Saturday, August 30, 2014

Resensi “CELEBRITY” – Hidup di antara kisah abu-abu




Penulis : Jeong Su-Hyun
Penerjemah : Praditya Nurmaya
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : April 2014
Tebal: x + 314 hlm
Genre : Romance, Young Adult
ISBN : 978-602-291-007-7
Harga : Rp. 54.000

“Kadang aku menyadari dalam hidup ini, seandainya hal-hal yang dirasa tidak cocok dijadikan satu, akan menciptakan harmoni baru.” – Baek Yi Hyeon – Hlm. 144

Baek Yi Hyeon, seorang wanita yang dulunya bermimpi ingin menjadi puteri dan menikah dengan seorang pangeran. Dia serius dengan mimpinya. Karena itu, dia menulis surat untuk para pangeran di seluruh dunia. Dia berharap, ada seorang pangeran yang datang dan menikahinya setelah membaca suratnya.
“Kalau ingin menciptakan akhir bahagia yang lebih dari pada siapa pun, kau harus menganggap dirimu berbahagia dan harus mencintainya. Hanya orang seperti itulah yang akan mendapatkan cinta dari orang yang tepat.” – Baek Yi Hyeon – Hlm. 272

Nyatanya, itu sekedar impian. Yi Hyeon harus puas hanya menjadi seorang puteri di keluarganya. Dan, dia akhirnya memilih menjadi seorang wartawan Plus Ten, sebuah tabloid gosip di Korea.
Yi Hyeon bukan seorang wartawan dengan radar kuat untuk mencari berita yang menggemparkan. Dia lebih sering membuat artikel tentang artis-artis luar negeri dengan mencari sumber melalui internet atau membaca buku.
“Walaupun ada kemudian tidak ada, kau tidak akan merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang awalnya ada kemudian tidak ada. Karena dari awal kita tidak pernah tahu rasa dan manfaatnya. Singkatnya, karena hal itu tidak ada, kita tidak bisa merasakan ketidaknyamanan itu! Karena itu adalah hal yang wajar!” – Baek Yi Hyeon – hlm. 203

Namun, takdir mempertemukannya dengan seorang artis yang sangat terkenal, si Flower Boy Yu Sang Hyeon.
Saat itu, Yu Sang Hyeon sedang diterpa gosip skandal dengan seorang bintang Hollywood Carrie Fox. Tanpa sengaja, Yi Hyeon mendapati mereka berada dalam satu mobil di depan sebuah toko 24 jam.
Yi Hyeon nekat menabrakkan mobilnya pada bagian belakang mobil Yu Sang Hyeon agar dia punya kesempatan melihat dan mencuri foto bintang Hallyu itu dengan Cerrie Fox. Dengan begitu, dia akan mendapatkan berita hebat, dan mendapatkan bonus dari majalahnya.
Ternyata, tindakan nekatnya itu membuat Yi Hyeon bertemu Hwan, seorang laki-laki remaja yang tidur di atap mobilnya. Dia mengaku kenal dekat dengan Yu Sang Hyeon, dia juga ingin tinggal beberapa minggu di rumah Yi Hyeon, dan meminta makan darinya.
Pertemuan Hwan dan Yi Hyeon tidak sekedar kebetulan. Ini memang terjadi karena Hwan ingin Yi Hyeon membantunya. Dia ingin membalas dendam pada Yu Sang Hyeon melalui Yi Hyeon. Kalau Yi Hyeon mengiyakan, Hwan akan memberikan informasi berharga pada Yi Hyeon.
“Tak ada orang yang mau menonton drama yang kisahnya datar-datar saja. Alur penuh konflik dan membahayakan yang berulang-ulang akan membuat penonton senang. Bukankah itu keindahan dari sebuah drama?”  – Baek Yi Hyeon – Hlm. 257

Kejadian nekat Yi Hyeon menabrak mobil Yu Sang Hyeon juga membuatnya tiba-tiba menjadi selebritas, sebuah impian Yi Hyeon setelah gagal menjadi seorang puteri. Dia menjadi kekasih Yu Sang Hyeon, sekaligus masuk dalam konflik rumit hubungan antara Hwan dan Yu Sang Hyeon.
Yi Hyeon mulai dikenal publik. Namun, menjadi terkenal membuat hidup Yi Hyeon semakin kacau. Bagaimana tidak, dia harus berurusan dengan para wartawan, penggemar Yu Sang Hyeon, Netizen, bahkan dengan seorang artis wanita nomor satu di korea, Ji Eun So.
“Ji Eun Seo. Dua orang itu bukan benda yang ketika ingin kau miliki akan menjadi milikmu, dan ketika tidak kau butuhkan akan kau buang sesuka hatimu.” – Baek Yi Hyeon – Hlm. 222
“Aku tidak pernah menyebut mereka sebagai benda. Dan! Jika aku memang seperti itu, apa buruknya? Wajar, kan, bila orang punya naluri untuk memiliki apa yang mereka perlukan? Dan aku sejauh ini hidup seperti itu.” – Ji Eun Seo – Hlm. 222

Celebrity, Novel terjemahan Korea ini cukup menarik perhatianku karena covernya yang berwarna merah cerah. Aku berharap, ada banyak hal yang mengejutkan saat membacanya nanti.
Ternyata, kisah masa kecil Yi Hyeon kurang berhasil membuat aku langsung menikmati novel ini. Namun, setelah masuk di kehidupan Yi Hyeon saat ini, apalagi setelah adanya Yu Sang Hyeon, aku mulai menikmatinya.
Kemunculan Hwan yang mengaku mengenal Yu Sang Hyeon di hidup Yi Hyeon secara tiba-tiba membuat aku berpikir, novel ini terlalu banyak kebetulan. Tapi tenang, itu hanya awalnya, karena jika kita terus mengikuti kisahnya, ada banyak benang merah yang membuatnya tampak masuk akal dan bukan sekedar kebetulan.
Karakter Baek Yi Hyeon digambarkan sebagai wanita yang biasa saja. Dia tidak benar-benar cantik, juga tidak benar-benar pandai. Namun, Yi Hyeon adalah wanita baik dengan hati yang gampang tersentuh. Dia juga jenis wanita yang sangat peduli dengan orang-orang di sekitarnya.
Meskipun Yi Hyeon terkadang suka berpikir pendek dengan melakukan hal-hal yang akhirnya menjadikannya repot sendiri, dia cukup pandai mengatur emosinya.
Sedangkan Yu Sang Hyeon, aku kurang menangkap seperti apa laki-laki ini. Meskipun dia sering muncul, penulis kurang bisa membangkitkan karakternya.
Jika mau meraba, aku merasa karakter Yu Sang Hyeon itu tipe laki-laki tenang, tidak emosional, namun dia bukan orang yang mau terbuka untuk menunjukkan ketertarikan atau kepedulian. Buktinya, aku tidak menemukan satu adegan yang menunjukkan Yu Sang Hyeon benar-benar mencintai Yi Hyeon.
Yap, bisa dibilang, novel ini tidak romantis. Ini karena Yu Sang Hyeon yang tampak sangat dingin. Tidak pada Yi Hyeon saja, dengan Hwang pun dia juga begitu.
“Apa kau tahu? Dari dulu puteri pilihan sang pangeran yang terakhir tidaklah cantik luar biasa ataupun sempurna. Karena sang pangeran sudah sering bertemu dengan perempuan seperti itu. Membosankan.” – Yu Sang Hyeon – Hlm. 210

Meski ending-nya gampang di tebak, cara penulis mengakhiri ceritanya tidak sekedar menutup saja. Dia memberikan banyak pelajaran meskipun tugasnya hampir selesai. Eh, namun ini yang bikin novel Celebrity punya suasana yang berbeda dari novel korea yang pernah aku baca.
“Namun, seiring berjalannya waktu kita pun menyadari bahwa kehidupan tak akan selesai hanya dengan “happy end.” Bisa jadi, aku atau perempuan itu telah menyadari kenyataan itu sampai tahap tertentu.” – Baek Yi Hyeon – Hlm. 304

Karena aku menyukai covernya, aku akan memberi nilai 4,5 dari 5 bintang untuk warna dan desainnya yang tidak berlebihan namun elegan.
Sedangkan untuk kisahnya, aku memberi 2,6 dari 5 bintang.

Buku ini bisa langsung kalian order ke aku dengan harga Rp. 39.000 saja (Exc ongkir). Minat? Langsung kontak BBM 74D81B01 atau Whatsapp : 085736100626. Oh, iya. Aku baru saja buka toko buku online, jadi kalian bisa tanya-tanya buku lain. Spesial novel, ya? Kebanyakan novel second. Ada juga novel segel, dan harganya jelas di bawah harga toko.

Thursday, August 28, 2014

Indonesia, Negeriku



Tulisan ini diikutsertakan
By Riri Hanafi

Indonesia. Sebuah Negara yang terdiri dari banyak sekali perbedaan, ragam budaya, dan kekayaan alam yang melimpah.
Indonesia kaya, ya… Indonesia memang sangat kaya. Buktinya, Belanda betah banget menjajah Indonesia. Tapi, ironisnya, bangsa sendiri nggak sadar kalau Negara kita ini kaya. Mereka terkadang menyepelekan Negaranya sendiri, dan mengagungkan Negara lain. Meskipun, itu semua tanpa mereka sadari.
69 tahun sudah Indonesia merdeka. Banyak hal yang mulai dibenahi di sana-sini. Dari penataan kota, mengatur kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya. Pemerintahan berusaha keras untuk membuat Indonesia lebih baik. Namun, sayangnya masih saja ada pihak-pihak yang punya hati busuk, contoh koruptor yang bukannya bekerja dengan hati untuk Indonesia, tapi mereka mengorbankan Indonesia untuk pribadi.

Harapanku [Jawaban Katogori Pertama] bangsa Indonesia bisa semakin mencintai negaranya sendiri. Lihatlah apa yang ada di Indonesia, teman. Dia tak seburuk yang kalian lihat. Banyak sekali tempat wisata yang membuat turis terpesona, betah tinggal di Negara kita. Bahkan, mereka niat sekali belajar kebudayaan kita. Nah, masak kalian kalah sama mereka? Masak, kalian lebih bangga mengunjungi tempat di luar negeri dan malas menengok Negara sendiri? Masak, kalian nggak suka sama wayang kulit yang di luar negeri saja nggak ada? Masak, orang jawa nggak bisa bahasa jawa, padahal banyak orang luar negeri yang mempelajarinya sampai niat masuk ke perguruan tinggi? Masak, kalian lebih suka makanan produk asing, dan nggak suka makanan Indonesia?
Indonesia berbenah, aku menyebutnya begitu. Harapanku, ke depan para pejabat tidak lagi memprioritaskan diri sendiri. Cobalah lihat masyarakat kecil yang makan saja tak bisa genap tiga kali. Masak kalian tega mengambil hak mereka untuk menggendutkan rekening kalian?
Tidak hanya pejabat, aku berharap masyarakat juga ikut andil mencegah terjadinya korupsi. Mari kita ikut menjaga harta benda Negara kita untuk anak cucu kita nanti, termasuk kekayaan alamnya agar tidak dijual ke pihak asing.
Negara kita baru saja menyelenggarakan PIlpres. Senang rasanya melihat masyarakat, apalagi para pemuda-pemudinya yang begitu antusias untuk terjun langsung dalam acara penting ini. Sayangnya, karena perbedaan pendapat, terjadi permusuhan.
Padahal, siapapun yang jadi, dia tetap saja akan disebut Presiden kita lima tahun ke depan, mau tidak-mau. Lalu, kenapa kalian masih mempermasalahkannya? Harapanku, siapapun itu presidennya, kalian masih tetap mengaku Indonesia, bukan gembar gembor mau pindah keluar negeri, atau malah berniat membuat kerusuhan. Hai, guys… Indonesia butuh kedamaian, jangan lagi membuatnya terkoyak hanya karena ego dan ketidaksenangan pribadi.
Yogyakarta Trip. Baca ulasannya di sini
[Jawaban Kategori Kedua] Yang membanggakan dari Indonesia, alamnya dan kebudayaannya. Aku sangat suka traveling ketempat-tempat yang baru. Setiap melihat turis mengagumi keindahan Indonesia, aku merasa bangga pada negaraku ini.
Indonesia punya banyak tempat wisata yang belum di eksplor. Contoh, pantai-pantai di Pacitan. Keindahannya tak kalah sama luar negeri. Atau bangunan candinya, nggak ada bangunan dari batu yang ditumpuk-tumpuk saja tanpa perekat bisa sekokoh dan semegah Candi Borobudur. Hebat, kan? Atau, nggak ada tarian seeksotis tarian di Indonesia yang terkadang bikin kita merinding.
Pantai di Pacitan. Baca ulasannya di sini
Yang sudah aku lakukan untuk Indonesia memang nggak banyak dan sangat sepele.
Karena aku suka travaling, aku selalu membuat catatan perjalananku di blog. Memamerkan keindahan Indonesia melalui tulisan dan foto. Aku juga mengungah gambar-gambar hasil traveling di Instagram. Asal tahu saja, Instagram itu jaringannya luas. Hanya dengan mengetik #visitIndonesia, kita sudah bisa mengiklankan Indonesia ke kancah internasional, lho.

[Jawaban Kategori ketiga] Buku yang membuatku Bangga kalau aku adalah bangsa Indonesia. Em, jujur aku jarang membaca buku yang mengulas Indonesia, kecuali buku sejarah, itupun pas sekolah dulu. Tapi, membaca cerita masa lalu Indonesia saat merebut kemerdekaan, aku bangga menjadi Bangsa Indonesia karena aku tahu, Pahlawan kita begitu gigih berperang untuk membebasakan Indonesia. Kita tak sekedar menengadahkan tangan untuk meminta kemerdekaan. Kita berjuang! Banyak sekali nyawa yang hilang untuk mendapatkannya.
Oh, aku ingat! Aku pernah membaca Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Novel ini ditulis oleh Ahmad Tohari. Di sini, diceritakan tentang seorang wanita bernama Srintil. Dia seorang penari, lebih tepatnya titisan seorang Ronggeng.
Kehidupan seorang Srintil di eskplor dengan begitu apik. Dia bercerita tentang keindahan tarian yang penuh nyawa. Termasuk kehidupan para masyarakatnya di jaman ini. Eksotis, sekaligus menyesakkan. Dan, aku bangga menjadi bangsa Indonesia yang punya kebudayaan tariannya, tapi aku tak bangga dengan tata cara masyarakatnya hidup pada jaman itu.

[Jawaban Kategori Keempat] Tokoh yang membanggakan Indonesia menurutku– Hehehe… siapa, ya? Em, Anggun C. Sasmi.
Lho, kok bisa?
BIia, dong! Dia membawa nama Indonesia ke Internasional, lho! Dia juga penyanyi Indonesia yang punya selera dan masih mencerminkan dia berdarah Indonesia meskipun dia hidup di Paris. Contohnya, dia sangat suka teh produksi Indonesia. Dia pernah cerita, dia suka minta dikirimi teh waktu dia di Paris. Lihat cara dia ngomong, tetep nyablak ala orang Indonesia, tepatnya orang Jawa. Meskipun dia tinggal di Paris lama banget dan sudah mengeluarkan album di sana, bahkan di Internasional, dia masih bikin lagu bahasa Indonesia.
Dari hal yang kelihatannya nggak penting itu, aku merasa Anggun C. Sasmi sudah berkontribusi besar untuk membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Setuju?

Wednesday, August 27, 2014

TELKOMSEL MENYESATKAN HIDUPKU



 
Setiap manusia selalu punya rasa nyaman sama sesuatu.
Saat sesuatu yang sudah klop dan bisa dipercaya itu tiba-tiba mengecewakan, rasanya nyesek banget. Apalagi situasi itu terjadi disaat yang nggak pas banget.
Itulah yang terjadi padaku. Ini bukan karena seseorang, tapi karena sebuah Operator Seluler yang terkenal dan katanya sih yang jangkauannya paling luas, TELKOMSEL.
Yap, TELKOMSEL.
Mungkin, followers-ku di twitter membaca beberapa tweet kemarahanku sama @telkomsel yang kelihatan kayak macan ngamuk. Emang, emang aku marah dan mengadiahi mereka mention-mention sepedas cabe 1 kilo yang disambal trus dimakan langsung.

