Saturday, July 9, 2016

[Review] ALIAS – Ruwi Meita


Penerbit : Rak Buku
Genre : Horor, Thriller, Romance, Fiksi
Kategori : Adult
Terbit : 2015
Tebal : ii + 236 hlm
ISBN : 978 – 602 – 732 – 301 – 8
Harga : Rp. 49.000

Jeruk seorang penulis novel romance yang sedang naik daun. Dia harus rela menjalin hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Alan, demi menjaga neneknya yang mengidak Alzheimer di Yogyakarta.
Suatu hari, dia menemukan liontin perak dengan hiasan batu berwarna putih susu. Bentuknya seperti tetesan air. Dan saat Jeruk membuka liontin itu, ada sebuah foto tua yang di belakangnya tertulis nama Rinai.
“…Sebuah hubungan itu bertahan lama bisa terjadi karena dua hal, pertama karena kebutuhan dan yang kedua karena ketergantungan. Bisa juga karena keduanya.” – Alan – hlm. 57

Bermula dari itulah, Jeruk menggunakan nama Rinai sebagai nama alias saat dia menulis novel horornya. Dia tidak bisa menuliskan namanya di novel horor itu karena editornya melarang dia menulis novel selain romance.
Alan tampak tidak menyukai keberadaan Rinai yang menyaingi kepopuleran novel Jeruk. Dia tak tahu jika Rinai adalah Jeruk. Memang hanya satu orang yang tahu rahasia ini, Darla sahabat baik Jeruk sejak kecil.
“Darla, selama aku masih bisa merasakan ketakutan dan memiliki imajinasi, aku bisa menulis novel horror. Kamu tahu, imajinasi lebih mengerikan dari pada hantu mana pun.” – Jeruk – hlm. 40

Anehnya, cerita dalam novel Rinai bisa terwujud menjadi kenyataan, sangat persis dengan cerita di dalam novelnya. Hanya saja, nama korbannya tidak sama.
Mereka, termasuk Jeruk tidak tahu ada sesuatu di belakang kisah-kisah yang ditulis Jeruk saat dia menjadi Rinai. Awalnya, Jeruk hanya menganggap semua yang terjadi hanya kebetulan. Namun, perlahan dia merasa ada yang janggal. Eru – Mahameru hadir untuk menguatkan misteri-misteri yang sedang terjadi. Dia menyadarkan Jeruk tentang bahaya yang sedang mengancam mereka semua.
“Kadang kala kita harus selalu waspada dan untuk itu kita membutuhkan prasangka dan dugaan. Jangan abaikan prasangka buruk sebab dunia ini jahat…” – Alan – hlm. 35

Mampukah Jeruk mengehentikan aksi balas dendam Rinai. Padahal, Rinai adalah dirinya. Bagaimana caranya dia bisa menghentikan dirinya sendiri?
Alias, novel horor thriller yang berbaur dengan romance.
Membaca bab pertamanya saja, aku sudah terhisap dalam kisahnya. Apalagi saat membaca kalimat puitis penuh misteri yang diucapkan Uti Greti, nenek Jeruk.
 “Pernahkah pelangi menangis karena hujan dan langit tak mau mewarnainya? Jika sempat, tolong katakan pada hujan untuk meniti satu kali pada tiga puluh tahun kesunyian di ujung pelangi yang tak terbatas. Mungkin saja asa yang tersesat menemukan jalan pulang dan darah tak harus tercurah pada telaak yang beku.” – Uti Greti – hlm. 2

Kalimat ini mengandung kode. Apalagi saat Jeruk menemukan liontin itu. Lalu, muncul kasus dan ternyata kasus itu tampak seperti kisah novel Rinai yang jadi kenyataan. Semua langsung memunculkan rasa penasaranku.
Membaca novel thriller horor benar-benar menarik. Aku seperti terus diajak main tebak-tebakan dan ingin segera sampai pada bagian akhir karena aku penasaran dengan cara penyelesaiannya.
Karakter Jeruk yang tampak manis terasa pas jika dia menulis novel romance. Namun, ternyata ada sesuatu yang lain di dalam dirinya. Jeruk sejak kecil sudah mempunyai kemampuan berimajinasi menciptakan kisah-kisah horor, sampai-samapi Darla benar-benar dibuatnya takut.
Namun, aku merasa Jeruk tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Alan merubahnya menjadi apa yang dia mau. Aku tak habis pikir, kenapa Jeruk mau-mau saja menjadi orang lain demi cinta Alan. Padahal, aku yakin Jeruk bisa hidup tanpa Alan.
Sejak awal, aku memang tidak terlalu suka dengan karakter Alan yang selalu memperhatikan penampilannya. Cewek saja kalah sama kepeduliannya pada penampilan. Kayaknya, penulis memang ingin menciptakan Alan sebagai cowok yang tidak disukai pembaca karena ada Eru.
Eru ini kebalikan dari Alan. Rambutnya panjang dan sering dicepol. Dia tak tahu fashion seperti Alan. Namun, ini cowok yang sebenarnya. Penulis memang tidak membuat Eru menjadi cowok yang bisa meluluhkan hati semua cewek. Namun, sikapnya itu malah bikin tanpa sadar aku menaruh perhatian padanya.
Pada dasarnya aku suka keseluruhan novel ini. Meskipun horor, namun penulis tidak membuat pembaca ketakutan. Malah menjadi begitu menikmati. Karena hantunya juga nggak yang berdarah-darah atau yang menakutkan seperti di film-film horor Indonesia.
Penyelesaiannya bagus. Endingnya udah bisa membuat pembaca bernapas lega. Tapi, pas di titik akhir malah dibuat penasaran kembali dan aku tak menemukan bagaimana akhir yang sebenarnya. Sepertinya, penulis ingin pembaca membuat endingnya sendiri.
Rating untuk novel ini 3,5 dari 5 bintang.


2 comments:

  1. Nama karakternya Jeruk?? Aneh ya. Tapi jalan ceritanya sangat menarik. Yang membuat penasaran, ada kasus apa aja yang muncul akibat nama alias Rinai ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang. Mbak Ruwi ini hobi banget bikin nama aneh. Kemarin pas Patung Garam itu namanya Kiri. sekarang Jeruk.

      Kasusnya misterius banget pokoknya :D

      Delete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos