Friday, November 7, 2014

Resensi – COFFEE PRINCE



Penulis : Sunmi Lee
Penerjemah : Claudia Yuliani Kurnia dan Dwita Rizki Nientyas
Penerbit : Qanita (Mizan)
Terbit : November 2012
Tebal : 440 hlm
ISBN : 978 – 602 – 9225 – 60 – 0
Harga : Rp. 55.000
“Aku merasa sangat senang melihat pelanggan yang puas saat menikmati kopinya. Khususnya pada hari Senin pagi, aku sangat bangga melihat para pelanggan yang lelah karena harus mengantre mulai santai menyapa dan tersenyum. Aku bangga karena aku merasa telah melakukan sesuatu yang baik.” – Go Eun Chan – hlm. 362

Coffee Prince adalah sebuah kedai kopi yang cukup terkenal. Di sana hanya mempekerjakan laki-laki dengan tampan menawan. 
Tunggu, tapi kenapa ada seorang perempuan?
Go Eun Chan, si pelayan yang semua orang kira adalah seorang laki-laki berwajah cantik. Padahal, dia adalah perempuan yang berpura-pura menjadi laki-laki agar dia bisa bekerja di kedai Coffee Prince.  Eun Chan tidak bermaksud jahat. Dia terpaksa melakukannya karena dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Sejak ayahnya meninggal, Eun Chan lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja keras hingga tanpa sadar penampilannya berubah seperti laki-laki.
“Coba pikirkan...kau masih sering berbuat salah dan menyesalinya, lalu kenapa kau masih mau jadi pelindung orang lain?” – Choi Han Gyeol – hlm. 206

Coffee Prince awalnya hanya kedai kopi biasa milik Tuan Hong yang hampir bangkrut. Namun, Choi Han Gyeol membeli kedai kopi ini untuk memenangkan taruhan dengan neneknya. Dia bertekat akan menaikkan pendapatan Coffee Prince sebanyak tiga kali lipat agar dia mendapatkan kebebasan, agar dia tak perlu masuk ke perusahaan keluarganya.
Ternyata, Coffee Prince membuat Han Gyeol menemukan keluarga baru, sekaligus cinta yang awalnya membuatnya pusing. Ya, dia jatuh cinta pada Eun Chan, perempuan yang dia kira laki-laki.
“Tapi, hidup memang penuh dengan kata kalau, kan? Jadi aku akan terus berharap.” – Han Yoo Joo – hlm. 257

Begitu juga dengan Eun Chan, dia juga mulai menyadari, dia mencintai Sajangnim-nya. Tapi, Eun Chan sudah patah hati lebih dulu saat mengetahui siapa Choi Han Gyeol. Dia tahu, sejak awa dia tak pantas mencintai orang seperti Han Gyeol karena dia hanya seorang Go Eun Chan.
“Aku begini karena malu. Malu karena selama ini selalu memandangi pohon yang tidak bisa kupanjat. Orang sepertiku tidak punya kesempatan dengan orang seperti Sajangnim. Dia mungkin hanya menganggapku noda di lantai, kan?” – Go Eun Chan – hlm. 389


Coffee Prince, novel terjemahan Korea karya Sunmi Lee yang pernah di angkat menjadi Drama Korea dan berhasil memenangkan berbagai penghargaan.
Sebelum membaca novel ini, aku lebih dulu menonton Drama Koreanya. Dan aku sangat…sangat…sangat menyukai cerita sekaligus karakter tokoh-tokohnya. Nah, bisa dibilang, karena itu aku memutuskan membaca novelnya.
Novel Coffee Prince punya beberapa bagian yang tidak ada di Dramanya, dan ada beberapa bagian yang berbeda. Dan, pembukaan novel ini agak membuatku bosan. Untung saja, di bab selanjutnya semakin asyik, meskipun cara penerjemahannya di beberapa bagian masih harus diperbaiki agar lebih enak dibaca.
Saat membaca, aku jadi teringat Drama-nya. Membuat aku seperti menonton adegan-adegan itu di tempurung kepalaku. Ini benar-benar mengasyikan, membuatku jatuh cinta lagi pada karakter Han Gyeol.
Adegan-adegan di kedai kopi ini terkadang terasa konyol hingga membuat tertawa. Namun, terkadang ada bagian yang membuat kita belajar tentang kehidupan, tentang kasih sayang, dan cinta yang dituturkan dengan halus, tapi sangat menyentuh.
Kehadiran Na Kyun, Jin Ha Rim, dan Noh Sun Ki memperkaya kisah di kedai Coffee Prince. Mereka mempunya bagian tersendiri saat bercerita tentang perjuangan hidup mereka yang tak kalah sulit. Ya, hidup memang sangat sulit dijalani. Tapi, mereka mengajarkan pada kita, sesulit apapun hidup, kita tetap harus berjuang untuk hidup.
Ending novel ini berbeda dengan di Drama. Tapi, tak kalah pas, kok. Malah, menurutku lebih meninggalkan kesan saat aku membaca novelnya.
So, rating novel ini 3,4 dari 5 bintang.

2 comments:

  1. sama aku juga lihat drama koreanya dulu baru baca novelnya :))

    yang pengin baca juga tapi susah nyari, silakan lihat di https://www.tokopedia.com/diankp buku bekas tp masih okee, dijamin aman :)

    ReplyDelete
  2. Iya, lebih asyik nonton dulu. :D

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos