Penulis : Tia Widiana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Mei 2013
Tebal : 344 hlm
Genre : Amore
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9584 – 9
Harga :Rp. 58.000
Menikah, sebuah tahapan baru yang menuntut
kita untuk lebih dewasa dan lebih sabar menghadapi segala cobaan dari langkah
yang sudah kita pilih. Namun, meski sangat mudah mengatakannya, ternyata sangat
sulit mewujudkannya, walaupun kita melakukannya bersama orang yang kita cintai.
Nah, kalau dengan orang yang kita cintai saja
sesulit itu. Bayangkan jika kita menjalankannya dengan orang yang baru kita
kenal beberapa hari, dan beberapa hari kemudian, dia tiba-tiba sudah bertitle
suami atau istri untuk kita. Seberapa sulitkah hidup itu nanti?
Jagad Arya Arnawarma dan Paras Ayunda Bakhtiar,
pasangan pengantin baru yang dituntut sabar dan lebih dewasa untuk menghadapi
satu sama lain. Namun, Jagad dan Paras menikah bukan karena cinta, tapi
dijodohkan.
Paras bisa menerima dengan lapang dada
keadaannya sekarang. Namun Jagad berbeda. Dia menentang pernikahan ini, bahkan
dia sudah hampir membatalkannya. Namun, karena tak ingin membuat ibunya sakit
lagi, Jagad akhirnya menikahi Paras.
“Kenapa aku? Kau membuatku berada di posisi
yang sulit. Dan aku bisa jamin, pernikahan ini tak akan mudah bagimu.” –Jagad– Hlm. 39
Dan setelah pernikahan itu mereka memutuskan
tinggal di sebuah rumah bernama Mahogani Hills, karena Jagad harus mengurus
pembangunan resort-nya. Kemudian, permainan yang sudah direncanakan Jagat
dimulai.
Dia ingin Paras meminta cerai darinya dengan
terus membuat Paras tersiksa dengan hubungan mereka, dengan sikapnya yang
terus-terusan sinis pada Paras, dengan membuat Paras kesepian tinggal di kaki
gunung Halimun, bahkan dengan menunjukkan terang-terangan kalau Jagad mencintai
Nadia dan sama sekali tidak punya perasaan apapun pada Paras.
“Semoga kau puas, setelah kau tahu kau telah
menghancurkan hidup kami berdua. Hanya untuk memuaskan keinginanmu dan
keluargamu.” –Jagad– Hlm. 102
Namun sebenarnya, di dalam lubuk hati Jagad
yang paling dalam, Jagad sudah jatuh cinta pada Paras sejak pertama kali melihat
sosok wanita lembut di hari pertunangannya. Tapi, Jagad tak bisa mengakuinya
karena janjinya pada Nadia, menikahinya suatu hari nanti.
Perlahan Jagad menyadari cintanya pada Paras
mulai tak bisa ditahan. Dia menginginkan istrinya yang selama ini dihindarinya,
diacuhkannya, tak dipedulikannya. Dia benar-benar tersiksa karena hanya bisa
menahan segala yang bisa dia lakukan pada Paras selayaknya suami-istri, namun
tak bisa dia lakukan pada istrinya sendiri.
Paras bisa menerima segala perlakuan Jagad
padanya. Namun, saat dia tahu dia mengandung, dia memutuskan meninggalkan Jagad,
suami yang dia kira tak pernah mencintainya. Sayang, saat diperjalanan Paras
mengalami kecelakaan dan akhirnya amnesia.
“Ingatan dan kenangan memang tidak pernah
abadi. Jika ingatanmu tentangku hilang, kenanganmu tentangku tidak berbekas, kita
bisa selalu membuatnya lagi.”
–Jagad– Hlm. 287
Lalu, apakah keadaan Paras saat ini membuat
Jagad pergi meninggalkan istrinya untuk Nadia? Dan sebenarnya apa alasan Paras
memilih Jagad sebagai suaminya? Juga siapa Adrian yang membuat Paras ketakutan
saat melihat pria ini muncul di Mahogany Hills?
“Lupakan
saja. Aku yang naif berpikir kau punya potensi untuk menjadi suami yang baik,
hanya karena apa yang kau lakukan selama lima belas menit, tiga belas tahun
yang lalu.” – Paras – Hlm.
213
Mahogany Hills, Pemenang pertama Lomba
Penulisan Novel Amore Tahun 2012 yang diadakan Gramedia, sekaligus novel debut
Tia Widiana dalam dunia sastra Indonesia.
Mendengar tema yang diangkat, yaitu tentang
perjodohan, jujur aku agak underestimate.
Perjodohan itu masalah klise, guys!
Apalagi ada adegan amnesia. Oh, My God,
nggak ada trik lain, ya? Ini kayak sinetron aja!
Tapi, aku mencoba mengenyahkan bisikan setan
di telingaku. Kucoba menikmati setiap bagian novel ini, dan aku sudah mulai
tertarik sejak membaca paragraf pertamanya.
Detail perjalanan mereka menuju Mahogany Hills
bisa diuraikan dengan manis dan tidak membosankan. Setting rumah yang menjadi tujuan merekapun tampak sangat menarik
dan artistik. Belum lagi gambaran lingkungan tempat tinggal mereka yang bikin
aku pingin melihat dengan nyata.
Aku suka karakter Paras yang terkesan
sederhana dan sama sekali tak terlihat kalau dia ini lulusan luar negeri, bahkan
hampir menjadi kandidat Ph.D. Sikap sabarnya dan tabahnya, juga caranya
berinteraksi dengan orang lain membuat aku jatuh cinta dengan karakter Paras.
Menurutku, Paras adalah gambaran sosok perempuan sempurna.
Sedangkan Jagad, meski di awal dia tampak
seperti monster bagi Paras. Tapi, saat Paras amnesia, aku merasakan Jagad
adalah pria gantleman meski dia perlu
waktu cukup lama untuk mengakui kesalahannya dan perasaan cintanya pada sang
istri.
“Setelah menikah denganmu, cinta jadi tidak
terlalu rumit. Denganmu, cinta menjadi sangat sederhana. Cinta adalah memberi,
menerima, dan memaafkan. Aku bukan malaikat, aku lelaki brengsek yang pernah
menyia-nyiakanmu. Tapi aku tahu aku tidak akan meninggalkanmu hanya karena kau
terlalu baik untukku. Aku akan selalu bersamamu, dan terus belajar mencintaimu,
agar aku bisa sebaik kau.” –Jagad–
Hlm. 329
Untuk tokoh yang lainnya, seperti Nadia,
Andrian, teman-teman Jagad dan para pekerja resort hanya berperan sebagai
pemicu konflik semata. Penulis lebih fokus pada Jagad dan Paras.
Dalam novel ini masih ada beberapa typo. Contohnya di halaman 55 – 60. Jika
diamati dengan cermat, nama wartawan dan kameramennya tidak konsisten.
Dan epilognya, aku kurang sreg. Karena epilog
dalam novel ini seperti menampilkan cerita baru yang di dalamnya terdapat Jagad
dan Paras. Meski pada dasarnya epilog tersebut masih menggabarkan bagaimana
akhir ceritanya, tetap saja ada yang terasa janggal dalam sambungannya.
Namun, aku suka gaya bercerita penulisnya.
Berhasil membuat aku bersimpati, terharu bahkan bahagia karena merasakan apa
yang dicurahkan para tokohnya. Dan, novel ini cukup punya daya sedot kuat yang
bisa memaksaku terus membacanya sampai-sampai dalam satu hari aku sudah
menghabiskan setengah bukunya.
Jadi, aku memberi 3,6 dari 5 bintang untuk
novel ini.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014
No comments:
Post a Comment