Aku tahu, itu bisa bikin image aku jelek. Namun, kalau nggak ada yang memperingati mereka seperti itu, bisa-bisa Telkomsel makin parah kelakuannya sama pelanggan.
Pasti kalian bertanya-tanya, apa sih yang sudah terjadi padaku?
Begini, sejak setahun lebih aku percaya sama Telkomsel untuk urusan paket internet. Dulu, aku pakai paketan 6G harga 49 ribu. Lalu, saat ada paket 50 ribu yang berisi 11 G Midnight (Jam 00.00 – 08.59 WIB) + 600 MB 2G/3G + 600 MB 3G (09.00-23.59 WIB), aku pindah ke paket 50 ribu ini. Rasanya, paket itu pas sekali sama aku yang suka ngenet pagi-pagi atau begadang sampai jam 1-an. Jadi, bisa ngirit kuota banget.
Nyatanya, tangal 24 Agustus 2014 kemarin, ada yang aneh sama kuotaku. Kok, bisa kuota di luar midnight bisa cepet banget habisnya? Tapi, aku belum menemukan penyebabnya.
Besoknya, tanggal 25 Agustus 2014, aku sadar. Ternyata, saat aku pakai kuota midnight (aku mulai ngenet jam 04.30-08.45 WIB) nggak cuma kuota midnight yang kepotong, kuota normal juga lenyap lebih dari 150 MB.
Aku tahu karena aku langsung cek kuota di *889# jam 8-an pagi. Hasilnya, ya seperti yang aku ceritakan di atas.
Kacau! Kuota 1,2 G untuk 1 bulan bakalan habis kurang dari 2 minggu. Udah dompet nipis gara-gara untuk modal buka usaha buku pula. Trus gimana nasib aku? Nggak mungkin banget nggak pakai internet karena kerjaan aku memang harus pakai internet.
Hasilnya, aku mention @telkomsel dan mulai ngamuk.
Mereka menanggapi mention aku dan meminta aku untuk DM nomor ponselku.

Aku turuti mau mereka. Dan, mereka menjawab.
 Jelas kaget, kan aku! Kenapa tiba-tiba batas midnight jadi jam 06.00?! Kalau ada perubahan kenapa Telkomsel nggak ngasih tahu pelanggan? Kesannya, mereka kayak nipu aku saja. Aku nggak terima banget. Sangat-sangat nggak terima.
Tanggal 26 Agustus 2014 ada yang aneh lagi. Kuota midnight yang kemarin aku cek di *889# cuma sekitar 10G bisa berubah jadi 11G. Lupa komanya brapa. Sepertinya kuota midnightku kembali utuh. Nah, gimana itu urusannya?
Dicek dengan *889# sebelum jam 9 pagi

Hari itu, aku nggak berani pakai midnight karena takut ketipu lagi. Jadi, bisa dibilang aku nggak tahu apakah kejadian kemarin dan lusa bisa terjadi lagi hari itu.
Oh, iya. Karena nggak cuma aku yang pakai paketan midnight, aku minta bulek aku untuk mengecek apakah kuota midnight yang dia gunakan berjalan normal apa tidak.
Jawabannya, ya, paketan midnightnya normal dan batas waktunya masih jam 9 pagi. Tapi, kenapa mereka kemarin bilang batas midnightnya jam 6 pagi? Kenapa nggak konsisten begini? Kenapa beda-beda?
Lagi-lagi aku mention @telkomsel. Bukan membahas kenapa batas midnight aku dan midnight bulek aku nggak sama. Itu nggak penting. Tapi lebih ke ngomongin kenapa midnight aku bisa berubah utuh lagi. Jawabannya, itu karena converter apalah nggak jelas. Yang aku tahu, selama ini nggak ada tuh converter-converteran segala.


Baca dari bawah
Kemudian, hari ini aku mengecek lagi penggunaan kuota midnight aku. Aku bikin screenshot kuota awal aku dan setelah jam 7 pagi, aku cek lagi. Hasilnya, midnight aku jalan seperti biasanya dan kuota normal nggak berkurang. Aman, nih kayaknya.
Kuota tanggal 27 Agustus jam 5.02 WIB (Kuota sebelum digunakan)
Kuota tanggal 27 Agustus Jam 7.09 WIB (Kuota setelah digunakan.) Perhatikan jumlah kuota midnightnya
Aku jadi penasaran, kira-kira bener nggak ya midnight cuma sampai jam 6 pagi? Ternyata, kata admin kemari itu SALAH BESAR. Midnight di paketanku masih berlaku sampai jam 9 pagi. Kuota normal juga nggak kepotong sebelum jam itu. Artinya, hari ini system berjalan sesuai aturan.
Kuota sebelum jam 9 pagi. Masa aktif midnight masih sampai jam 9 pagi.
Nah, kebukti, kan itu para admin cuma mau alasan doang, nggak mau disalahin meskipun system mereka nggak jelas.
Jadi, apa yang terjadi pada kuota aku tanggal 24 – 26 itu bisa jadi system Telkomsel yang eror atau Telkomsel yang punya hobi diem-diem nilep kuota pelanggannya.
Kasus seperti aku di atas, ternyata nggak cuma terjadi padaku. Seorang agan menuliskan pengalamannya di forum kaskus. Nih, linknya http://www.kaskus.co.id/thread/52af14baa1cb1724408b4606/hati2-dengan-paket-midnight-telkomsel-flash/
Dan sore ini aku kembali dibuat geleng-geleng sama Telkomsel. Ada yang cerita di twitter kalau harga paketan 12 G yang biasa aku pakai itu harganya dari 50 ribu udah naik jadi 75 ribu. Parahnya, masa batas midnight benar-benar berubah dari jam 9 pagi jadi jam 6 pagi. Ya, ampuuuunnnnnnnn!!!! Makin jadi aja ulah, tuh, Telkomsel.


Aku jadi Inget kejadian saat mau lebaran.
Saat itu paketan aku tinggal sehari dan pas puasa aku memang pakai paketan 12G itu karena habis sahur pasti ngenet sampai subuh, bahkan sampai jam 7 atau 8 pagi. Nah, waktu mau maketin lagi dengan paket yang sama, harga paketan itu jadi 60 ribu.
Yang benar aja! Akhirnya, aku relakan kuota midnight aku yang masih buanyak lenyap karena aku pilih paketan 49 ribu saja. Trus, tiba-tiba beberapa minggu yang lalu, aku sudah siapkan pulsa 60 ribu agar bisa pasang yang midnight (kuota 12G yang biasanya). Harga berubah lagi, jadi 50 ribu doang.  Dan, ternyata hari ini baru tahu, harganya malah naik jadi 75 ribu. Nyekeeekkk bangeeettt!!!!
Bukannya makin mutu, tapi makin ancur aja tuh Telkomsel. Geleng-geleng!!!
Yang jadi perhatianku di sini, kenapa Telkomsel yang terkenal jadi operator seluler dengan jaringan terluas dan paling teratas di Indonesia bisa segitu kejamnya sama pelanggan. Cara admin-nya meng-handle keluhan juga nggak bikin pelanggan jadi lega, tapi makin gondok dan emosi.
Mereka sepertinya juga nggak paham sama system Telkomsel sendiri. Masak di luar jam 9 pagi aku disuruh ngecek kuota midnight pakai *889#, sih? Ya nggak keluar, lah. Bisanya, cek midnight pakai *889# itu cuma pas jam midnight doang. Kalau memang ingin mengeceknya, bisa pakai sms ke 3636 ketik Flash (spasi) Info.
Saking sebalnya, aku sampai niat mau masukin masalah ini ke media masa. Kayaknya pernah lihat tuh aduan konsumen di kolom Jawa Pos. Em, masih niat, sih sekarang. Karena merasa empet banget sama Telkomsel.
Himbauan aja buat pemakai paketan Internet Telkomsel. Harus hati-hati sama system Telkomsel. Pastikan semua system berjalan baik saat kamu memakainya. Biar nggak kejebak seperti aku. Tapi, kalau perlu pindah aja, deh. Ini aku juga mau pindah. Namun, masih nyoba nyari-nyari dulu yang sesuai. Adakah saran?
Kira-kita itulah pengalaman nyesek aku sama Telkomsel. Semoga postinganku ini dibaca sama admin-admin Telkomsel. Kalau perlu, print out nih posting, serahin sama atasan kalian. Biar mereka tahu, nih, rakyat jelata yang menghidupi mereka mulai tercekik karena harga kalian yang makin mahal dengan system yang nggak sesuai.
Kalau bisa, harga sms sekalian diturunin. Harga panggilnya juga. Jangan sombong meski jadi nomor 1. Hidup itu kayak roda, bisa jadi besok kalian bergeser ke tempat yang paling rendah kalau nggak hati-hati.




 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos