Kadang waktu terasa begitu cepat berlalu.
Sampai-sampai kita tidak merasakan ada
sesuatu yang sudah berubah, bertambah atau berkurang. Namun, saat kita
menyadari perubahan itu, kita akan terhenyak sendiri.
Sama seperti saat aku tahu, Penerbit Haru sudah
berumur tiga tahun. Ah, pantas dia tampak makin dewasa dalam menyajikan setiap
karyanya. Pantas banyak yang tak bisa menolak pesonanya, termasuk aku.
Awalnya, aku mengenal Penerbit Haru sebagai
Penerbit yang lebih fokus pada buku terjemahan Korea dan Jepang. Ternyata,
semakin mengenalnya, aku tahu banyak novel lokal berkualitas yang juga
diterbitkannya. Nggak heran satu persatu buku Penerbit Haru semakin menjejali
rak bukuku. Dan untuk saat ini ada sembilan buku Haru yang aku punya.
Dari sembilan buku tersebut, ada lima yang
sudah di review, diantaranya So, I married the Anti-fan, The Chronicles ofAudy, Paper Romance, Explicit Love Story, dan Cheeky Romance.
Buat aku, juara paling kece untuk novel Haru yang sudah aku baca adalah Novel Cheeky Romance.
Menurutku, novel ini gokil gila. Konfliknya nggak menye-menye gitu-gitu saja. Banyak kejutan yang benar-benar bikin syok, kayak adegan Yoo Chae yang BAB di celana. Karakter tokohnya pun sangat kuat dan melekat manis di dalam cerita. Eksplor latar belakang pekerjaan kedua tokohnyapun begitu gamblang diceritakan, termasuk segala hal pernak-pernik masalah yang ada di dunia mereka. Bahkan, novel ini memberiku pengetahuan tentang ibu hamil dan melahirkan. Sampai-sampai aku merekomendasikan buku ini buat adikku yang kuliah di kebidanan.
Buat aku, juara paling kece untuk novel Haru yang sudah aku baca adalah Novel Cheeky Romance.
Menurutku, novel ini gokil gila. Konfliknya nggak menye-menye gitu-gitu saja. Banyak kejutan yang benar-benar bikin syok, kayak adegan Yoo Chae yang BAB di celana. Karakter tokohnya pun sangat kuat dan melekat manis di dalam cerita. Eksplor latar belakang pekerjaan kedua tokohnyapun begitu gamblang diceritakan, termasuk segala hal pernak-pernik masalah yang ada di dunia mereka. Bahkan, novel ini memberiku pengetahuan tentang ibu hamil dan melahirkan. Sampai-sampai aku merekomendasikan buku ini buat adikku yang kuliah di kebidanan.
Di awal, novel ini terkesan datar dan kurang
nendang. Namun, semakin ke tengah aku nggak bisa berhenti baca karena lagi-lagi
aku dibuat penasaran sama jalan ceritanya. The Chronicles of Audy, 90 %
berhasil menggugah emosiku lewat tokoh-tokohnya yang punya perbedaan karakter
mencolok. Dan, dari situ lah novel ini terasa berbeda meski tema awalnya terasa
cukup banyak diceritakan penulis lain.
Yang menjadi poin plusnya, novel ini tidak
terasa menggantung meski kita tahu novel ini akan dibuat kelanjutannya.
Rasanya, penulis tidak menyiksa kesabaran pembaca untuk menunggu novel
berikutnya.
Mulanya, aku jatuh cinta pada covernya yang
pink manis. Jadi, saat @fiksimetropop menanyakan hadiah buku apa yang aku
inginkan untuk juara 3 cerpen #terHARU, aku tanpa mikir lagi langsung menyebut
Explicit Love Story. Dan aku tak kecewa saat membacanya.
Novel ini punya jalan cerita yang tak bisa ditebak.
Ceritanya memang sangat konyol, tapi itulah yang bikin menarik. Memang, novel
ini novel dewasa yang harus di jauhkan dari jangkauan anak di bawah 18 tahun. Namun,
banyak teladan yang bisa kita ambil darinya. Dan novel ini semakin sempurna
karena cara menerjemahkan Penerbit Haru terasa ringan. Sehingga, aku merasa
seperti membaca novel lokal.
Sampai saat ini, aku merasa desain cover-cover
buku Haru sudah cukup menggoda. Dan semakin hari, cover-cover itu semakin
cantik. Cover-cover itu tidak sekedar sebagai pemikat, namun sudah bisa
memberikan gambaran tentang ceritanya. Selain itu, cara menerjemahkannya tidak
terasa kaku seperti novel-novel terjemahan pada umumnya. Pilihan novelnya juga
semakin banyak. Genrenya juga semakin luas. Bahkan sekarang Penerbit Haru
berani merambah comic yang dikemas berbeda. Semua ini adalah kemajuan yang
sangat pesat.
Hanya saja, aku berharap editor dan proofreader
semakin selektif untuk masalah typo baik dalam kesalahan cetak penyebutan nama,
huruf maupun masalah tanda baca dan pemilihan diksi yang kadang cukup menganggu.
Dalam pemilihan karya, aku punya saran untuk
Penerbit Haru. Saat ini memang sedang trend penulis lokal menulis cerita dengan
tokoh luar negeri. Tidak masalah memang, namun aku pribadi lebih suka penulis
lokal bercerita tentang tokoh lokal pula. Jika tokoh lokal diceritakan berada
di luar negeri dan berinteraksi dengan orang-orang asing di sana, atau setting
yang diambil di luar negeri itu bukan masalah. Yang penting, penulis lokal
tetap bercerita tentang tokoh lokal dengan karakter lokal pula. Karena beberapa
kali berhadapan dengan novel lokal yang bercerita tentang tokoh luar, aku
merasa kurang pas saja. Mereka kebanyakan tidak menguasai karakter tokohnya.
Namun, jika memang ingin menerbitkan karya seperti ini, aku harap Penerbit Haru
lebih teliti lagi memeriksa setiap incinya.
Sedangkan untuk novel terjemahan, tetaplah memilih
novel-novel berasal dari Asia saja. Karena menurutku itu sudah menjadi ciri
khas Penerbit Haru.
Harapanku untuk Penerbit Haru, tetaplah
menjadi diri sendiri, tetap eksplor habis-habisan karya-karya menarik luar dan
dalam negeri. Dan akan lebih keren jika Haru bisa menyaring penulis-penulis
lokal yang punya ide brilliant dengan teknik menulis yang unik menjadi karya
yang eksotis.
Happy Birthday Penerbit Haru!!!
Aku selalu mengharapkan
kelahiran novel-novel dengan mutu jempol yang punya keunikan-keunikan yang tak
bisa kutemukan dari penerbit lainnya.
Good
job Penerbit Haru!
Good
luck untuk karya-karya yang akan datang!
No comments:
Post a Comment