Monday, November 11, 2013

Resensi - Runaway Ran





Penulis : Mia Arsjad
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 368 hlm
Terbit : Juli 2013
Harga : Rp. 58.000
ISBN : 978-979-22-6000-7
“Orang-orang menyebutnya takdir, yang sebenarnya merupakan gabungan dari kesalahan tiap individu.” – Oliver Herford.
Dan, kesalahan-kesalahan itu mampu merubah hidup seseorang menjadi 180 derajat berbeda dari hidupnya semula. Kemudian, mereka dipaksa meninggalkan dirinya, dan mencari dirinya yang baru untuk terus bertahan hidup. Sama seperti apa yang terjadi pada Katrina Citra Cahaya “Katrin”, dan Jaya Firman Ranadi “J.F. Ran”
Katrin, si manja yang maunya hidup enak sesuka udelnya sendiri. Harus menghadapi kenyataan yang memaksanya keluar dari comford zonenya, demi bisa memuaskan hobi belanjanya. Yap, saat tahu ayahnya nggak lagi jadi direktur, Katrin jadi heboh cari kerja. Saat itulah Alya, sahabatnya membawa kabar paling ditunggu Katrin, lowongan kerjaan yang dia banget.
Dicari asisten komikus untuk asisten Jaya Firman Ranadi (J.F. Ran), penulis 4 Hero No Zero. Bertugas membantu J.F. Ran dalam proses menulis naskah komiknya. Kriteria pria/wanita maks. 30 thn, bisa kerja part-time 3 sore s/d maksimal jam 10 malam. Diutamakan yang bisa/hobi menggambar.

Setelah mengikuti interview, terpilihlah Katrin sebagai asisten J.F Ran yang baru.
Komik yang dibikin Ran adalah komik yang kocak dan menyenangkan. Namun, kenyataan membuktikan rasa yang tertuang lewat karyanya tak mesti sama dengan karakter penulisnya. Ran bukanlah cowok lucu yang suka tebar humor seperti komiknya. Dia kebalikan dari itu semua. Ran adalah cowok kaku yang nggak bisa senyum, galak dan mulutnya pedes.
"...dan kamu harus terbiasa dengan gue yang kayak gini. Gue yang kamu lihat di Gelas Kaca, itu hanya untuk menghadapi fans atau orang lain pada umumnya. Kamu bukan fans dan bukan orang lain pada umumnya. Kamu asisten gue, gue yang ini yang harus kamu hadapi setiap hari."

Namun, diam-diam Katrin menangkap karakter lain dari Ran. Ran bukan seganas itu, dia sebenarnya baik dan perhatian. Buktinya Ran selalu bilang hati-hati saat Katrin pulang kerja, nggak bangunin Katrin saat dia ketiduran, dan bangunin pas jam pulang plus udah memesankan taksi untuk Katrin. Baik banget ‘kan?
Sikap Ran yang awalnya bikin Katrin kaget bukanlah sebuah gangguan berarti. Yang paling mengganggu adalah kehadiran Viana, pacar Ran. Cewek ini selalu datang dengan dandanan menor yang bikin sakit mata, mulut pedasnya dan prasangka buruk yang selalu menuduh Katrin ingin merebut Ran dari dia.
"Nggak usah berbeli-belit deh. Siapa nama lo? Katrina? lo ngelamar jadi asistennya pasti karena lo nge-fans sama dia, kan? lo berharap dengan jadi asistennya, lo bisa dapat lebih, kan?"

Anehnya, Ran nggak pernah bisa marah sama cewek ini. Bahkan, karakter Ran akan berubah 180 derajat jika di depan pacarnya. Ran akan menjadi cowok manis, lemah lebut, bahkan bisa ngegombal. Benar-benar nggak bisa dipercaya!
Perlahan, Katrin mulai mengenal Ran. Perlahan juga dia mulai tahu bagaimana hidup bosnya ini. Dari tahu siapa sebenarnya sekuriti yang sering datang dan menyelipkan kertas bertulis maaf, bagaimana keadaan mama Ran, bahkan alasan kenapa Ran mau memacari cewek menyebalkan seperti Viana. Ran ternyata hidup dalam tembok yang mengurung dirinya yang sebenarnya demi membalas dendam.
"Tembok yang sudah Ran bangun bertahun-tahun terasa goyah dan nyaris runtuh. Semua yang Katrin ucapkan dengan emosi menancap di hati Ran, tepat pada sasaran. Cewek itu mengucapkan semua fakta tentang Ran yang nggak berani orang lain ucapkan dengan terang-terangan. Ran mengira nggak bakal ada yang bisa menembus bentengnya, tapi Katrin baru saja melakukannya."

Runaway Ran adalah novel ringan yang mengangkat tentang cerita seputar keluarga, persahabatan, dan cinta yang diramu bersama kegetiran hidup yang tak terduga. Bagiku, Novel ini menyimpan petasan di setiap baitnya. Kamu harus siap terkaget-kaget, entah itu karena narasi penulis yang bikin ngikik, kenyataan-kenyataan hidup Ran yang nggak ketebak di awal, dan kejadian-kejadian yang harus di alami Katrin.
Karakter katrin menurutku sih nggak manja seperti yang disebutkan penulis. Dia lebih terasa seperti cewek yang nggak mau kalah sama keadaan, mau memperjuangkan apa yang dia mau, dan dia sangat menyenangkan. Walaupun dia cewek metropolis yang gila belanja. Namun, kenyataannya dia bisa bertanggungjawab dengan hobinya itu.
Sedangkan Ran, karakter judes, kaku dan bermulut siletnya tergambar sangat baik. Walaupun nanti karakter Ran akan bergeser sedikit demi sedikit, ini tak menjadi bagian yang janggal. Karakter itu berubah secara alami sesuai dengan latar belakang yang diciptakan penulis. Dan, walaupun Ran digambarkan sebagai cowok cool dan kaya, dia masih kalah mempesona sama karakter Katrin di mataku.
Sebenarnya, banyak karakter di novel ini. Namun, banyak juga yang jarang muncul. Bahkan, ada yang hanya namanya saja yang muncul, dia adalah Ditri, adik Katrin. Harusnya, walaupun cuma sedikit dicolek, Ditri tetap diberi bagian, agar kita bisa mengenal bagaimana karakternya.
Di novel ini, bagian yang menarik adalah kisah hidup Ran. Berbagai konflik yang lahir, sebagian besar di dominasi karena misteri hidupnya. Dan bagian yang menarik kedua adalah konflik hidup Alya dan pacarnya. Bagaimana Alya tertekan dengan  hubungan dengan pacarnya yang minta Alya selalu ada untuk dia. Nyatanya, pacar Alya ini hanya memanfaatkannya. Wao…aku salut dengan Alya yang bisa kembali tersenyum walaupun menanggung luka seberat itu.
Untuk alur ceritanya dirangkai dengan pembukaan yang lansung pada konflik, kemudian perlahan penulis memperkenalkan tokohnya sambil jalan. Konflik satu persatu mulai dimunculkan sampai akhir bab diselesaikan dengan ending yang cukup baik. Sayangnya, lagi-lagi novel ini masih ada typo di beberapa bagian.  Tapi, karena gaya narasi yang asik, typo tak mempengaruhi suasana membaca.
Intinya, novel ini berhasil membuat aku menikmati setiap incinya. Bahkan, novel ini mampu mengajarkan padaku, apa yang tampak diluar tak selamanya sama dengan yang di dalam, dan sebuah pembalasan dendam, sebenarnya tak ada artinya, karena kepuasan itu hanya hadir sementara, setelah itu semua akan lenyap dan tak berguna.
Rating dari novel ini 4 dari 5 bintang karena membuat aku ketawa ngakak.

No comments:

Post a Comment

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos