Penerbit Elfbooks
Penulis : Frida
Kurniawati
Tebal : 236 hlm
Penerbit : Elfbooks
ISBN : 978-602-19335-9-6
Harga : Rp 40.000
Tebal : 236 hlm
Penerbit : Elfbooks
ISBN : 978-602-19335-9-6
Harga : Rp 40.000
Mimpi bagiku adalah
awal dari lahirnya harapan. Lalu, bagaimana kalau mimpi itu bisa dimasukki oleh
seseorang, bahkan bisa diatur sedemikian rupa? Jelas itu akan sangat
berpengaruh pada hidup pemilik mimpi itu. Dia bisa memutar arah hidupnya sesuai
dengan mimpi yang dikamuflase pihak lain. Jika, pengamuflase adalah orang
dengan hati baik, dia akan ditunjukkan jalan yang terang. Tapi, jika orang itu
berhati jahat, bisa kau tebak sendiri apa yang akan terjadi.
Dan, itulah kemampuan
yang dimiliki oleh Hydra dan kawan-kawannya yang tergabung menjadi kelompok
Reveinan yang memiliki kekuatan yang biasa disebut dengan Reveter, pengelola
mimpi.
Keganjilan hidup Hydra
dimulai saat ditemukannya sebutir strobilus yang ditemukannya di kaus kaki yang
digantungkannya saat hari natal. Lalu, hadiah kalung dari kakek dan neneknya.
Dan, yang paling mengejutkan adalah cara kematian kakek dan neneknya yang
terkesan tak masuk akal.
Kemudian, munculah dua
orang yang tiba-tiba menculiknya, Radon dan Calsina. Mereka ternyata orang-orang
yang juga memiliki kekuatan Reveter. Dan dari merelakah, Hydra mengenal lebih
banyak tentang dunia Reveinan dan dia mulai memperdalam ilmu Reveternya.
Saat dia belum
menguasai kekuatannya, Hydra sudah harus berhadapan dengan sebuah misi, yaitu
menghentikan sebuah perang yang telah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya, karena
dia adalah keturunan ke-2562. Jika Hydra bertemu dengan pemilik pasangan
kalungnya dan menyatukannya, maka peperangan benar-benar akan berakhir.
Namun, semua itu tak
semudah membalikkan telapak tangan. Karena, mereka para keturunan Argonto siap
untuk mengacaukan usaha mereka. Sayangnya, kekuatan kalung Convoera terlalu
kuat untuk mereka lawan.
Dengan kekuatan
telepati antara pemilik kalung, Hydra bertemu Zinco, sang pemilik pasangan
kalung. Dan, mereka akhirnya bertemu di dunia mimpi. Lalu, bagaimana mereka
bisa mengehentikan peperangan ini? Kalian wajib baca sendiri!
Novel Elfbooks kali ini
bergendre fiksi fantasi yang didalamnya dilumuri kisah cinta walaupun tidak
ditabur di seluruh halaman. Dan, aku merasa itu sangat pas. Karena, memang
penulis memusatkan ceritanya pada perjuangan menyatukan kalung Convoera.
Ide cerita dari penulis
aku rasa sangat matang, imajinasinya tinggi dan menarik. Bahkan, beberapa
istilah yang digunakannya terdengar masuk akal. Sayangnya, novel ini yang di setting di luar negeri tetap terasa di
Indonesia, walaupun penulis menggambarkan musim yang berbeda dan tatanan rumah
yang layaknya di eropa. Juga pada penggunaan kalimat yang sedikit sulit
dipahami, membuatku harus mengulang beberapa paragraf untuk tahu maksud
tulisannya. Satu lagi, aku kurang suka dengan bagian pembukanya, kurang nendang
dan kurang membuat pembaca penasaran. Yang membuatku salut, novel ini anti typo. Good!!!
Aku juga kurang
menangkap rasa mengerikan dan menakutkannya bahaya-bahaya yang bisa dilakukan
oleh pihak-pihak keturunan Argonto, mungkin karena penulis kurang bisa
mengeksplor penggambaran peperangan atau ancaman-ancaman yang lebih dahsyat.
Namun, novel ini bisa
menggambarkan dengan gamblang tentang arti pengorbanan. Penulis dengan lihai
menyampaikan sebuah pesan lewat ayah Radon yang memilih menjadi jahat untuk
keselamatan kedua anak yang disayanginya.
Penulis juga
mengingatkan pembaca tentang apa bahayanya memiliki rasa iri dan punya ambisi
yang tidak menggunakan hati, seperti Daniel dan Andrew. Juga, pentingnya selalu
menumbuhkan rasa senang dengan selalu mengenang kenangan-kenangan yang
mengembirakan ternyata dapat mengeluarkan kita dari ruangan mengerikan semacam
Vainsalle sekalipun.
selama beberapa hari
melahap lembaran-lembarannya, aku cukup puas dan menikmati ceritanya. Bagi,
penyuka Fanfic wajib baca ini, deh!
Untuk karakter dan
pengambaran tokoh aku suka tokoh Radon. Yah, kayaknya penulis memang
menciptakan seorang Radon yang sempurna. Dia begitu manis saat memperlihatkan
cintanya pada Hydra. Bikin meleleh.
Akhirnya, aku
memutuskan memberikan 3 bintang dari 5 bintang kepada Frida Kurniawati sang penulis The Reveter,
karena dia mampu membuatku penasaran bagaimana peperangan ini dihentikan, dan
ternyata ending cukup sukses membuatku puas.
Good review mbak.. jangan lupa visit balik blogku yah mbak.. :-)
ReplyDeleteHai, Terima kasih sudah berkunjung dan koment! Langsung meluncur deh, :D
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWaahh ternyata kak Frida nulis buku, baru tau, hehe.
ReplyDeleteTertarik dengan ceritanya, fantasi kan? Ingin tau seperti apa imajinasi2 liar dari novel ini.Selain itu aku penasaran dengan setting luar negeri tapi masih berasa seperti di Indonesia. Kira2 kenapa ya bisa seperti itu?
Overall, reviewnya bagus. Banyak menuliskan pula tentang pelajaran yang bisa diambil dari buku tersebut.
Aku sudah baca buku ini, entah kenapa adem banget bacanya, ceritanya juga bagus, terus masih muda lagi, jadi pengin bikin buku juga! Iya anti typo, seger banget ini mata :D
ReplyDelete