Penerbit : Romancious
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Pernikahan, Wattpad,
Perjodohan
Tebit : 2016
Tebal : 576 hlm
ISBN : 978 – 602 – 6922 – 31 – 1
Harga : Rp. 95.000
“Jangan pernah membenci seseorang sampai sebegitu bencinya,
Sayang. Kita tidak tahu, entah besok perasaan itu akan langsung berubah jadi
cinta.” – Mbak Dita –
hlm. 97
Kadang, seseorang terlalu sulit
mencintai, meskipun yang dihadapannya adalah orang yang mencintainya dan pantas
dia balas cintanya.
Itulah yang terjadi pada Ayla. Dia
dijodohkan dengan seorang pria sempurna yang begitu sulit untuk dia cintai
meskipun pria itu begitu mencintainya, begitu memujanya, begitu sabar menerima
semua kekurangannya.
“Jangan sepelekan murkanya orang sabar dan kecewanya orang
yang sudah menjaga, menyayangi, dan mencintai kita dengan tulus. Karena perasaan
orang yang sudah kecewa, akan sulit diobati.” – Vanila – hlm. 259
Arsen, baginya wasiat dari sang ayah
yang meminta dia menikahi Ayla adalah sebuah petunjuk bahwa Arsen harus
memperjuangkan cintanya. Dia harus menikahi Ayla meskipun gadis ini
terang-terangan menolaknya, bahkan melakukan segala cara agar Arsen meninggalkannya.
Menikahi gadis keras kepala seperti
Ayla seperti menjalani ujian kesabaran bagi Arsen. Sebaik apapun Arsen
memperlakukan Ayla, tetap saja Arsen buruk di matanya.
Sekarang, bagaimana ujung hubungan
mereka ada di tangan Arsen sebagai seorang suami. Apakah dia sanggup tetap
sabar menghadapi semua tingkah istrinya? Atau, dia menuruti keinginan Ayla,
mengakhiri biduk rumah tangga mereka?
“Aylaku sayang, sudah berapa banyak dosa yang aku tanggung karena
sikapmu ini. Kamu tahu, Sayang? Mencintaimu itu bagaikan terbang mengendarai
pesawat. Memiliki tanggung jawab besar dengan tingkat resiko yang sangat
tinggi.” – Arsen –
hlm. 291
The Perfect Husband, bercerita tentang dua tokoh yang memiliki karakter sangat bertolak
belakang. Yang satu begitu sempurna, dan yang satu lagi begitu penuh
kekurangan.
Karakter Ayla benar-benar persis
cewek setengah iblis. Sejak ketemu Ayla, aku nggak menemukan satupun hal bagus
di diri cewek ini. Ayla nggak dewasa, keras kepala, pembangkang, nggak tahu
cara bersyukur, bertindak seenaknya sendiri, nggak punya sopan santun, entah
apa lagi jejeran hal nggak berguna yang melekat di dirinya.
Kalau Arsen, dia kebalikan dari Ayla.
Arsen ini setengah malaikat. Cowok macam begini khayal kalau sampai ada di
dunia ini. Kalaupun ada, 1 juta trilyun banding 1, nggak usah dicari, susah
nemunya.
Pokoknya, aku benar-benar nggak rela
si Ayla memperlakukan Arsen sedemikian rupa. Ini cewek punya hati nggak, sih?
Arsen yang sabar, pemaaf, menerima dia apa adanya, kok lama anget bikin Ayla
sadar kalau dia adalah cewek paling beruntung di muka bumi ini karena menjadi
istri seorang Arsen. Kalau aku dapat yang begini, sujud syukur deh.
Sejak awal membaca novel ini, Ayla
memang sudah berhasil membuat aku gedek-gedek. Makin ke belakang, makin parah
gedek-gedeknya. Tapi, dari karakter Ayla yang seperti itu, aku jadi melihat
diriku sendiri, seberapa dekat karakterku dengan Ayla, dan seberapa dekat
karakterku dengan Arsen.
Banyak hal yang aku pelajari dari novel ini,
mulai dari pentingnya rasa bersyukur, rasa kehilangan, tentang keiklasan dan
kesabaran. Sebenarnya, masih banyak hal positif yang aku temukan, termasuk
tentang Islam.
Penulis juga menyisipkan pesan
keagaaan di dalamnya, mulai dari manfaat istiqarah, tahajud, dan berhijab.
Bahkan, penulis menceritakan sekelumit cara beribadah seorang pilot saat
menjalankan tugasnya.
Novel ini sangat menarik. Meskipun,
di awal aku tidak yakin karena karakter Ayla yang super menyebalkan. Namun,
makin ke belakang, aku sangat menikmatinya, bahkan sering kali hatiku begitu
tersentuh sampai bercucuran air mata. Beneran, aku nangis baca novel ini.
Apalagi pas hampir selesai. Dan, makin tak bisa membendung air mata saat
epilog.
Alur novel ini cukup cepat.
Konfliknya mengaduk perasaan. Cara berceritanya pun enak. Meskipun, aku
menemukan beberapa hal yang kurang dicermati. Seperti, saat Ayla depresi aku
tidak menemukan kehadiran Erza – kakak Ayla, dan Mbak Dita – istrinya. Mereka
seperti terlupakan. Konflik depresi Ayla rasanya sedikit menjenuhkan. Untung,
penulis tidak membuatnya semakin panjang.
Lupakan semua kesalahan itu, karena
apa yang aku nikmati di novel ini membuat aku tak memperdulikannya lagi. Namun,
novel ini membuatku lama mengalami baper – istilah kerennya. Benar-benar baper
parah dalam jangka waktu hampir 37 jam. Aku harus menyadarkan diriku sendiri,
Arsen cuma tokoh fiksi, jangan mencari Arsen di dunia nyata.
Tidak hanya Arsen yang membuatku
kagum, namun juga Vanila – adik Arsen. Gadis ini bisa begitu mudah memaafkan Ayla
saat mengetahui Ayla hamil. Dia bahkan tulus mengunjungi Ayla dan ikut
memperhatikan keadaannya saat Arsen nggak ada.
Sosok lain yang hadir menyemarakan
novel ini adalah dua sahabat baik Ayla : Viana dan Dilan. Viana jadi sahabat
yang tak segan memarahi Ayla saat otak Ayla mulai tak stabil. Sedangkan Dilan –
duh, Dilan ini merusak image cowok
bernama Dilan. Tahu kan maksudku? Dilan-nya Pidi Baiq yang keren dan mempesona,
dirusak olah Dilan gemulai ala Indah Riyana.
Selain belajar tentang kehidupan,
novel ini juga mengajarkan tentang bagaimana seharusnya hubungan suami istri,
tentang makna jodoh, bahkan tentang apa sebenarnya cinta. Lagi-lagi, kata yang
keluar dari mulut Arsen benar-benar menyentuh hatiku. Rasanya, semua kata-kata
dia ini mau aku tulis semua di sini, biar semuanya jadi baper berjamaah.
“Banyak orang yang bilang kalau seseorang yang baik akan
mendapatkan jodoh yang baik pula. Tapi semua orang tidak sadar jika Tuhan
mempertemukan seseorang yang baik dengan pasangan yang buruk, karena Tuhan
ingin semua umat-Nya dapat kembali ke jalan yang benar.” – Ayla – hlm. 519
“Dari awal aku menikahimu, aku sudah siap menanggung segala
resikonya. Aku akan menghargai satu kelebihanmu dan menerima seribu
kekuranganmu. Aku nggak pernah menyesal telah mencintaimu. Jika kamu memang
jodohku, aku selalu minta kepada Tuhan untuk menjatuhkan hatiku
sejatuh-jatuhnya kepada kamu.” – Arsen – hlm. 566
“Ay, kamu tahu apa arti cinta itu? Bagiku, cinta itu
adalah... menghalalkan kamu.” – Arsen – hlm. 472
Sebenarnya, aku sudah bilang mau
kasih nilai sempurna. Cuma, nyatanya ada beberapa hal yang mengurangi nilai. Jadi,
aku rasa 4,5 dari 5 bintang cukup, ya.
Terima kasih banyak Mbak Indah Riyana
atas ilmu, dan pengalaman hidup yang kau sisipkan dalam kisah Arsen dan Ayla.
Kalau ketemu Arsen salam ya, mbak. Bilang, suruh cariin satu cowok kayak dia
buat aku.
ReplyDeleteTulisan bagus kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini