selalu berhasil membuat Samuel kesal. Adegan-adegan seperti ini malah bikin aku tertawa.
Konflik yang dibangun sangat menarik. Mengambil tema tentang dua tokoh yang sama-sama tidak ingin menjalin komitmen, namun akhirnya mereka dipaksa berpikir keras agar tidak perlu berkomimitmen.
Penyelesaiannya aku suka, penggambaran kampung yang memiliki peradapan kuno di Flores juga keren, sampai pada petualangan mereka saat membuat film dokumenter juga perlu diacungi jempol.
 Pokoknya, novel ini mantap. Cover-nya menarik, termasuk sketsa Windry Ramadhina di novel ini bagus banget. Tapi, Samuel-nya kurang ganteng.
Ending-nya bikin pembaca puas. Meskipun, aku penasaran gimana polah Samuel saat menanti anaknya lahir. Kenapa bagian itu nggak diceritakan juga, mbak.
Rating untuk novel ini 4,5 dari 5 bintang.

Friday, March 18, 2016

[Review] OUR STORY “Mencari setitik keindahan dari kepedihan”


Penulis : Orizuka
Penerbit : Autorized Books
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult
Terbit : 2010 (Cetakan Pertama)
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978 – 602 – 96894 – 1 – 9
Harga : 29.000
Yasmine pindah dari Amerika ke Jakarta demi ibunya yang baru saja kecelakaan. Sialnya, orang yang mengurus kepindahan sekolahnya salah memasukan dia ke sekolah yang berisi anak-anak buangan. Harusnya dia masuk ke sekolah internasional yang bagus. Namun, karena ayahnya terlanjur membayar tiga puluh juta, mau tidak mau Yasmine menerima nasibnya.
Hari pertama Yasmine sudah bertemu Nino, si ketua gang sekolahnya yang tampak menyebalkan. Ternyata, mereka sekelas. Tidak hanya dari Nino, Yasmine juga harus menghadapi Sisca yang tidak menyukainya.
Di sekolah penuh anak-anak bermasalah ini Yasmine mengetahui sisi lain kehidupan yang begitu menyedihkan dan kotor. Namun, dibalik hal-hal kotor tersebut Yasmine menemukan banyak hal yang tidak akan pernah dia temui di sekolah normal pada umumnya. Anak-anak penuh masalah itu punya banyak rahasia yang coba mereka simpan rapat-rapat.
Namun, selain Yasmine yang berbeda di sekolah itu, ada Ferris yang tidak seharusnya ada di sana. Dia punya misi untuk seseorang dan sekolah tersebut. Bersama Yasmine, Ferris berusaha mewujudkan mimpinya.
Apakah mampu? Berhasilkan anak-anak penuh masalah itu keluar dari kubang pembuangan sampah itu?
“Dan soal apa gunanya belajar kalo masa depan lo suram, gue rasa lo salah logika. Supaya masa depan lo nggak suram, maka lo harus belajar.” – Ferris – hlm. 121
Our Story, salah satu novel jadul Orizuka yang sudah susah dicari. Berkat kerja sambilanku sebagai penjual novel, aku punya satu untuk dinikmati. Jangan sirik ya penggemar Orizuka yang sedang mencari novel ini.
Aku merasa, cara bercerita Orizuka sangat beda banget dengan sekarang. Ada beberapa bagian yang terasa berlebihan dan agak gimana gitu. Cuma aku suka dengan tema dan karakter Nino. Berbekal hal tersebut, aku niat banget baca sampai habis, dan aku berhasil.
Nino cowok bengal, ketua gang sekolahnya. Ditakuti seluruh penjuru sekolah, termasuk guru-gurunya. Anak seorang napi kasus narkoba. Makanya, Nino membuat aturan bahwa semua anak sekolahnya dilarang menggunakan narkoba. Ketahuan make, dia akan dianggap penghianat. Dan, sebagai penghianat, dia harus siap menanggung hukuman dari sang ketua.
Nino ini mengingatkan aku pada Ari di Novel Seri Jingga dan Senja karya Esti Kinasih. Mereka sama-sama penguasa sekolah, sama-sama punya kehidupan yang kelam.
Awalnya, aku suka dengan karakter Yasmine yang polos, namun punya masa lalu pernah di bully dan juga punya sebuah rahasia tentang dirinya. Cewek polos masuk ke lingkungan sekolah yang penuh anak-anak nakal, lebih dari pada kata nakal sih sebenarnya – tampak bagai malaikat turun ke neraka. Beda banget.
Namun, makin ke belakang, aku malah bosan dengan karakter Yasmine yang terlalu lembut. Aku malah suka dengan karakter Mei, cewek dari keluarga miskin yang bekerja sebagai pelacur. Dia punya cara tersendiri untuk menanggapi apapun yang ada di depannya. Dan, Mei juga terasa sangat dewasa.
Kalau Ferris, dia adalah ketua OSIS sekaligus ketua kelas XII yang berkarismatik. Kehadirannya di sekolah sampah ini tampak janggal di awalnya. Bikin penasaran saja, apa motif dia berada di sekolah itu. Dan, ini jadi teka-teki yang menarik. Termasuk dari mana Nino mendapat uang bulanan juga membuat aku berpikir.
Our Story menunjukkan pada kita bahwa predikat sampah tak selamanya harus jadi sampah. Mereka berjuang untuk bangkit dan tak mau kalah pada nasib. Banyak hal tentang pendidikan yang diselipkan di novel ini.
Dan, kita diajak untuk melihat seperti apa sekolah buangan dan seperti apa mereka menjalani kehidupan sekolah yang tampak ironis.
Novel ini seru, namun aku tidak terlalu suka bagian endingnya. Dan, bagaimana Nino mengatasi ayahnya, sudah aku bisa tebak, dan 100% benar.
Rating untuk novel ini 2,5 dari 5 bintang.

