Tuesday, September 29, 2015

Resensi – BY YOUR SIDE “Cinta terkalahkan oleh ambis”



Penulis : Bulan Nosarios
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Genre : Romance
Kategori : Adult, Amore, Friendzone
Terbit : Mei 2014
Tebal : 296 hlm
ISBN : 978 – 602 – 03 – 0451 – 9
Harga : Rp. 60.000

Kania, dia bercita-cita menjadi seorang dokter jantung. Kenangan akan ayahnya yang meninggal karena penyakit jantung menjadi salah satu pemicunya.
Selama ini, bisa dibilang, Kania tak pernah memikirkan dirinya sendiri, dia terlalu sibuk. Sampai-sampai dia merasa tak punya waktu untuk mengurus masalah cinta, dan menikah.
Semua orang tahu, Kania pun mungkin juga tahu, meskipun tak ada kata-kata lisan yang mengatakan, Erga – sahabat baik Kania – sangat mencintai dokter muda yang penuh ambisi ini. Orang-orang di sekitar merekapun lebih senang menganggap mereka sepasang kekasih. Padahal, status mereka hanya sahabat sangat baik. Dan, orang-orang itu tak peduli dengan status mereka yang sebenarnya. Mungkin, karena mereka berharap Kania dan Erga bisa bersatu.
“Kalian ultracomplicated. Apa? Bukannya begitu status kalian? Terlalu panjang dan berbelit untuk dijelaskan?” – Evan – hlm. 23

Sering kali, Kania memang tampak menghindar. Kania tahu dirinya. Jika dia membiarkan Erga masuk sebagai cinta di hidupnya, dia takut Erga akan terluka.
Erga sangat mengenal Kania. Dia takut, jika dia memaksa mengatakan perasaannya, Kania akan menjauh, dan dia tidak siap untuk itu. Erga memilih memendam perasaannya. Menjadi bagian dari hidup Kania, dan selalu ada untuknya, sudah cukup untuk Erga.
“Kita terbiasa merencanakan banyak hal yang mudah kita jalani, Kan. Tapi Tuhan membuat rencana supaya kita menjadi kuat. Sedikit hal yang tidak pasti, sedikit kepedihan, sedikit kebimbangan, begitulah hidup.” – Oma Kania – hlm. 226

Perlahan, muncul pihak-pihak yang membuat hubungan mereka menjadi tak nyaman. Erga kedatangan mantan kekasihnya, Nina. Dan, Kania bertemu dengan kakak kelasnya, seorang dokter kandungan yang cukup memikat, Dr. Bian.
Perasaan cemburu mulai muncul. Kehadiran masing-masing yang dulu terasa nyaman, berubah jadi tak mengenakkan. Rumah Oma Kania yang merangkap sebagai Restoran keluarga, sekaligus tempat Erga bekerja terasa menyesakkan buat keduanya.
“Dulu rasanya menjadi sahabat saja cukup. Sekarang jadi sahabat rasanya tidak lagi tepat, terasa kurang, namun untuk lebih… ia tidak berani mengambil resiko itu. Ia terlalu pelit berbagi hati, atau terlalu tamak tak mau menghentikan sebagian mimpinya sebagai manusia bebas.” – hlm. 233

Mereka butuh ruang yang lebih luas. Mereka butuh bernapas lebih bebas. Tapi, cinta di antara mereka tidak akan bisa begitu mudah membuat mereka baik-baik saja meskipun banyak ruang di antara mereka, banyak udara segar yang bisa mereka hirup. Karena, mereka bisa nyaman hanya jika mereka bisa saling jujur. Sayang, kejujuran itu terlalu mahal untuk mereka.
“Waktu akan mengubah mereka. Waktu akan membuat mereka bosan. Waktu akan menghadirkan orang lain dalam hidup mereka, menuntut cinta yang lain. Dan apakah ia bisa bertahan dengan semua kerumitan itu?” – hlm. 184
 
By Your Side, jujur saja aku meragukan novel ini, karena rating di goodread yang menurutku kurang memuaskan. Maaf, aku bukan tipe pembaca blurd. Aku lebih suka melihat rating goadreads dan membaca sekilas komentar para pembaca.
Saat membaca bagian awal novel ini, dan mulai memahami apa inti masalah di dalamnya, aku semakin ragu, friendzone. Sebenarnya, keduanya saling cinta, tapi di satu pihak cinta itu terhalang ambisi, dan dipihak lainnya terhalang rasa takut untuk mengakui cinta tersebut.
Apa ya bahasanya, terlalu biasa, mungkin.
Tapi tunggu dulu, ternyata aku begitu menikmati novel ini.
Menurutku, cara berceritanya yang luwes dan ringan, dengan konflik yang biasa-biasa saja, namun bisa membuat aku terikat pada kisahnya, dan sesekali berhasil menyentuh hatiku – sudah cukup membuat aku menyukai novel ini. Bisa jadi, cerita dengan konflik sederhana, jika bisa dibawakan dengan baik oleh penulisnya, akan jadi sesuatu yang lebih indah.
Karakter-karakter di novel ini cukup banyak. Namun, aku lebih menyoroti tokoh utamanya, Erga, Kania, Nina – mantan kekasih Erga. Mereka punya karakter kuat dan tidak gampang goyah.
Erga cowok yang hidupnya – kayaknya – santai-santai saja memang terkesan tak terlalu mau ambil pusing pada masa depannya. Buatnya, selalu berada di sekitar Kania, itu sudah cukup.
Rasanya, cara berpikir cowok seperti ini kok nggak menjanjikan masa depan, ya? Oke, Erga memang sudah berhasil dengan Kedai Oma, termasuk dengan Erga’s – sebuah kafe yang dikelola Erga. Erga menikmati menjadi fotografer amatir yang fotonya hanya dipajang di Kedai Oma. Dia juga sesekali menjadi barista.
Hidup Erga memang terasa nyaman. Tapi, apakah cukup? Jika dibandingkan dengan Kania, rasanya mereka punya tingkat yang berbeda. Kania jauh di atas Erga.
Kania menjalani profesinya sebagai dokter dengan sepenuh hati. Mimpinya menjadi dokter jantung membuat Kania tak pernah cukup punya waktu untuk dirinya. Kania terlampau sibuk. Sangat berkebalikan dengan Erga, kan?
Tunggu, bukannya cinta itu saling melengkapi? Sepertinya jika mereka bersama akan lebih baik. Erga punya banyak waktu untuk Kania yang sibuk. Jadwal mereka akan lebih mudah diatur, pasti.
Sayangnya, cara berpikir mereka, terutama Kania, jauh berbeda dari cara berpikirku. Munculnya sosok Nina yang cantik dan sangat memikat membuat Kania gusar. Kehadiran janda beranak satu inilah yang perlahan menyadarkan Kania, dia ternyata menginginkan Erga lebih dari sahabat. Tapi, lagi-lagi Kania teringat ambisinya.
Tokoh dengan karakter unik di novel ini membuat suasana cerita makin semarak. Munculnya Evan si koki yang hobi membuat Erga gerah dengan komentarnya. Evan ini kekasih adik Kania, Vidya. Vidya ini memang cocok jika bersanding dengan Evan. Mereka sama-sama punya keahlian menyindir tajam.
Dan, masih ada Dr. Bian yang bikin Erga cemburu, lalu Oma yang bikin adem, trus keluarga Erga yang begitu gerah dengan sikap Erga yang nggak jelas pada Kania.
Novel ini keren. Yang lagi capek baca novel terlalu serius dengan konflik njlimet, monggo nyoba novel ini. Aku bisa langsung fresh setelah membacanya, lho. Duh, kayak jualan aja. Jujur, aku nggak pakai sogokan apapun, lho, muji-muji novel ini.
Oh, tapi ada satu yang nggak terlalu aku suka. Saat penyelesaian masalahnya. Kenapa harus hidjrah, sih? Masih banyak cara lain, selain pergi, kan?
Kalau kamu gapang tersentuh, seperti aku, kamu akan menemukan banyak hal yang bikin hati dicubit, atau kamu akan senyum sendiri membayangkan beberapa hal yang terjadi antara Kania dan Erga yang sebenarnya nggak pernah jelas. Dan, so pasti kamu akan dibuat geregetan setengah mati.
Rating untuk novel ini 3,4 dari 5 bintang.

1 comment:

  1. Minat sama novel ini? Mampir aja di Instagram Booklaza atau cek updatenya di http://booklazashop.blogspot.com/

    Novel ini ready. Kondisi Second mulus 1x baca. Harga 38.000

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos