Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Agustus 2013 (Cetakan Ke-3)
Tebal : 272 hlm
Genre : Metropop
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9786 – 7
Harga : Rp. 48.000
Siapa yang tahu seperti apa
dan di mana jadoh kita berada? Nggak ada yang tahu!
“….Cinta itu merdeka. Memilih tumbuh
dan berkembang di tempat yang diinginkannya. Aku tak bisa mengusirnya. Tak
mampu mematikannya. Tak kuasa membusukkannya. Sebab dia memiliki rohnya
sendiri.” – Harsya –
Hlm. 123
Kadang, kita sudah
mengelilingi separuh dunia, ternyata jodoh kita tepat di samping rumah kita.
Atau, kita sibuk putus nyambung sama banyak orang, ternyata jodoh kita adalah
sahabat kita sendiri. Takdir itu benar-benar bisa memukau siapa saja.
Seperti Harsya, si
pemilik Wedding Organizer yang
namanya cukup mashyur di Kota Semarang. Dia pikir Figo adalah pria yang bisa
dia harapkan untuk mewujudkan impiannya, menikah. Ternyata pria itu malah menikah
dengan sahabat SMA-nya, Karin. Parahnya, Harsya-lah yang ditunjuk sebagai Wedding Organizer untuk pernikahan
besar, mewah dan super wao se-Semarang itu. Bayangkan, kejam sekali, kan takdir
itu kadang-kadang?
Belum lagi dengan sumpah
darah masa lalu antara Harsya, dkk dengan Karin. sumpah yang bikin Harsya
pusing tujuh keliling.
“Kami bersumpah, jika pada masa yang
akan datang ternyata Karin menikah lebih dulu, dengan sukarela dan tulus
ikhlas, kami akan memakai kostum peri berbikini pada saat resepsi
pernikahannya. Kalau kami ingkar, kami rela jadi perawan tua sampai mati!” – Harsya, dkk. – Hlm. 13
Untung, si Karin bisa
dibujuk. Dengan syarat, Harsya dkk harus datang membawa calon suami. Calon
suami? Calon suami Harsya, ya, yang akan nikah sama kamu itu, Karin sayang!
Tapi, Harsya sebisa mungkin merahasiakan itu dari siapapun.
Hanya satu jalan keluarnya,
memanfaatkan keberadaan Adra─sahabat Harsya sejak dia masih ngompol sampai sekarang─untuk menyelamatkan Harsya dari
kutukan. Dan, dengan begonya, Harsya mencium Adra hanya demi melancarkan
rencananya. Menipu Adra mentah-mentah, dan membuat cowok ini percaya. Sampai
akhirnya, dia tahu kenyataannya di akhir pesta pernikahan Karin. Hasilnya,
jelas Adra marah.
“Dari awal aku udah bilang, aku
paling nggak suka sandiwara-sandiwara soal beginian. Kamu juga maksa bilang
kalo ini bukan sandiwara. Kamu memang milih aku jadi calon suamimu, kan? Jadi
apa masalahnya? Kenapa jadi panik gini kalau aku juga setuju? Nyesel? Mau jilat
ludah sendiri?” –
Adra – hlm. 90
Sialnya lagi, ternyata
kabar tentang mereka yang akan menikah tahun depan─sesuai kata-kata Adra yang saat itu
nggak tahu kalau hubungan mereka hanya tipuan─merebak kemana-mana. Bahkan, sampai
ke telinga orang tua Adra dan tentu juga ke orang tua Harsya.
Satu masalah bukannya
makin kelar, ini malah makin kacau karena Adra bertekat akan menikahi Harsya.
Dan, masalah lain muncul karena Figo hadir lagi di kehidupan Harsya. Lagi,
cewek satu ini nggak bisa menolak cinta yang dulu membuatnya terluka. Diam-diam
mereka menjalin hubungan kembali di belakang semua orang.
Sayang, sepandai-pandainya
orang menyimpan bangkai, pasti tercium juga. Adra memergoki kekasihnya
berselingkuh. Dia benar-benar terluka dan memutuskan menjauh dari Harsya.
Waktu bergerak teratur
membawa jawaban-jawaban yang membuka hati dan pikiran Harsya. Dia tahu seperti apa
Figo, seperti apa egoisnya dia selama ini, dan seperti apa Adra di dalam
hatinya.
Saat itu juga, Harsya
benar-benar menginginkan Adra kembali. Namun, bagaimana jika Adra tak ada
dimanapun? Bagaimana kalau Adra menolak bertemu Harsya kembali? Hanya ada satu
jawaban, Harsya bertekat menemukan Adra meski dia harus bergelut dengan alam
bebas, buaya, ular dan macan sekalipun di hutan pedalaman Kalimantan yang super
mengerikan.
His Wedding Organizer, novel kedua karya Retni SB yang selesai aku baca. Dan sepertinya,
novel ini lebih dulu lahir dari pada Pink Project.
Ternyata, gaya bercerita
Mbak Retni memang khas sekali. Terkesan klasik, namun dengan tema dan cerita
yang modern. Membuatnya bercita rasa dewasa, tapi renyah. Beberapa memang
bikin, ‘aduh bisa lebih seru lagi nggak ya bahasanya? Jangan terlalu puitis
juga, kalee!’ Namun, nyatanya aku tetap menyukainya, kok. Meski di awal bab
terasa kurang ‘greenggg’.
Harsya, dia adalah tokoh cewek
bego yang sebenarnya pintar, tapi jadi idiot cuma gara-gara cinta. Dia juga
egois dan cuma mikir enaknya doang. Haish, sebenarnya karakter Harsya gini
banyak kita temui di dunia nyata. Para cewek yang cuma mikir pendek dan hanya
peduli dengan hatinya, dan nggak peduli sama orang lain.
Tapi, boleh juga, sih
bikin karakter yang jauh dari sempurna begini. Terasa membaca kisah dunia
nyata, bukan dunia mimpi dan khayalan bak dongeng.
“Kamu memang selalu ada pada saat aku kepepet.” – Harsya –
“Lalu, pada saat kamu lagi happy, siapa
yang ada?” – Adra – Hlm. 119
Sepanjang cerita saat
Figo hadir lagi di hidup Harsya sampai saat Harsya menyadari kesalahannya, aku
benar-benar dibuat e’nek, pingin muntah, pingin ngeluarin cewek ini dari buku,
dan langsung aku siram pake air comberan, trus ngata-ngatain dia sampai aku
puas. Asli, karakter Harsya berhasil memancing emosiku, karena aku paling nggak
suka sama masalah per-se-ling-ku-han dengan alasan apapun. Titik!
“Gimanapun situasinya, Sya, yang
namanya perselingkuhan tetep aja salah. Orang yang mau terjebak dalam
perselingkuhan udah pasti otaknya kurang dari satu ons.” – Karin – Hlm. 136
Beda dengan Adra, cowok
ini bikin aku jatuh cinta. Gimana enggak? Siapa coba yang nggak suka sama cowok
yang begitu friendly, ganteng, body
oke, pekerjaan keren, baik pakai sangat, dan selalu ada buat sohibnya. Itu
sempurna banget, sob. Sem-pur-na!
“Kamu nggak pernah nyeret aku masuk
ke kekacauanmu, sebab aku pasti akan narik kamu bangun dan lepas dari kekacauan
itu duluan.” – Adra
– hlm. 99
Dan aku suka sama
pilihannya, ninggalin Harsya biar dia tahu rasa. Biarin cewek bego itu akhirnya
mengakui kesalahannya dan ngemis cinta dari dia. Good job, boy!
Sedangkan Figo, dia tipe
cowok yang harus dibuang ke selokan. Kalau bisa dicampur ke pupuk kompos aja.
Erg, serius ya ada cowok plin-plan dan maunya menang sendiri kayak dia?
Bayangin, dia bilang, dia cinta Karin, tapi juga cinta Harsya. Maunya apa coba?
Karin juga, ini cewek
ternyata bego pula. Dia percaya aja saat Figo memutar-balikkan fakta tentang
kenapa akhirnya dia selingkuh darinya. Oh,
My God! Se-cinta-cintanya kita sama cowok, masak sih jadi tolot dan percaya
aja sama cowok yang jelas udah pernah nipu kita?
Lalu, setting hutan
Betung Kerihun dan serunya bertualang di dalamnya jadi point tambahan buat
novel ini. Penulis cerdik sekali mencari jalan keluar untuk menuntaskan masalah
dengan cara yang unik, dan beberapa adegannya so sweet banget, apalagi dilakukan di tempat semenakjubkan itu.
Untuk endingnya, aku
lebih suka ending yang ini dari pada Pink Project. Lebih manis dan nggak bikin
‘ngek’ gitu, deh! Dan untuk cover,
cover lama tetap lebih cantik dari cover baru.
Dengan semua analisa di
atas, akhirnya kuberikan nilai 3,2 dari 5 bintang untuk His Wedding Organizer.
Tulisan Ini
diikutsertakan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014
aku lapar... eh maksudnya aku penasaran pengin baca ini buku
ReplyDeletewahhhhh... bagus bukunya... salam kenal
ReplyDelete@Fandhy : Hahaha... selamat mencari bukunya.
ReplyDelete@Febby : Salam kenal juga :)
Hallo Dian... aku sudah folback blog kamu yah.
ReplyDeleteAnyway aku kurang tertarik kalau genre novel seperti ini mah. hehe xD
Hai Erika. Iya, makasih udah Folback. Hahaha... Kayaknya kamu bakalan sering ketemu genre ini di blog aku karena aku penyuka roman bangeeetttt :D
ReplyDeletekesasar kesini, salam kenal mba dian... suka baca gaya resensinya :)
ReplyDeleteSalam kenal suka :D Terimakasih sudah jalan-jalan ke Blog aku
Delete