Thursday, March 17, 2016

[Review] TERPIKAT SANG PLAYBOY “Rayuan Ulung Casanova”



Penulis : Astrid Zeng
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Amore
Terbit : 2014
Tebal : 248 halaman
ISBN : 978 – 602 – 03 – 1121 – 0
Harga : Rp. 54.000
Eirwen sangat tahu, Fabian masuk dalam jenis cowok seperti apa. Dia semakin yakin dengan pemikirannya itu karena sejak pertama kali mereka bertemu, Fabian sudah memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya.
Fabian cukup menyesal dengan tindakannya yang gegabah saat pertama kali menilai Eirwen. Karena itulah, sekarang dia harus berusaha keras menaklukan hati model cantik itu. Sayang sekali, Eirwen bukan jenis cewek yang sering kali mampu ditaklukan Fabian. Eirwen punya kekuatan untuk menolak pesona Fabian.
Kira-kira, dengan cara apa Fabian mampu mendapatkan hati Eirwen? Dan, mampukah Fabian membuktikan pada semua orang bahwa dia tak se-playboy yang orang-orang kira?
“Pasti ada satu atau dua wanita dengan kualifikasi pas untukku. Dan aku akan membuktikan pada mereka bahwa aku juga bisa serius dengan satu wanita.” – Fabian – hlm. 90  

Terpikat Sang Playboy, setelah Cindy and the Playboy Prince, novel ini juga mengangkat tentang kisah cinta cowok playboy. Dan, Fabian lebih dua kali lipat berjiwa playboy dari pada Patrick.
Kali ini aku menebak, penulis menggunakan tema Putri Salju, karena beberapa kali apel muncul diceritanya. Tapi, aku nggak ingat, Putri Salju hobi makan kayak Eirwen. Rasanya, taste Putri Saljunya sangat kurang.
Novel ini sudah seru dari awal. Berkat karakter Eirwen yang childish, tapi berjiwa tak mudah luluh oleh romantisme gombal para playboy, membuat aku beberapa kali tertawa membayangkan beberapa adegannya. Aku suka saat Fabian kesal dikerjain Eirwen. Dan, aku harus senyum kalau Eirwen sudah menyerah hanya karena makanan – tapi saat itu aku bisa maklum melihat seperti apa Eirwen disiksa oleh aturan diet mamanya.
Fabian yang punya tabiat emosional, kadang tampak frustasi dengan polah Eirwen. Tapi, dia cukup cerdik juga. Trik memberi buket ayam goreng untuk Eirwen harus diacungi jempol. Kalau Patrick tak terasa playboynya, kali ini Fabian cukup menampilkan sisi jiwa petualangnya.
Aku membaca novel Cindy and the Playboy Prince dan Terpikat sang Playboy secara beruntun. Sehingga, aku seperti menemukan kepingan-kepingan pazzel dari cerita seri yang lalu, termasuk diseri sebelumnya, Sleepaholic Jatuh Cinta, Suami Sempurna untuk Tatiana, dan Bella and the Beast.
Bahkan, di dalam seri-seri ini, kita akan menemukan setting tempat dimana waktu dan dalam peristiwa yang sama, namun mempunyai situasi dari sudut pandang yang berbeda. Ini lebih menarik daripada novel-novel yang dibuat seri dengan tokoh yang berkaitan namun tak mempunyai hubungan keterkaitan sedalam seri novel Astrid Zeng ini.
Mungkin kalimat di atas sulit dicerna saking panjangnya. Aku akan berikan contoh. Dalam novel Cindy and the Playboy Prince, Cindy dan Patrick berbaikan di malam sebelum pernikahan Tecla dan Phillip. Nah, saat itu dalam novel Terpikat Sang Playboy, Fabian melamar Eiwen saat pagi hari sebelum pernikahan Tecla dan Phillip. Dan, masih sangat banyak hal-hal seperti itu dalam keempat novel Astrid Zeng ini.
Yang jelas, aku salut sekali sama Astrid Zeng karena bisa dengan sangat cermat membuat keterkaitan-keterkaitan itu terjadi. Dia seperti membuat lima novel secara bersamaan. Apakah di novelnya yang terbaru, “Pengantin Pengganti”, juga akan seperti itu?
Itu tadi sanjunganku untuk Astrid Zeng. Tapi, aku punya kritik juga. Saking serunya kejar-kejaran antara Eirwen dan Fabian, lama-lama aku bosan juga. Dan, penulis agak sedikit terlambat untuk mengganti situasi di antara mereka.
Oh iya, aku curiga, Astrid Zeng ini penggemar berat film Spongebob karena beberapa karakternya punya nama tokoh film kartun itu. Ada Patrick, Gerry dan Sandy.
Endingnya cukup mirip dengan Cindy and the Playboy Prince, sebuah kejutan yang  sangat manis. Yang ini sepertinya lebih glamor dibanding kejutan milik Patrick.
Rating 2,6 dari 5 bintang


 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos