Mari kita mencuri waktu,
disela kesibukan yang mengharuskan kencan dengan leptop dan buku setiap hari,
akhirnya kita bisa kembali merasakan sentuhan alam yang super keren.
Tanggal 16 Februari 2016 kita
kembali menyambangi Tulungagung. Kota ini, ternyata selalu membuat para
penggila traveling tak mau berhenti mengeksplornya. Setelah beberapa waktu lalu
kita berhasil mengeksplor Pantai Coro, Tebing Banyu Mulok dan tiga pantai
lainnya (Baca ulasannya disini), akhirnya kami kembali lagi untuk mengobati
rasa penasaran. Kali ini sasaran utamanya Pantai Patuk Gebang.
Sebelum berangkat, kita
browsing dulu. Alasannya, agar kami lebih siap menghadapi apapun haling
rintangnya. Dari sanalah kita tahu, medannya super sekali. Ternyata, BETUL!!!
Kita berangkat dari rumah
jam tiga pagi. Langsung menuju Tulungagung. Pertama-tama kita mencari Kecamatan
Campur Darat. Saat ada petunjuk arah bertuliskan arah lurus ke Trenggalek dan
arah kiri ke Tanggunggunung. Ambil arah belok ke kiri, ikuti saja jalan raya
sampai bertemu SMA 1 Campur Darat. Lalu belok kiri menuju Tanggunggunung. Jika
bingung silahkan bertanya ke penduduk arah ke Pantai Sanggar atau akan lebih
mudah jika bertanya letak SMP 1 Tanggunggunung.
Setelah bertemu SMP 1
Tanggunggunung, ambil arah ke kanan dan ikuti jalan sampai desa terakhir yang
ada papan besar bertuliskan Pantai Sanggaria.
Di sana tak ada parkir khusus. Kita bisa menitipkan kendaraan di rumah
penduduk.
Pantai Sanggaria |
Sampai di lokasi jam
delapan pagi. Ini buka lokasi pantainya, tapi masih di parkiran. Sempatkan dulu
sarapan, ya. Kalau bisa bawa dari rumah. Di sini belum ada warung makan, toilet
umum aja belum ada. Jadi, kalau mau ke toilet ya di rumah penduduk.
Sebelum ke Pantai Patuk
Gebang, kita harus menuju Pantai Sanggaria lebih dulu. Menuju ke Pantai
tersebut, ada dua cara, jalan kaki dan ojek. Kalau mau jalan kaki, harus
benar-benar berkondisi baik, terbiasa jalan kaki dengan medan yang cukup berat,
pakai sandal atau sepatu yang siap menghadapi medan naik turun dengan tanah
becek (Kalau hujan), dan bawa bekal yang cukup, terutama air minum.
Kalau mau ojek, silahkan
bertanya pada penduduk. Mereka akan mencarikan tukang ojek yang akan mengantar
kamu ke sana. Biayanya per orang Rp. 40.000 pulang pergi Parkiran-Pantai
Sanggaria.
Rombongan kita terbagi
menjadi dua – awalnya. Tiga orang pilih jalan kaki, yang empat orang pilih naik
ojek. Naik ojek ke Pantai Sanggaria butuh waktu kurang lebih tiga puluh menit.
Kalau jalan kaki, maaf ternyata mereka menyerah padahal belum ada setengah
jalan – jadi kurang tahu berapa jam. Akhirnya, mereka juga naik ojek, tapi
karena sudah hampir separuh jalan, mereka hanya membayar Rp. 15.000 sampai ke
Sanggaria dan sekalian ke Parkiran (Nanti waktu pulang).
Sampai di Sanggaria, kita harus menyiapkan fisik
lagi untuk menuju ke Pantai Patuk Gebang. Tanya Mas-mas yang sejak kemarin sudah
nginep di Pantai Sanggaria. Katanya, sih anak Malang. Dari mereka, kita dapat
info kalau track ke Pantai Patuk Gebang itu lumayan… lumayan susah. Hehehe…
Jiper, deh!
Untung salah satu dari
kita tadi ditawari ojek lagi sampai ke sana. Tapi, lumayan tarifnya, Rp.60.000
PP. Lagi-lagi rombongan terbagi menjadi dua, tiga orang jalan kaki dan empat
orang naik ojek.
Jalan jalur ojek |
Perjalanan naik ojek ke
Pantai Patuk Gebang ini berasa menguak hutan Kalimantan. Dan, sama Pak Sopir
ojeknya di’iya’kan. Ini Pak sopir ojeknya pernah tinggal dan kerja di
Kalimantan. Makanya, dia tahu.
Medannya menantang
banget. Karena jalur yang dilalui adalah jalur orang-orang mencari kayu di
hutan. Jalannya super kecil, malah nggak layak disebut jalan. Kadang, kita
harus menunduk untuk menghindari kayu atau ranting yang menutup jalan. Yang
punya sakit jantung, fisik nggak kuat, cemen, dan nggak suka tantangan, mending
nggak usah coba-coba.
Ada petunjuk arahnya di Jalur Ojek. Tapi harus cermat karena kadang tertutup dahan atau kayu roboh |
Jalur melalui ojek. Ini yang biasa. Yang ekstrim udah nggak bisa ambil gambar |
Mau pilih jalan kaki
apalagi. Medannya menanjak dengan halan rintang pohon-pohon besar yang menutup
jalan. Rutenya juga hanya ada simbul-simbul dari kayu yang dikasih tali, botol
aqua yang diikat, seperti itu. Jadi, harus cermat sekali. Belum lagi medan yang
naik dengan tekstur tanah yang harus hati-hati saat melangkah. Kalau nggak
hati-hati pasti terpeleset.
Halang rintang jalur jalan kaki menuju Patuk Gebang |
Udah kayak naik gunung beneran |
View Sanggaria dari atas. Saat perjalanan ke Patuk Gebang |
Makanya, kalau mau pilih
jalan kaki, pilih alas kaki yang benar-benar siap buat di ajak ketemu medan
kayak begini. Karena, di sana banyak ditemukan sandal dan sepatu yang dibuang
karena rusak ditengah jalan.
Kalau jalan kaki,
dibutuhkan waktu 1,5 jam dari Pantai Sanggaria. Itu kalau istirahatnya banyak.
Kalau jalan terus tapi pelan-pelan, mungkin satu jam sampai. Kalau naik ojek
sekitar 30 menit. Jika kemarin habis hujan, atau saat itu hujan, maaf lebih
baik anda mundur karena medannya akan lebih berat, apalagi kalau naik ojek.
Jalur naik ojek dengan jalan kaki beda. Jadi, kalau kamu memilih jalan kaki,
jangan berharap ketemu tukang ojek seperti pas ke Pantai Sanggaria.
Tiap ada pohon pisang pasti istirahat |
Akhirnya yang jalan kaki sampai |
Akhirnya yang ngojek sampai |
Setelah puas menikmati
indahnya Patuk Gebang, kita siap-siap kembali ke parkiran. Lihat ke atas langit
memang lumayan cerah, tapi sudah sedikit tampak mendung. Kalau sampai kena
hujan bahaya, bisa-bisa nggak bisa pulang. So, mari bergegas untuk melanjutkan
perjalanan.
Di perjalanan pulang,
yang rombongan jalan kaki akhirnya ikut naik ojek karena tepar parah. Dan, alam
mengejutkan mereka dengan track ya ekstrim di dalam hutan. Aku, sih, ketawa
aja. Rileks, percaya sama Pak Sopir.
Setelah istirahat
sebentar di parkiran sambil bayar ojek yang lumayan merogoh kocek rada dalem
juga namun impaslah sama tracking yang tadi dilalui. Untuk empat orang yang
sejak dari parkiran sampai Patuk Gebang Per @Rp. 100.000 dan yang memilih jalan
kaki dulu baru naik ojek @ Rp. 45.000.
Lanjut lagi perjalanan
kita. Masih ada Mangrove yang beberapa kali tak sempat disambangi. Aku lupa jam
berapa sampai di Mangrove. Saat itu, langit memang berawan dan geremis sejak
sampai di kota Tulungagung, sampai Kota Trenggalek pun masih gerimis. Jadi, saat di Mangrove kita harus rela kena geremis
dan gantian mayungin kamera saat ambil gambar.
Mangrove ini letaknya bukan lagi di Tulungagung. Namun masuk Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Watulimo, sejalur dengan Pantai Prigi.
Mangrove ini letaknya bukan lagi di Tulungagung. Namun masuk Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Watulimo, sejalur dengan Pantai Prigi.
Tempat ini enak banget
buat terapi mata. Hijau seger dan tempatnya nggak terlalu ramai, jadi rada
bebas ambil gambar dengan berbagai gaya. Di sini, tiket masuk juga free. Malah,
parkirpun free. Di sini toilet umum ada tapi agak kotor. Warung makan juga ada,
tapi pas itu warung-warung banyak yang tutup.
Selesai dari Mangrove, selesai
juga perjalanan kali ini. Pulang-pulang, biar nggak kemalaman sampai di rumah.
Jalan-jalan sesi
Tulungagung Part II ini termasuk perjalanan paling ekstrim yang pernah kita
tempuh. Medan dan alamnya beneran masih cukup liar, meskipun Patuk Gebang dan
Sanggaria sudah cukup terkenal di kalangan traveler yang suka mengeksplor
pantai baru.
Harusnya, Pemerintah
Tulungagung lebih peduli dengan pariwisatannya karena Tulungagung beneran kaya
pantai-pantai indah. Sayang banget kalau dibiarkan begitu saja. Cuma,
perjalanan kayak begini sangat berkesan sekali.
Yuk Indonesia, tengoklah
sudut-sudut Ibu Pertiwimu. Kamu akan menemukan banyak sekali keindahan yang tak
kalah dari luar negeri. Dan jangan lupa, ya, bantuin jaga mereka. Jangan
dikotori dan dirusak.
Silahkan dinikmati
oleh-oleh kita dari Tulungagung, semoga bisa menginspirasi jiwa-jiwa yang butuh
refreshing.
Dokumentasi :
- Ari Putu
Amijaya (IG : @ariputuamijaya)
- Reny Kusuma
(IG : @renykusuma)
- Fauziah Amanda
(IG : @mandandaaa)
- Alin Amijaya
(IG : @alinamijaya)
Narasi :
- Dian S Putu Amijaya (IG @dianputu26)
capeknya jalan karena sulitnya medan jadi terbayarkan yah Mbak setelah melihat indahnya panorama alam :)
ReplyDeleteIya sih... tp ini banyak yg badannya sakit semua hahaha
DeleteWih, keren banget deh. Pengen juga jalan-jalan kesana, tapi jauh. Kantong gak cukup. Hehehe
ReplyDeletekalo mau jalan PP, dan bawa motor g mahal kok. eh, tp Mas-nya alamat mana dulu? kalo aku cm abis 65000 untuk mobil dan bensinya hehe
DeleteWahhh ternyata sebenernya di Indonesia saja sudah indah banget ya .. Aku belum pernah jauh2 keluar pulau nih, sejauh ini masih explore bali saja (karena emng tinggal disini) .. Di sini juga ada tuh hutan manggrove mirip banget keadaanya. Kalau ada rejeki lebih mungkin kk bisa coba kesini kk, banyak banget pantai baru yang indah2 dan sudah ada akses jalannya juga syukurnya..
ReplyDelete