Penulis : Marie Belloc Lowndes
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : vi + 414 hlm
Penerbit : Tangga Pustaka
ISBN : 979-083-076-9
Harga : Rp57.500,-
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : vi + 414 hlm
Penerbit : Tangga Pustaka
ISBN : 979-083-076-9
Harga : Rp57.500,-
Hidup penuh misteri, dan
jika kita tak kuasa menghadapi misteri itu, maka hidup kita akan dihisap
olehnya, dia akan begitu senang membawakan kita mimpi-mimpi buruk ditidur nyeyak
kita. Dan, itulah yang diceritakan novel ini, sebuah novel yang mengulas
tentang tekanan batin seorang wanita bernama Ellen Buntung, sebuah tekanan
batin yang disebabkan oleh si Penuntut Balas. Yah, tema dasar dari novel ini
memang adalah si Penuntut Balas yang lebih dikenal dengan nama Jack The Ripper
di dunia nyata.
Kisah dimulai dengan
cerita sepasang suami istri yang dulunya adalah pelayan rumah tangga di
rumah-rumah mewah dan melayani para tuan dan nyonya terhormat harus hidup
kelaparan di dalam rumahnya yang terlihat nyaman dengan perabotan yang mewah.
Ironis.
Tapi, seorang malaikat
datang ke dalam rumah mereka, Tuan Sleuth si penyewa kamar. Dengan uang yang diberikan
olehnya, Ellen dan Robert Bunting akhirnya bisa hidup layak, bahkan Robert
mampu membeli koran dan tembakau kesukaannya.
Tapi, siapa sangka sang
malaikat adalah orang gila dan kejam. Tuan Sleuth yang begitu dihormati Ellen
adalah pembunuh wanita-wanita malang yang hobi keluar malam dan menikmati
minuman keras.
Awalnya, kebiasaan Tuan
Sleuth yang agak ganjil, keluar di malam hari dan sering melakukan eksperimen dianggap hal yang nyentik untuk
kaum terhormat sepertinya. Namun, saat Ellenmendengarkan Tuan Sleuth membaca nyaring
kutipan dari Al Kitab yang isinya menyudutkan kaum wanita, bahkan dalam nada
suara Tuan Sleuth tergambar kebencian yang amat sangat pada mereka, membuat
kecurigaan Ellen menjadi-jadi.
“Perempuan asing
adalah gerbang sempit. Ia juga mengintai seolah-olah mencari mangsa dan
meningkatkan jumlah pendosa di antara manusia.” (Bab 3 Hal. 49)
“Kediamannya
adalah jalan menuju neraka, turun ke ruang kematian.” (Bab 3 Hal. 50)
Karena kecurigaan
itulah Ellen menjadi berubah, emosinya mulai tak stabil dan kesehatannya mulai
memburuk. Ellen benar-benar tertekan dengan kenyataan yang dia ketahui.
Anehnya, Ellen memilih memendam sendiri fakta-fakta yang di ketahuinya tentang
Tuan Sleuth, fakta yang mengarah bahwa Tuan Sleuthlah Si Penuntut Balas.
Bahkan, kesannya Ellen menutupi keberadaan Si Penuntut Balas di rumahnya dari
siapapun, termasuk dari suaminya sendiri, Robert Bunting.
Iya, Si Penuntut balas
yang akhir-akhir ini menjadi headline news
di surat kabar, yang menjadi kutukan menakutkan untuk warga London, bahkan dia
yang sering sekali dibicarakan Robert dan si pemuda Joe Chandler, sang detektif
yang bekerja untuk kepolisian.
Sebenarnya, novel ini
tidak terlalu banyak membahas si Penuntut Balas yang menjadi tema novel ini. Si
Penulis lebih banyak bercerita tentang psikologis Ellen, tentang bagaimana
kecurigaan-kecurigaan dan beberapa clue-clue
yang ditemukan Ellen tentang si Penuntut Balas.
Kebanyakan cerita
peristiwa pembunuhan yang dilakukan Penuntut Balas diceritakan lewat
koran-koran yang dibaca Robert dan cerita yang disampaikan Joe Chandler, tak
ada cerita yang dispesifikan khusus untuknya. Ini membuat cerita sama sekali
tidak menegangkan. Pembaca hanya diajak menebak dari sudut pandang Ellen, dan
juga dimainkan emosinya lewat emosi sang wanita tua ini.
Dan sayangnya, sejak
pertama kemunculan Tuan Sleuth, dengan semua kenyentrikan dan keanehannya aku
mampu menebak bahwa dialah si penuntut balas. Tapi tetap novel ini punya sisi
keunggulan yang terletak pada penggambaran emosi Ellen dan tokoh-tokoh lainnya
yang terkesan nyata di imajinasiku, bahkan penggambaran settingnya juga mampu
aku serap dengan baik.
Satu lagi yang harus
aku kasih jempol dua buat si Penulis, karena menurutku si Penulis begitu lihai
membuka kedok si Penuntut balas, walaupun dia membukanya hanya dengan clue saja, tanpa mengatakan dengan pasti
Tuan Sleuthlah si Penuntut Balas, bukan seperti itu.
Penulis membukanya
dengan sebuah peristiwa dimana Daisy Bunting, putri tiri Ellen dan Tuan Sleuth
serta Ellen sendiri pergi ke Museum Madame Tussaud, disana mereka mendengar percakapan
Monsieur Barberoux yang menjabat
sebagai Komisaris Polisi baru dengan rombongannya. Percakapan yang didengar
tidak sengaja oleh Ellen semakin membuat Ellen yakin bahwa Tuan Sleuthlah yang
sedang dibicarakan Monsieur Barberoux.
Dan, kecurigaan Ellen terjawab sudah dengan kata-kata dan sikap Tuan Sleuth
padanya setelah itu.
“Jangan berfikir
untuk melarikan diri dari konsekuensi penghianatan mengerikan Anda. Saya
percaya kepada anda Nyonya Bunting. Tapi anda menghianati saya! Untung saja
saya dilindung oleh kekuatan yang lebih tinggi karena saya masih punya banyak
hal yang harus saya lakukan,” (Bab 26 Hal. 398)
Ternyata Tuan Sleuth
mencurigai Ellen menjebaknya agar bertemu dengan musuh bebuyutan Tuan Sleuth,
si Komesaris Polisi. Dan, setelah mengatakan ancamannya pada Ellen yang
sebenarnya telah melindunginya, Tuan Sleuth pergi dan tak pernah kembali.
Dalam novel ini juga
diselipkan kisah cinta yang… emm… bagaimana ya? Mungkin agak kuno atau sama
sekali tak ada rasa manisnya, entahlah. Kisah cinta sang detektif Joe Chandler
dan Daisy Bunting. Mungkin, jika penulis mau mengeskplor kisah ini, dia akan
menjadi sedikit bumbu yang manis dalam novel yang terkesan datar ini. Tapi,
sayangnya mereka hanya iklan semata, benar-benar cuma tempelan.
Satu lagi, ada satu bagian
yang menurutku percuma dan hanya mengganggu di novel ini. Bagian dimana penulis
menuliskan kenangan Ellen Bunting tentang kematian temannya, dan bagaimana dia
menjadi saksi di pengadilan saat itu (Bab 18 hal. 265 – 267)
So, berapa bintang yang
cocok untuk novel ini? Biar aku fikirkan dulu. Bagaimana kalau 2. Tidak, aku
harus menghargai kepandaian Penulis menggambarkan emosi para tokohnya juga,
jadi biarkan 3 aku berikan untuknya.
Oh, iya… aku juga mau
bilang makasih sama @gila_buku dan Penerbit Tangga @RedaksiTangga yang udah
kasih buku gratis buat aku. Makasih ya?! Sering-sering bikin kuis ya, min! :D
Sila mampir ke blogku juga ya, ada beberapa review buku :D
ReplyDeleteKomen2 juga boleh, ditunggu sarannya ya
Salam kenal...
Salam kenal juga. Terima kasih udah mampir dan menuliskan sesuatu di sini. Oke, nanti saya mampir. :D
DeleteBaru tamat bacanya dan googling reviewnya dann nyampek disini deh :p
ReplyDeleteCuman merasa tegang waktu bagian sirobert mulai curiga sama sleuth Pas sampe ending *plek* gini doang? Sumpah kecewa bgt. Dri awal ceritapun membosankan karna ber tele2 perkembangan karakternya. Bener2 buruk.
Score:2/5