Thursday, June 26, 2014

[Blog Tour & GA] Sneak Peek: GIRLS IN THE DARK by Akiyoshi Rikako




Novel Girls in the Dark karya Akiyoshi Rikako yang diterbitkan oleh Penerbit Haru, kalian pasti tidak asing lagi, kan, sama novel ini? Karena hampir seminggu lebih Penerbit Haru berkerja sama dengan para blogger memperkenalkan novel ini lewat Blog Tour dan Giveaway yang seru abis.
Nah, kali inipun aku didaulat untuk memperkenalkan lebih dekat novel ini pada kalian.
Novel ini bergenre thriller dan ber-setting di Jepang. Resensiku bisa dibaca disini. Dan di bawah ini adalah bagian belakang novel. Kalian bisa membaca sinopsisnya.
Dari cover dan sinopsis-nya saja, kalian pasti sudah merasakan auranya yang misterius namun bikin penasaran, kan? Karena aku merasakannya sejak pertama kali melihat cover-nya.
Setiap karakter tokohnya punya ciri khas yang unik. Semua itu bisa dilihat dari cara mereka berpikir, latar belakang mereka, dan cara mereka melihat sosok Shiraishi Itsumi atau cara mereka menerka bagaimana dan siapa yang terlibat di balik meninggalnya sang ketua yang cantik dan mempesona itu.
Di bawah ini ada quote-quote yang aku ambil dari novel Girls in the Dark. Di sini kita bisa melihat seperti apa menariknya novel satu ini. Bahkan, mungkin kalian juga bisa merasakan bagaimana feel yang muncul di setiap penggal kalimatnya. 








Monday, June 23, 2014

Resensi - MENUJU(H) “Hari-hari yang bercerita”



Penulis : Aan Safrani, Iru Irawan, Mahir Pradana,
Maradilla Syachridar, Sundea,
Theoresia Rumthe, dan Valiant Budi
Penerbit : Gagasmedia
Jenis Buku : Kumpulan Cerpen
Terbit : 2012
Tebal : x + 250 hlm
ISBN : 979 – 780 – 591 – 3
Harga : Rp. 49.000
 Manusia hidup dan berteman waktu. Waktu selalu terbagi dari hari minggu sampai sabtu. Setiap hari punya kisah dari yang genggap gembita sampai haru biru. Dan disinilah cerita itu dirangkum untukmu. Menuju(h), kumpulan cerita hari-hari, tentang cinta, hidup, dan filosofi hati. Selamat menikmati ulasan dariku.  
Seninku Selingkuh – Senin kuselingkuhi by Aan Syafrani
Cerpen ini punya cara bercerita ala stand up comedy. Bahasanya ringan, dan ada unsur humor. Jadi, meski kisahnya nyesek, tetep aja bikin senyum.
Ini tentang Satria yang diam-diam selingkuh di belakang kekasihnya. Dia selalu diselamatkan oleh sahabat terbaiknya, Rio. Rio ini juga sahabat Fela, kekasih Satria.
Bagi Satria, rasanya aneh kenapa Rio nggak naksir Fela, padahal Fela itu cantik. Dan pertanyaannya terjawab saat Fela ingin membuat kejutan untuknya disaat Satria sudah membuat janji ketemuan dengan Maya.
Dengan akal bulus yang dia rancang bersama Rio, Satria akan sok-sokan terkejut. Padahal, apa yang dia lihat ternyata benar-benar membuatnya terkejut. Apakah itu?
Kisah cinta bab 1 selesai, berlanjut pada hari senin yang lain, dimana dia bertemu Evi, gadis yang memiliki lebih dari satu bagian tubuh yang disukai Satria. Dia berusaha untuk mendekati Evi. Tapi, saat dia bisa mendekatinya, dia malah kabur. Kenapa Satria kabur? Nah, cari sendiri deh jawabannya.
Yang jelas, buku Menujuh dibuka dengan cerita ringan yang asik.
Rating 3,6


