Sunday, February 14, 2016

[Review] CROSSFIRE #1 : BARED TO YOU – Meniti hidup dari puing luka masa lalu

Penulis : Sylvia Day
Penerjemah : Lingliana
Penerbit : Gramedia
Genre : Erotic Roman, Fiksi
Kategori  : Adult, Seri CrossFire
Terbit : April 2014 (Cetakan kedua)
Tebal : 456 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9860 – 4
Harga : Rp. 69.000

Masa lalu yang teramat meninggalkan luka batin selalu mempengaruhi hidup seseorang. Seperti itulah hidup Eva Tramell. Belum cukup harus menghadapi traumanya, Eva juga harus menghadapi ibunya yang terlalu protektif padanya.
Kehidupan dan pekerjaan barunya di Manhattan mempertemukannya dengan Gideon Cross, si kaya raya yang beraura gelap tapi begitu mempesonanya. Mau tidak mau, Eva mengakui, Gideon mempengaruhi jiwanya, sangat.
“Aku membutuhkan hubungan pribadi dengan pria-pria yang kutiduri. Tidak perlu hubungan yang hebat atau mendalam, tapi seks harus merupakan lebih dari sekedar transaksi tanpa emosi bagiku.” – Eva – hlm. 95

Ada sesuatu yang ditimbulkan Gideon pada Eva, sesuatu yang meletup-letup sekaligus membuat Eva takut. Ternyata, tidak hanya Eva yang merasakannya, Gideon pun mempunyai rasa yang sama.
Harusnya, mereka terlihat sangat cocok. Namun, masa lalu yang teramat pahit membuat keduanya sering kali tampak berselisih. Mereka seperti saling menyakiti. Tapi, mereka sama-sama tidak bisa saling pergi.
“Seberapa dalam hubungan cinta yang kaujalani kalau kau tidak mengetahui rahasia –rahasia tergelap dalam jiwa kekasihmu? Itulah dilemma yang kuhadapi dengan Gideon.” – Eva – hlm. 289

Bagaimana mereka mengatasi diri mereka sendiri? Apakah masa lalu akan mengalahkan mereka? Atau, mereka akan bersatu untuk mengenyahkan luka di diri mereka masing-masing?
“Jangan pernah meminta maaf padaku karena menjadi dirimu sendiri bersamaku. Itulah yang kuinginkan. Aku ingin menjadi tempat amanmu, Gideon.” – Eva – hlm. 315


Bared to You, novel bertema berat – tentang trauma yang mendalam karena pernah menjadi korban pelecehan seksual. Namun, kisah ini diceritakan dengan cara tak seberat tema yang diusungnya.
Bercerita tentang Eva dan Gideon yang sama-sama terluka. Mereka saling tertarik sejak pertemuan pertama. Awalnya, Eva merasa tidak menyukai efek yang ditimbulkan Gideon pada dirinya. Baginya, kisah masa lalunya teramat menakutkan jika harus terulang.
Menurutku, karakter Eva yang sebenarnya sangat liar tampak begitu samar di awalnya. Tapi, saat dia sudah bertemu Gideon, apa yang ada di dalam dirinya seperti bangkit dan tampak seperti tak terkendali.
Aku merasa, Eva lebih liar dari pada Gideon. Namun, Eva lebih terbuka pada luka masa lalunya. Mungkin, masalah terbuka hanya menunggu waktu. Novel ini, masih ada sekuel-sekuelnya yang menunggu untuk dibaca. Sepertinya, di novel berikutnya baru kita tahu, apa yang terjadi pada Gideon.
Gideon tampil seperti pangeran dalam kegelapan. Auranya yang menakutkan namun membuat hampir semua mata perempuan jatuh cinta, membuat karakter Gideon jadi sangat sempurna. Yah, penulis membuat Gideon bagaikan pahatan sempurna yang diciptakan Tuhan. Namun, Tuhan membuat jiwanya yang tidak sempurna. Dia hidup dengan masa lalu yang suram, terasa sekali pada saat mimpi-mimpi buruknya muncul.
Pada dasarnya, aku menyukai tema dan karakternya. Namun, adegan seks yang hampir tersebar di sepenjuru bab novel ini, sedikit membuat aku muak. Oke, novel ini memang berlabel erotica-romance. Tapi, kalau terlalu banyak, konflik batin dan kisah cintanya jadi kurang tereksplor dengan baik. Ini bukan karena aku tak terbiasa baca novel dewasa. Aku terbiasa, sangat terbiasa. Namun, di novel ini aku merasa sangat terlalu banyak adegan seks-nya. Dua orang ini – Eva dan Gideon – sepertinya mereka punya kelainan hiper-seks akut.
Interaksi Eva dan Gideon menurutku nggak romantis sama sekali. Mereka lebih seperti letupan-letupan kembang api yang terlalu besar, saking besarnya kalau nggak hati-hati bisa kebakaran. Wao… mereka itu…wao banget. Yang nggak biasa baca yang erotis-erotis, nggak usah nyentuh novel ini.
Novel ini ditutup dengan kemunculan konflik baru. Sepertinya untuk pemanasan di seri berikutnya.
Rating untuk novel ini 2,8 dari 5 bintang.

1 comment:

  1. Uhhmm~ sayang sekali hanya mendapat 2,5 bintang. Sepertinya karena adegan sex-nya terlalu banyak menurut resensor sehingga bintangnya hanya segitu. Tapi ya ada benarnya juga sih, banyak pembaca termasuk aku yang menilai bahwa yang diutamakan dari sebuah fiksi adalah story line. Rasanya hambar kalau faktor itu sendiri tidak bisa berdiri dengan kuat. :(

    Aku rasa novel ini punya pasarnya tersendiri. Dan yang aku tahu kalau erotica itu agaknya lebih di atas dari sekedar "novel dewasa" seperti buku-buku Christian Simamora atau seri harlequin(?). Apalagi ini sudah diterjemahkan, maka bahasa penyampaiannya pun bisa berbeda dari yang asli dan diperhalus ya kayaknya. You know, we're the Eastern.

    Genre erotica romance dari luar negeri memang nggak tanggung-tanggung. Macam Fifty Shades of Grey juga. Bahkan dari review orang-orang, ada yang bilang menjijikan karena adegan sex tertentu yang seperti terlalu dipaksakan. Namun sebagian orang justru sangat menikmatinya dan tidak mempermasalahkannya. Apalagi novel ini termasuk yang banyak peminat dan cukup booming.

    Just like what you said, ini masalah terbiasa dan selera bacaan juga. Bisa jadi tergantung dengan porsi bacaan dewasa yang biasa dibaca oleh si pembaca selama ini. Adegan dewasa yang hanya dewasa, atau dewasa yang benar-benar 'terbuka' dan detil dengan segala deskripsinya. Aku malah sempat terheran dengan review yang dibuat oleh blog khusus pembaca erotica dan mereka banyak memberi rating untuk sex-nya kurang dari 5. Padahal kalau saya baca justru itu sudah 'uwaw' sekali. Tapi menurut mereka masih kurang greget. O_o

    Yah, jadi kurasa ini balik lagi soal kebiasaan dan selera. Khusus novel dewasa dan erotica memang harus diberi warning dulu supaya yang underages nggak sampai salah beli atau baca nantinya. XD

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos