Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagasmedia
Genre : Fiksi, Roman
Kategori : Parenting, Drama Family
Terbit : 2014 (Cetakan Pertama)
Tebal : X + 278 hlm
ISBN : 979 – 780 – 721 – 5
Harga : Rp. 53.000
Sebuah keluarga akan
sempurna jika ada ayah, ibu, dan anak. Namun, keluarga Garnida tetap lengkap
meskipun sang ayah sudah berpulang ke pangkuan Tuhan.
Gunawan Garnida sudah
tahu bahwa dia tak akan punya waktu banyak untuk keluarganya. Dia yang tercipta
sebagai pria perencana yang matang, menyiapkan puluhan video yang bisa ditonton
anak-anaknya nanti, saat dia sudah meninggal.
“Bapak minta kalian bermimpi setinggi
mungkin. Tapi mimpi tanpa rencana dan action, hanya akan membuat anak istri
kalian lapar.” – Pak
Gunawan – hln. 151
Dari video-video itu,
sang anak dan istrinya bisa mengenang, sekaligus mendapat petuah-petuah, juga
cerita dari sang ayah. Harapan sang ayah, anak-anaknya tak akan kehilangan
sosok ayah jika dia meninggal nanti.
Dalam perjalanan hidup
Satya dan Cakra Garnida, video-video dari sang ayah sangat mempengaruhinya. Di
saat Cakra yang tak juga menemukan belahan hatinya, dan saat dia berusaha
mendapatkannya, petuah dari sang ayah begitu membantunya.
“Apa yang bikin jadi suami itu berat?
– Ayu
“Ketika seorang laki-laki dan
perempuan menikah, laki-laki itu meminta banyak dari perempuan. Saya pilih kamu. Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya
akan menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu. Percayakan hidup kamu pada
saya. Dan saya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan batin. Pindahkan
baktimu. Tidak lagi baktimu kepada orang tuamu. Baktimu sekarang pada saya.”
– Cakra – hlm. 220-221
Untuk Satya yang dituntut
untuk menjadi ayah dan suami yang baik, kata-kata ayahnya menyadarkan dan
mengatarkan dia menuju sosok yang begitu dirindukan anak dan istrinya.
“Laki, atau perempuan yang baik itu,
gak bikin pasangannya cemburu. Laki, atau perempuan yang baik itu… bikin orang
lain cemburu sama pasangannya.” – Cakra – hlm. 227-228
Itje, sang ibu begitu
berusaha survive karena kata-kata
suaminya. Dia tetap bungkam dengan keadaannya juga mengingat suaminya. Bagi Ibu
Itje, dia tak ingin menyusahkan anak-anaknya.
Video-video itu sangat
berati. Mungkin, juga akan berarti bagi kita.
“Menjadi panutan bukan tugas anak
sulung – kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua – untuk semua
anak.” – Pak Gunawan
– hlm. 106
Akhirnya, aku menemukan
sebuah novel yang cocok buat kado nikahan. Sabtu
Bersama Bapak, novel edukatif yang bercerita tentang keluarga, dan
perjuangan cinta.
Edukatif memang cocok
disematkan di novel ini. Karena selain menghibur, Sabtu Bersama Bapak
menyajikan banyak ilmu, dari parenting, tips mencari jodoh, sampai tips berumah
tangga.
“Ka, istri yang baik gak akan
keberatan diajak melarat.” – Ibu Itje –
“Iya, sih. Tapi Mah, suami yang baik
tidak akan tega mengajak istrinya melarat. Mamah tahu itu. Bapak juga gitu,
dulu.” – Cakra –
hlm. 17
Banyak sekali ilmu yang
aku petik dari novel ini. Bahkan, beberapa hal baru aku pahami saat membacanya.
Aku belajar banyak bagaimana cara menjadi istri yang baik, juga menjadi ibu
yang baik. Yang terpenting – karena aku sedang mencari suami – tips mencari
suami yang dapat menjadi perhiasan dunia akhirat sangat pas sekali denganku.
Terima kasih Adhitya Mulya, jenius…ih! Kok, bisa bikin novel kayak begini?
Top…top…top!!!
Aku suka karakter Cakra,
atau biasa dipanggil dengan nama kecilnya oleh beberapa orang, Saka. Dia tipe
cowok yang siap lahir batin untuk menjadi seorang suami. Meskipun, dia ini
fakir cinta. Nggak papa, deh. Pada akhirnya, dia mendapat hadiah dari
kenelangsaannya.
Cakra ini bos yang baik,
anak yang super duper baik pada orang tuanya, khususnya sang ibu. Sebenarnya,
dia cukup humoris meskipun kadang garing. Bukan tipe cowok yang suka merayu,
bukan pula tipe cowok yang suka ngelirik cewek cantik lewat. Cakra tahu betul
bagaimana dia bersikap sebagai calon suami yang baik. Kisah dia mengejar Ayu
meski tidak romantis manis, tapi begitu mengena di hati.
Satya, kakak Cakhra.
Awalnya, dia muncul sebagai suami dan ayah yang menyebalkan. Namun perlahan,
dia berubah. Satya menjadi sosok suami dan ayah yang menyenangkan. Para calon
bapak dan calon suami harus baca bagaimana Satya memperlakukan anak dan
istrinya.
Cara Satya dan Rissa –
istri Satya – mendidik ketiga bocah laki-laki mereka sangat menginspirasi.
Banyak ilmu parenting yang mereka
ajarkan pada pembaca. Banyak hal yang tidak kita sadari, kita lakukan pada
anak-anak kita, ternyata punya pengaruh besar pada pembentukan karakter mereka.
Ibu Itje, si mamah yang
hebat. Dia berhasil jadi juragan warung makan yang penghasilan sebulannya
mengalahkan si Bankir Cakra dan si tukang minyak yang harus rela kerja jauh
dari keluarga karena harus berada di kilang minyak tengah pantai, Satya. Si
mamah tak pernah mau merepotkan anak-anaknya. Dia mandiri, sampai-sampai saat
sakitpun, dia menyembunyikannya dari anak-anaknya.
Dia juga istri yang baik.
Meskipun hidup dengan suami yang sakit keras, dia tetap tabah dan sabar
mendampingi suaminya. Love you, Ibu
Itje.
Pak Gunawan Garnida, si
bapak yang sangat tahu apa yang harus dia tinggalkan untuk anak-anaknya selain
harta benda yang akan mencukupi hidup mereka. Dari video yang dia tinggalkan,
aku belajar banyak tentang segala hal. Pak Gunawan ini tipe perencana yang
begitu matang, tipe laki-laki yang dewasa dan tak pantang menyerah. Video Pak
Gunawan sangat berhasil membentuk kedua anaknya menjadi orang-orang yang
berhasil.
Tadi aku menulis, kalau
novel ini cocok untuk kado nikahan. Kenapa? Ya dari semua yang aku ceritakan di
atas, harusnya kita bisa merasakan seperti apa kisah keluarga Garnida, begitu
menginspirasi.
Aku mau, teman yang aku
kasih buku ini bisa memetik ilmu dari mereka semua. *Tapi, mau dikasih ke
siapa? Yang mau nikah hobinya main game sama bikin corah*
Malah, rasanya aku ingin
calon suamiku membaca novel ini. Meskipun dia tak bisa melaksanakan semua yang
ada di sana, setidaknya dia tahu bagaimana cara menjadi suami yang baik. **Duh
ngomongin calon suami, emang siapa? Yang nulis aja belum tahu! ABAIKAN!!!**
Endingnya, nyentuh
banget. Kayak naik ke gunung, sampai puncak disodori pemandangan yang bikin
puas lahir batin.
Rating 4,5 dari 5
bintang.
Well..sebagai lelaki yang masih lajang, kayaknya nih novel cocok nih buat nambah pengetahuan, ya minimal bikin persiapan saat waktunya tiba nanti
ReplyDeleteBener hahaha
Deletewah novel yang sangat edukatif.. :D
ReplyDeleteterima kasih untuk reviewnya, pas banget buat kado temen aku yang bentar lagi jadi ayah.
tapi penasaran juga sama alurnya, disitu kaya banyak banget tokoh yang diceritain, konfliknya bakal kaya gimana ya?
but, overall, nice review.. :D
Banget, rekom banget novel ini :D
Deletesemoga segera ketemu sama jodohmu ya, mbak....
ReplyDeleteAamiin Ya Rob...Aamiin... *Muka mupeng*
Delete