Hari Ketika Hujan Mati – Sebelum hari Ketika hujan mati by Theoresia Rumthe
Cerpen kali ini terasa seperti teka-teki. Bagaimana tidak? Rasanya aneh dan nggak mungkin seseorang bisa berpacaran dengan hujan. Bahkan, hujan tampak begitu nyata seperti sosok manusia dalam ceritanya.
“Hujan pernah bertanya, apa yang membuatku begitu tergila-gila kepadanya. Aku hanya tersenyum, lalu menjawab, ‘Karena kau hujankau tahu, melindungi hatimu sendiri supaya tidak kedinginan.’” – Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50
“Toh ketika kau jatuh cinta – kepada orang atau kepada apa pun, bukankah cukup kau yang merasakannya. Tak perlu ada penjelasan panjang lebar.” - Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 53

Teka-teki mulai dikuak saat Selasa yang lain bercerita. Kali ini bukan lagi Rainra yang bercerita, tapi Rianra. Nama mereka memang mirip. Sampai-sampai, awalnya aku pikir typo. Ternyata memang begitu.
“Justru itulah. Filosofi tidak lahir dari hal-hal besar. Ia lahir dari hal-hal paling sederhana. Yang biasanya kita temukan hari-hari.” – Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50

Rianra adalah dokter yang masih belum bisa benar-benar move on dari masa lalunya. Lewat Rianra, kita akan tahu ada apa dengan Rainra.
Di cerpen ini aku menemukan banyak kutipan keren. Menurutku, cerpen yang ini memang filosofis sekali. Salut sama penulisnya.
“Tak ada yang tahu ketika cinta datang menghampirimu. Cinta kadang egois. Ia membuat manusia tidak bisa memilih dan jatuh begitu saja.” –Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 58
“Karena ketika kau sangat menintai seseorang, kehilangan itu semacam kabut. Ia ada tapi tak tersentuh. Kau hanya bisa merasakan dinginnya. Kau bisa pura-pura tak melihatnya.” - Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 60
“Hidup selalu penuh kejutan, teman. Berhati-hatilah dengan milikmu sekarang. Itu bisa diambil kapan saja.” - Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 61
Rating 3,4

Haru biru kelabu – Baru hari rabu by Iru Irawan
 “Dan jika ada seseorang bernama Sorry, pastilah ya sosok terpopuler sejagat raya setelah Tuhan.” - Haru biru kelabu – Hlm. 74
Ini tentang cewek yang diputusan oleh kekasihnya lewat SMS. Lalu melalui selembar kertas bon belanjaan yang dititipkan pada pelayan kafe. Kemudian, si cewek mulai menuliskan perasaannya di twetter. Karena dia terus menangis, seorang pria menghampirinya. Dia mencoba menenangkan si cewek.
“Maka bertanyalah, temukan jawaban, lalu tersenyum kembali. Seburuk apapun peristiwa yang kamu alami hari ini, yakinlah hari esok akan lebih baik.” - Haru biru kelabu – Hlm. 81
Di bagian kedua si cewek harus menghadiri ulang tahun sahabatnya. Dan di sini sepertinya dia bertemu dengan pria yang kemarin menyapanya di kafe.
Ada sesuatu yang aneh antara si cewek, temannya dan pria yang pernah menyapanya di kafe itu.
Kali ini cerita disampaikan dengan ringan kembali. Meski ceritanya termasuk cerita sedih tapi aku tersenyum. Tersenyum dengan gaya berceritanya, kalimat-kalimatnya juga post tweet-nya.
Namun, di hari rabu berikutnya, aku sedikit bingung. Ceritanya berputar, mengajak pembaca untuk berpikir. Tapi, beberapa clue tetap membuatku sulit berpikir. Meskipun, di akhir, aku bisa menangkap maksud penulis. Bolehlah, ceritanya seru.
Rating 3,5

Kamis : puk-puk – Simak! Kup! Kup! by Valiant Budi
Bisa dibilang, trik Selasa dan Kamis sama. Kita diberi tebakan-tebakan. Kita dibuat bertanya, ‘ini gimana maksudnya?’ Lalu, di bagian kedua, clue dan paparan mulai disampaikan.
Cerita di hari kamis ini memberikan kita pesan, hati-hati di tempat umum, karena tema pertama yang diangkat adalah kisah seorang wanita yang terkena hipnotis. Sedangkan di tema kedua adalah tentang kehidupan seorang penipu yang kadang menggunakan cara menghipnotis atau memberikan telepon untuk mengabarkan hadiah seratus juta atau kabar anaknya kecelakaan dan trik-trik lainnya.
Menurutku, cerita ini termasuk cerita dengan tema yang menarik. Apalagi untuk bagian keduanya.
Rating 3,0

Follow friday – Moonliner by Mahir Pradana
Bagian pertama diceritakan oleh pemilik sebuah majalah. Tabloid itu punya rubrik yang bernama Follow Friday. Masalah muncul saat pemimpin rubrik memilih Ibu Presiden sebagai profilnya. Nah, disini si pemilik tabloid mulai menyisipkan state of mind dalam cerita. Ini bagus sekali.
Sayangnya, di bagian kedua cerita tampak sederhana. Tentang cinta dan pernyataan cinta. Tak banyak yang bisa aku ambil dari cerita kedua.
Rating 2,6

Ke mana sabtu pergi? – Ke sana sabtu pergi by Sundea
Untuk cerpen yang ini sejujurnya aku sulit mengambil poin yang ingin disampaikan. Baik untuk cerpen pertama maupun kedua.
Mencari ke mana? Memangnya, kamu tahu di mana hari-hari mungkin bersembunyi? Kita kan tidak pernah hilang. Kita selalu ada meskipun orang-orang tak memanfaatkan kita.” -  Ke mana sabtu pergi? – Hlm. 186

Penulis bercerita tentang Sabtu yang melarikan diri dan menjadi Sabtu Kelapa (pelesetan dari sabut kelapa). Lalu, bagian dua bercerita tentang bayang-bayang yang ingin mencelakakan Sabtu Kelapa.
Hanya begitu. Rasanya seperti membaca novel terjemahan thriller. Cukup pusing, hehehehe…
Rating 1,5

Solo stranger – Solo stalker by Maradilla Syachridar

Ceritanya tentang seorang cewek, Aimee yang punya kebiasaan mengirim email dengan seorang cowok bernama Wega. Aimee dan Wega belum pernah bertemu, itu kenyataannya. Namun, inilah yang membuat Aimee datang ke Solo dan membuntuti Wega, diam-diam. Dia berharap bisa melihat langsung Wega memencet send untuk mengirimkan email untuknya. Tapi, apakah Aimee mendapatkan apa yang dia cari? Atau dia malah menemukan sesuatu yang lain?
Jika bagian pertama diceritakan oleh Aimee, bagian kedua diceritakan oleh Wega. Apa yang dipertanyakan dibagian pertama terjawab di bagian kedua. Dan, cerita ini cukup menarik juga ringan.
Rating 3,4

Pada dasarnya, setiap cerita mengangkat tema yang menarik. Mungkin ada beberapa yang biasa saja. Dan, setiap penulis punya dua jatah cerpen sebagai pengisi buku ini.
Pemilihan cerpen mana yang menjadi cerpen pembuka sangat tepat. Karena cerpen pertama adalah bagian yang membuat pembaca memutuskan untuk terus membaca atau berhenti. Dan jujur, cara bercerita di cerpen pertama-lah yang membuatku memutuskan membaca seluruh cerpen di buku ini.
Jika di lihat dari pemberian rating aku memang menyukai cerpen Aan Syafrani. Iya memang begitu, tapi jika dilihat dari cara berceritanya. Untuk tema yang diambil, aku lebih suka cerpen karya Theoresia Rumthe. Dan untuk cerita paling unik menurutku ditulis oleh Iru Irawan. Namun hanya di cerpen Haru biru kelabu.
Tema besar di buku ini memang hari. Beberapa tema besar ini amsih terasa tempelan. Jelas yang punya cerita sangat sesuai dengan tema besar adalah Ke mana sabtu pergi? – Ke sana sabtu pergi by Sundea. Sayangnya, ekseskusi kurang berhasil.
Namun, pembaca memang punya selera berbeda. So, suka dan tidak suka disebuah bagian tertentu adalah biasa. Tapi, aku tetap merekomendasikan buku ini, karena muatan yang dikandungnya cukup keren untuk dinikmati.
Dan covernya, ini cover yang manis. Aku juga suka dengan gambar ilustrasi di dalamnya. Kesannya seperti gambar anak-anak. Tapi itulah yang unik. Beneran aku suka. Jempol empat buat Lalang Bohang, si Ilustrasi Isi.
Rating keseluruhan 3 dari 5 bintang.

Tulisan ini diikutkan dalan Indonesian Romance Reading Challenge 2014

Wednesday, June 18, 2014

Warna-Warni Event Kampus Fiksi Reguler Angkatan 8 di Jogja



“Apasih salah satu moment spesial di bulan Mei?”
“Kampus Fiksi!!! Ya, akhirnya aku bisa ikutan event ini!!!”
“Seneng? “
“BANGEEEETTTT!!!!”
“Kenapa?”
“Karena…. Em, kayaknya jawabannya puanjang buanget, deh!  Hehehe… Singkatnya aja, ya?!”
Manggut-manggut
“Dulu, teknik menulisku mentah, sekarang lumayan jadi setengah matang. Punya pengetahuan editing. Ketemu mentor yang asoy, ada ilmu pemasaran buku yang ternyata bikin ‘Oh, my God’, ternyata gitu to hukum rimba di toko buku. Dapat state of mind yang baik. Ketemu teman-teman yang gila-gila. Ketemu Pak Edi, yang ternyata waktu beneran di depan mata aku malah jadi sungkan dan segan. Akhirnya, Hikz…nggak berani nyapa.”
“Masih ceritanya?”
Senyum sambil manggut-manggut, “Pokoknya tiga hari itu adalah hari yang ajigeile… Serius, nggak terlupakan, deh!”
“Mana buktinya?”
“Lihat, nih!!!” Nunjuk kolong meja.
 “Kenalin, ini anak-anak Kampus Fiksi Angkatan 8 yang berasal dari penjuru Indonesia dari  Gunung Kidul, Semarang, mana lagi, ya? Palembang, Mbantul dan entahlah, lupa!”

“Trus ini Mas Kiki, driver yang jemput dan nganterin aku. Makasih, Mas! Maaf, waktu sms panggilnya ‘mbak’.”
 “Lalu, inilah CEO-nya Diva Pres. Kalau senyum sama nggak senyumbeda banget, ya? Hehehe...”

“Ini para mentor yang membimbing kami. Nggak cuma di event Kampus Fiksi saat itu. Tapi, masih berlanjut di mentoring online. Kita setiap minggu, selama satu bulan harus mengirim 1 cerpen sesuai dengan clue yang diberikan.”
“Seru banget, ya kelihatannya?”
“Banget…banget…bangeeeettttttt!!!!!!!!!” Menghela napas sejenak. “Selain diajari tentang teknik nulis, kita ada tantangan juga. Yaitu, bikin cerpen selama 3 jam dan diminta bikin yel-yel, trus yang agak sulit itu suruh bikin dialog, setting, dan entah apa lagi itu secara dadakan. Heemmm… Aku kebagian bikin setting naik Bus Sumber Kencono. Eksekusiku berantakan abis.\0/ "
 “Di Kampus Fiksi, saat malam minggu selalu ada gathering di rumah Pak Bos. Kita ditraktir angkringan sampai kenyang!!!”

“Oh, iya, hari pertama nyampe, aku udah jailin Mbak Ve, lho. Mulai dari nyembunyiin kunci motornya sampai jual motornya di twitter. Hehehehe… Maaf, ya, mbak!!! Trus bikin Kang Reza sebel juga, sampai aku mau dibunuh pakai ujung bulpoin. Wkwkwkwkw… Apa lagi, ya? Ngisengin anak-anak mulai dari si Lili, Nisa, Mbak Sonya. Siapa lagi korbanku, ya?”

“Trus bikin mie goreng 14 bungkus. Berhasil malakain si Ebi dan Nisa yang abis brojol anaknya. Eh, novel barunya. Kita dibeliin es krim, lho! Dan, pas hari pertama, aku, Nisa, si Udin (Maaf, si Puri), dan Sonya mendaur ulang empek-empek yang udah mulai tit…tit…tit… jadi makanan layak masuk perut. Hem… jadi ngerepotin orang-orang Divapress, karena minta tolong dibeliin minyak goreng sama saos buat menyantap si empek-empek dari Mbak Sonya.”

“Namun, itulah yang bikin kita jadi dekat. Itulah yang bikin kita sekarang kayak saudara. Punya rasa kanget buat ketemu lagi. Hah, kalian sesuatu, guys!!!”






“Dari mulai baru datang, sampai pulang kembali. Nggak ada yang nggak sempurna. Hanya kejadian kacamata retak doang yang bikin dikit galau. Lainnya, nyenengin.”
“Terima kasih Buat Pak Edi dan segenap keluarga besar Divapress yang sudah menjadi tuan rumah yang sangat-sangat menyenangkan dan ngangenin.”

“Saking baiknya Divapress, pulang pun masih dianterin sampai bus, dan dibantuin bawain kardus buku 50 eksempler oleh-oleh dari Divapress. Ehm… Makasih, ya Kang Reza yang mau berat-beratan ngangkatin kardus aku. Makasih lagi buat Mas Kiki. Makasih juga buat Mbak Vivi yang ikut nganterin aku, padahal sebenarnya nganterin Mas Nunu. Wkwkwkwk. Makasih-makasih!!!”

“Eh, iya. Kenalin, ini Mas Wahyu. Dia adalah MC yang sering dibully sama anak-anak gara-gara selalu bilang, ‘waktu dan tempat saya persilahkan.’ Waktu  kok dipersilahkan, mas-mas!!! Tapi, dia salah satu yang bikin ngakak.”
“Nih, penampakan oleh-oleh dari Kampus Fiksi. Oleh-oleh yang lainnya ada di hati dan di otakku. Ehm…”

"Kampus Fiksi ternyata beneran asik."
"Ember!" Kedipin mata."Oh, iya... ini ada ucapan dari teman-teman KF8 dan beberapa Tim Kampus Fiksi yang selama 3 hari mewarnai hidupku."
Iya, ibu dokter. Aku selalu sikat gigi sebelum tidur. :'D

Hehehe... ini dari Mbak Ve. Aku akan selalu menulis, Mbak!

See you too, Mbak Maya :*

I Love u too, Udina Hihihi...


Hai, Nisa... Kamu emang paling enak buat dibully, say. *Peace*

Betul, terima kasih banyak Kampus Fiksi

Analisa opo meneh, to, Rid :(

Nggak akan lupa, Mbak!!! :*

Yes, of course Mbak Misni. Inilah mentor tersayangku. Makasih ilmunya, Mbak

Aamiin...aamiin...aamiin....!!!!

Baca ini kayak ngasih semangat tim sepak bola. :o

Wkwkwk... Mbak Ita. Siap, Nyah!!!

Yap, kalau ke Jakarta aku kabarin. Kan, cari tumpangan gratis.

Ini penulis disuruh nulis pelit banget :/ Heran, padahal bukunya udah 2. :o

Mbak Dia... Ah

Gila nulis... Ahai... Boleh.

Wkwkwk... Iki piye, to?

Mas Kribo... adeh!!! :'D

Ini pasti si Lili ini!!! Kalau ketemu lagi, kamu harus pasrah dibully, ya nak?! :D

Iya....!!!

Aamiin... tulisannya, nyess...
Mahal, ya? :'D
"Ini masih ada yang kurang nggak, sih? Siapa, ya? Em... Mungkin, ada yang lupa nggak aku mintain. Maaf, ya?! Yah, jadi nggak pas, nih! Tapi tenang, kalian masih kompelit di hatiku, kok. Sampai ketemu lagi teman-teman."
 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos