Saturday, March 15, 2014

Resensi – MARRIAGEABLE "Kisah Sekantong Susu Ultra"

Penulis : Riri Sardjono
Penerbit : Gagas Media
Tebal : x + 358 hlm
Terbit : 2006 (Cetakan Pertama), 2013 (Cetakan Ketujuh)
Genre : Dewasa
ISBN : 979 – 780 -651 – 0
Harga : Rp. 49.000
 “Dua minggu lagi, aku akan merayakan ulang tahunku yang ketiga puluh tahun dan sekarang sahabatku akan menikah?!... Mungkin sebentar lagi, Mamz  akan mengumumkan sebuah sayembara untuk mencari calon suami bagiku. Syaratnya : TIDAK ADA SYARAT! Lelaki pertama yang datang akan dinikahkan denganku dan mendapat imbalan satu kantong emas beserta ucapan terima kasih yang tulus.” Hlm. 4

Inilah masalah Flory, menikah. Di usianya yang hampir tiga puluh tahun, tak ada tanda-tanda dia akan melepas status single-nya. Membuat sang Mamz mengatur sebuah perjodohan untuknya, mempertemukan Flory dengan anak teman Mamz-nya, Vadin.
Pertama bertemu dengan Vadin, Flory tampak tak sedikitpun tertarik. Berbeda dengan Vadin, yang langsung tertarik dengan cara bicara Flory.
Namun, sebuah keputusan diambilnya. Setelah setahun mencoba dekat dengan Vadin, Flory menerima ajakan menikah Vadin. Ini bukan karena cinta, ini karena sebuah tuntutan dan ketakutan Flory pada statusnya.
“Kenapa akhirnya elo kawin? Takut jadi perawan tua?” Hlm. 77

“Kadang gue pikir, gue nggak pengin kawin. Tapi, kadang gue ngerasa itu nggak normal dan seharusnya gue emang kawin. Tapi gue takut sakit kalau gue kawin. Tapi gue juga takut kesepian kalau gue nggak kawin.” Hlm. 75

Sebenarnya, buat Flory sahabat-sahabatnya sudah cukup untuk hidupnya. Hingar bingar tawa dari mereka membuat hidup Flory berwarna. Tapi, apakah itu hanya alasan Flory untuk tidak menikah karena dia terlalu takut pada sebuah pernikahan? Takut pernikahannya akan bernasib sama dengan Papz dan Mamz-nya? Namun, kenyataan membuatnya bertekat untuk menikah, karena dia sadar, waktunya menjadi wanita produktif semakin lama semakin menyempit.
“Kantong rahim kayak susu ultra. Mereka punya expired date. Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama.” Hlm. 4

Pernikahan Vadin dan Flory jauh dari sebuah pernikahan pada umumnya. Mereka hidup bersama dengan kamar berbeda dan tanpa cicin kawin dijari manis masing-masing. Bagi mereka, pernikahan hanya memunculkan gelak tawa dan rasa nyaman untuk keduanya.
Namun, saat Nadya, mantan kekasih Vadin yang sangat sexy dan menggoda muncul, Flory tampak kalang kabut. Dia tidak mau mengaku cemburu. Dia hanya tak ingin Vadin bersama perempuan itu, membuat Flory mati-matian berubah untuk mengimbangi Nadya.
Lalu, muncul Bimo, atasan Flory di tempat kerjanya yang baru. Belakangan, muncul Gilang, si mantan yang pernah membuat Flory patah hati parah. Dua pria ini digunakan Flory untuk membalas Vadin, dia ingin membuatnya cemburu karena Flory mengira Vadin selingkuh.
“Kenapa, sih elo bisa kawin sama laki?”
“Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja Hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!” Hlm. 38

Pelan-pelan, Flory mulai ragu dengan tindakannya. Hubungannya dengan Vadin pun mulai menjadi rumit. Selama ini, Flory tak pernah bilang cinta pada Vadin. Namun, Flory sadar dia mulai mencintai Vadin. Tapi, apakah cintanya sudah terlambat untuk Vadin? Apakah tak ada lagi kesempatan untuk bersamanya?
Dengan dukungan sahabat-sahabatnya, Flory mengejar kembali cintanya, meminta kembali bintangnya yang berjalan pergi.
“Kalau kamu mau bintang, tinggal bilang bintang, Honey.” Hlm. 326
 
