Penerbit :
Gagasmedia
Genre :
Romance, Fiksi
Kategori : Young
Adult, Contemporary, Family
Terbit : 2012
Tebal : viii
+ 292 hlm
ISBN : 979 –
780 – 589 – 1
Harga : Rp.
45.000
Florence mengambil keputusan paling berani dalam hidupnya, kabur
dari rumah. Dia tidak ingin dijodohkan dengan pria yang belum pernah
dikenalnya. Florence memutuskan menaiki kereta ke Honfleur. Saat itulah dia
bertemu seorang pria bernama Vinter yang memberinya tas Channel.
Dari obrolan mereka, Florence tahu, Vinter mengalami kesulitan. Kelompok
seniman yang sudah dipesannya memutuskan membatalkan pertunjukan mereka. Dan,
Florence berpikir, dia bisa menggantikan mereka. Florence menguasai banyak
seni, dari membaca puisi, bermain drama, melukis sampai bermain musik. Dia
berharap, bantuannya ini bisa membayar tas yang diberikan pria itu kepadanya.
Vinter membawa Florence kepada Zima, seseorang yang tak pernah
ingin menyebutkan nama aslinya. Dia menyebut dirinya sesuai dengan nama musim,
dan dia sangat menyukai pertunjukan seni.
Zima bukan orang yang mudah dipuaskan. Dan, itulah tantangan yang
harus dihadapi Florence. Dia harus memuaskan Zima dengan segala kemampuan
seninya. Jika tidak, dia tidak akan mendapat bayaran.
Kebersamaan Florence dengan Vinter memang sangat singkat, namun
sangat membekas di dalam hatinya. Ada sesuatu yang membuatnya enggan
menginggalkannya. Namun, Vinter sudah memiliki seseorang yang menunggunya. Dan,
Florence harus pulang untuk kembali pada keluarganya, lalu menghadapi
perjodohannya.
Apakah mereka menyerah begitu saja? Benarkah mereka tidak ingin
mengejar cinta yang sebenarnya? Florence dan Vinter, setidaknya mereka harus
bahagia.
“Kau baru
bertemu dengannya. Mungkinkah waktu sesingkat itu bisa membuat seseorang
sebegitu berarti...?” – hlm. 158
Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa, novel ini bercerita
begitu syahdu, seperti bait-bait puisi. Penulis benar-benar pandai merangkai
kata, memilih diksi, dan menggambarkan tokoh-tokohnya.
Mereka yang di dalam novel ini bukan tokoh biasa, semua spesial
dengan karakter-karakter yang sangat kuat. Hal inilah yang menjadikan novel
Prisca Primasari yang bertema biasa, jadi terasa luar biasa.
Kisah dimulai dengan konflik perjodohan. Lalu pertemuan dengan
Vinter, dan membawa Florence kepada Zima dan beberapa tokoh lainnya. Musik
klasik, literatur, dan sebagainya membalut novel ini membuatnya lebih istimewa
dibanding novel lainnya.
Aku sangat menyukai tokoh Vinter. Menurutku, dia itu misterius dan
dingin di awalnya. Namun, saat sudah mengenalnya, aku merasa Vinter begitu
rapuh dan kesepian. Bagian yang aku suka dari Vinter adalah saat Monsieur Leroy
ingin memperkenalkanVinter dengan putrinya, dia bertanya, “apa yang disukai olehnya?” “apa yang
bisa aku berikan untuknya?” bukan bertanya “bagaimana rupanya?” “bagaimana perangainya?”. Jelas ini menggambarkan kepribadian Vinter
yang begitu tulus. Dia memikirkan apa yang jarang dipirkan orang lain. Dan,
yang seperti ini sepertinya menyenangkan untuk dijadiakan teman hidup. *kembali
berkhayal*
Meski
aku bisa menebak akhir ceritanya, aku cukup menikmati kisah ini. Dan, 2,8 dari
5 bintang deh untuk novel ini.
ReplyDeleteTulisan bagus kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini