Wednesday, May 27, 2015

Resensi – IN A BLUE MOON “Sesendok krim pahit dari masa lalu”

Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance
Kategori : Adult, Metropop
Terbit : 2015
Tebal : 320 hlm
ISBN : 978 – 602 – 03 – 1462 – 4
Harga : Rp. 70.000
Jika ada pertanyaan, ‘adakah sesuatu yang paling kau sesali dari masa lalu?
Maka, Lucas Ford akan menjawab, ‘ya’ dengan sangat yakin. Apalagi saat dia menemukan sebuah wajah yang tak asing lagi di sebuah pesta pernikahan cucu teman kakeknya. Sebuah wajah yang langsung menyiratkan kebencian yang amat sangat – saat membalas tatapannya.
“Lagi pula, permintaan maaf tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Tidak akan menjadikan semuanya baik-baik saja.” – Sophie – hlm. 41

Sophie Wilson, dialah gadis yang sangat membenci Lucas, dan semakin membencinya saat dia tahu, kakek Lucas menginginkannya untuk menjadi pasangan cucunya.
Ini mustahil! Bagaimana bisa, pria paling dia benci tiba-tiba menjadi tunangannya?
“Dia hanya salah satu anak populer menjengkelkan di sekolah yang hanya merasa bahagia apabila melihat orang lain menderita.” – Sophie – hlm. 41

Namun, Sophie sendiri tak menyangka, hatinya perlahan luluh pada pembuktian diri Lucas. Ya, Lucas membuktikan dirinya sudah berubah. Tapi, apakah luluhnya hati Sophie juga pertanda dia mulai menerima perasaan Lucas? Apalagi ada Miranda, si model cantik yang selalu menempel pada Lucas.  Miranda dia diam-diam mengharapkan Lucas menjadi kekasihnya.

In a Blue Moon, sebuah novel yang jadi fenomenal sebelum novel ini nongkrong di toko buku. Beberapa temanku begitu excited sekali saat tahu Ilana Tan melahirkan novel baru, sampai-sampai mereka rela ikut PO novel ini. Aku? Ah, aku mah santai saja. Cari novel yang harganya miring-miring mantap dong.
Novel ini mengangkat dunia kuliner sebagai latar belakang pekerjaan dua tokohnya. Lucas adalah koki hebat pemilik Ramses, Restoran yang sangat terkenal di New York. Dan, Sophie adalah Patissier juga pemilik toko kue A Piece of Cake, yang tartle-nya sangat terkenal kelezatannya
Hubungan Lucas dan Sophie memang sudah di awali dengan tidak mulus gara-gara kesalahan Lucas di masa lalu. Sebuah kisah bulling saat masa SMA yang dialami Sophie akibat mulut Lucas.
Tapi, novel ini membuktikan pada kita semua, manusia selalu bisa berbuat salah, namun selalu ada kemungkinan manusia tersebut mau berubah dan menjadi sosok yang lebih baik. Dan, akan sangat lebih baik jika kita selalu memberikan kesempatan kedua untuk mereka yang ingin berubah.
Karakter Lucas itu tipe cowok yang serius, tak terlalu suka bercanda, professional dalam bekerja, namun satu yang tidak aku suka dari dia, Lucas tidak tegas pada Miranda. Masak, sih dia nggak tahu Miranda suka padanya? Dan, kenapa dia tidak mempertegas hubungannya dengan Miranda agar cewek ini tidak mengharapkannya?
Oh, kalau aku jadi Sophie, aku bakalan takut sama cowok yang nggak tegas begini. Bisa-bisa, di belakang hari, dia melakukan hal yang sama pada cewek lain, memberi harapan palsu.
Sophie sendiri tercipta untuk menjadi cewek yang menyenangkan, berjiwa sosial tinggi, ramah, sayang pada keluarga, dan bukan tipe pecemburu. Sophie termasuk jenis cewek yang berpikiran positif. Tipe cewek seperti Sophie ini, tipe cewek yang menyenangkan sebagai teman dan kekasih.
Dalam membaca novel ini, aku membuat beberapa catatan yang menurutku harus dikoreksi lagi.
“Namun, setelah ia melihat sendiri apa kompleks apartemen yang dimaksud, terlebih…” – hlm. 40.
Coba rasakan penggunaan kata ‘apa’ dalam kalimat tersebut. Aku merasa penggunaan kata ‘apa’ tidak tepat. Bandingkan jika ‘apa’ dirubah menjadi ‘seperti apa’, mungkin kalimat akan lebih terasa enak.
Kasus terjadi kembali di kalimat berikut :  
“Sophie melepaskan jaket dan syal dan menggantungnya di dalam lemari penyimpanan.” – Hlm. 43
“Dan” dan “Dan”, jika digunakan secara berurutan seperti itu, aku merasa nggak nyaman saat membacanya. “Dan” yang aku tebalkan sepertinya akan lebih tepat jika diganti “Lalu”.
“Penarikan kesimpulan yang menarik.” – Hlm. 90
Yah… ini kenapa kayak nggak ada pilihan diksi lainnya, ya? Dari pada kalimatnya seperti itu, kayaknya cukup dibuat begini aja, deh, “Kesimpulan yang menarik.” Nah, lebih oke, kan?
Novel In a Blue Moon punya alur yang cepat. Konflik yang disajikan juga tidak terasa berat dan berputar-putar kayak benang kusut. Novel ini tidak banyak membuat pembaca berpikir, sehingga pembaca sangat rileks saat membacanya.
Awal novel ini juga menyajikan sesuatu yang mengundang selera, dan ending-nya berhasil menutup dengan baik, juga cukup manis.
Ratingnya 3,2 dari 5 bintang.

5 comments:

  1. Dari resensinya. Gue menemukan beberapa part yang sukses buat gue penasaran abis. Kalo ada duit entar, beli ah..

    Apalagi sebagai cowok yg suka hal yg berbau kuliner. patut gue baca ni.

    ReplyDelete
  2. Aku jadi baper >< Belum kesampaian baca novel ini. Huhuhu
    Eh tapi menurutku, semua novel Ilana Tan itu bikin baper semua. Ceritanya udah kayak CD di otakku.
    Penasaran sama yang ini, oh In A Blue Moon. Super pengin baca ^^

    ReplyDelete
  3. Aku jadi baper >< Belum kesampaian baca novel ini. Huhuhu
    Eh tapi menurutku, semua novel Ilana Tan itu bikin baper semua. Ceritanya udah kayak CD di otakku.
    Penasaran sama yang ini, oh In A Blue Moon. Super pengin baca ^^

    ReplyDelete