 Marriageable, karya pertama Riri Sardjono yang aku baca, sebuah novel yang lama menjadi wistlistku dan baru kesampaian gara-gara Flash Fictionku menang di Lomba FF yang diadakan @NBC_IPB. Nggak nyangka juga bakalan dapet ini.
Dan, saat membacanya, instingku nggak salah saat menebak novel ini selera aku banget. Yup, seluruh isi, gaya bahasa, cerita sampai karakter para tokohnya benar-benar bikin aku puassss sangat!!!
Yang paling aku suka di sini adalah para sobat Flory, di mana mereka bisa ngobrol blak-blakkan dan ajaib, mengingatkanku pada teman-teman XXX yang gila di masa SMA ku.
Dina, menurutku yang paling gila. Dia yang nggak percaya sama cinta dan laki-laki tampak membuat novel ini hot dengan pemikirannya. Lalu, Kika yang hampir senasib dengan Flory, takut menikah. Dia tampak tak kalah seru dari Dina. Dan Ara, dia adalah satu-satunya cewek di antara 4 cewek ini yang masih percaya pada cinta. Tapi, dia harus rela diinjak-injak karena pemikirannya itu. Satu lagi, Gerry adalah pria dengan jenis kelamin tak jelas, semakin membuat percakapan satu gank ini mengundang gelak tawa tapi juga membuatku berfikir.
“Apa cinta emang ada, Ka?”
“Mungkin. Kadang-kadang elo mesti belajar untuk berhenti berfikir. Cinta biasanya datang di saat orang lain nggak mikir.”
“Apa cinta selalu datang untuk orang-orang bego?” Hlm. 73

Love is blind, Honey,”
“Yeah… itu membuktikan betapa tololnya kita.”
“Itu Itu karena orang barat bilang untuk menikah kita perlu kematangan isi hati dan kepala. They called it maturity.”
“Sementara orang Timur bilang, untuk menikah kita cuma perlu kematangan kantong rahim dan sperma. We called it old enough.” Hlm. 306

Kalau bicara tentang Vadin, aku merasa dia di tipe pria yang diidamkan banyak perempuan. Bukan karena dia sudah mapan dengan pekerjaan yang gemilang. Tapi karena Vadin bisa membuat perempuan tertawa dan hidup nyaman di sampingnya.
Sedangkan Flory sendiri, menurutku dia terlalu larut dengan ketakutannya sendiri. Oke, takut menikah dengan latar belakang trauma memang sedikit sulit dimengerti oleh orang yang tidak merasakan sendiri trauma itu. Tapi, buat aku Flory yang takut menikah cukup normal. Karena aku sedikit merasakan ketakutan yang dialami Flory, takut melepaskan masa lajangku. *Curhat :D
 Bagi aku yang lebih sering baca novel dari pada BAB, sebuah novel menarik itu bernilai 4. Tapi, novel dengan daya sedot kuat seperti novel ini, pantas diberi bintang hampir sempurna, 5 maybe.
Yup, novel ini punya daya sedot kuat. Menurutku ini karena banyaknya dialog menarik yang membuat novel ini mengalir dengan penuh beriak namun mengasyikan. Dan ini adalah jasa dari Dina, Ara, Kara, dan Gerry. Jika novel ini hanya fokus pada Flory dan Vadin saja, jelas novel ini akan tampak sama saja dengan jenis novel bertema sama.
Dan, loncatan-loncatan yang dibuat Mbak Riri sangat lincah. Meski kadang ada bagian kembali ke waktu yang telah berlalu di tengah-tengah cerita, aku sama sekali nggak merasa bingung. Semua menyatu.
Pokoknya, novel ini benar-benar gila, gila kenapa ada novel kayak gini? Kenapa ada orang-orang kayak Dina, Kika dan Gerry? Huft, kita harus berterima kasih pada manusia dengan otak sedeng kayak mereka. Karena dunia terasa lebih ringan jika mau melihat dari sudut padang orang gila.
Ehm, berteman dengan orang-orang berotak gila memang membuat dunia lebih ringan. Serius, aku pernah hidup beberapa tahun dengan cewek-cewek dengan pikiran khas Dina dan Kara. Dan, aku kangen mereka.
Novel ini dicetak ulang dengan cover baru. Tapi, kenapa cover barunya malah terlihat sedikit ekstrim, ya? Aku lebih suka yang lama, lebih lembut. Bikin orang bertanya, kenapa ada gambar kemasan susu ultra di sana? Dan menurutku kemasan susu ultra lebih sesuai dengan ceritanya.
Oke, untuk rating aku kasih 4,8 dari 5 bintang. Kenapa nggak 5 sekalian? 0,2 nya buat di tabung, dear!
Dan, terakhir aku mau bilang big thanks buat si penulis yang baik banget mau men-signature buku ini. Juga buat @NBC_IPB yang sudah suka dan menjadikan Flash Fiction berjudul Loving You menang di lomba FF yang diadakannya. *Kecup jauh buat mereka.

Tulisan ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014

2 comments: