Penerbit :
Elexmedia
Genre : Romance,
Fiksi
Kategori :
Adult, Le Mariage, Wattpad
Terbit : Juni
2016
Tebal : 245
hlm
ISBN : 978 –
602 – 02 – 8502 – 3
Harga : Rp. 45.000
Mai Nina Aswari, hidupnya yang bebas dan begitu indah tiba-tiba
berantakan saat dia bertemu dengan Rivay Arsjad. Duda anak satu ini langsung
melamarnya di depan Abah dan Ibunya.
Mai jelas menolak, dia baru berumur 18 tahun dan masih ingin
kuliah. Namun, Abah mengancam tidak akan mengijinkan dia kuliah di Jakarta jika
Mai menolak menikah dengan Rivay.
Mai tidak ingin kehilangan kesempatan kuliah. Jadi, tidak ada cara
lain, dia akan menerima pernikahan ini. Mai pikir, pernikahan yang akan dia
jalani ini sekedar pernikahan pura-pura. Rivay hanya butuh pengasuh anak dan
mengurus rumahnya. Dia tidak mungkin suka dengannya, tidak mungkin.
Apakah isi otak Rivay persis seperti Mai Nina? Masihkah Rivay diam
saja saat Dodi dosen Mai mencoba mendekatinya? Dan, bisakah Rivay menerima Mai
sebagai istrinya, padahal wanita yang dulu pernah dia suka tiba-tiba muncul
kembali di hidupnya?
“Mai, hal
yang kita pikir mustahil, justru akan menemukan cara dan menunjukkan pada dunia
kalau itu bisa terjadi. Karena memang begitulah alam semesta ini bekerja.” – Abah Mai – hlm. 234
ImpLOVEsible, novel ini membawa aura segar sejak pertama membacanya. Karakter
Mai Nina benar-benar menarik perhatianku. Tingkah polahnya yang ajaib sering
mengundang tawa. Apalagi saat dia bersama Rivay, wih...aku terbayang si Mai di
film Get Merried Menurutku, Mai Nina ini sebelas dua belas sama si Nirina
Zubir.
Mai nggak cuma tomboy, tapi juga agak kampungan. Aku tertawa
sendiri pas baca bagian Mai di kebun binatang. Dia begitu takjub melihat
hewan-hewan di sana. Trus, pas naik gajah dia ngompol, makin ngakak parah.
Lalu, pas Mai menangisi si Zeyn Malik, personil One Direction –
tahu kan? – Nah, aku makin nggak tahan nggak ketawa. Pas bagian itu, aku pikir
dia habis berantem sama Rivay. Tapi, tumben si Mai bisa dibikin nangis sama
Rivay. Eh, ternyata dia nangisin si Zeyn yang keluar dari One Direction.
Aduh... ada-ada saja. Ngefans sih ngefans, tapi sampai begitu. Geleng-geleng
aja, deh.
Yang aku kagumi dari Mai, dia yang mengaku nggak suka anak kecil,
bisa begitu sayang pada Raisa. Mai juga cukup tahan banting, dan apa adanya. Jika
sudah punya keinginan, dia akan sangat berusaha. Meski dia terbiasa hidup
diurus ibunya, namun dia bisa menjadi ibu Raisa yang baik, dan berhasil
mengurus Raisa dan Rivay tanpa kesulitan, meskipun dia kuliah juga. Pokoknya,
karakter Mai ini jempol, deh.
Karakter Rivay yang kesannya cool, bisa juga mengundang tawa. Ada saja
cara dia untuk membuat Mai kesel, sampai marah mencak-mencak. Makin ke belakang,
si Rivay ini makin memikat hati saja. Memang nggak banyak hal manis yang dia
lakukan. Namun, yang begini ini yang menggoda iman.
Kayaknya, penulis satu ini cukup sukses membuat karakternya terasa
hidup. Nggak cuma karakter utamanya, hampir semuanya menarik, baik Ray
keponakan Rivay, Raisa, sampai Abah dan Ibu, juga Dodi.
Saat membaca novel ini, aku punya pertanyaan besar, kenapa Rivay
yang adalah cowok ganteng, dan kaya malah memilih Mai Nina sebagai istrinya. Padahal,
Mai itu cewek dengan tingkat absurd parah. Dia juga bukan cewek yang kelihatan
bisa mengurus putrinya dan rumah tangganya – ini penilaian awalku. Rivay bisa
memilih cewek manapun yang memiliki kemampuan jauh lebih baik dari pada Mai
Nina. Anehnya, Rivay malah memaksa Mai
untuk mau menikah dengannya, bagaimana pun caranya – kesannya seperti itu.
Alhamdulillah, penulis tidak mengecewakanku. Pertanyaan itu
terjawab dengan masuk akal. Penyelesaian masalahnyapun diselesaikan dengan
mulus dan sangat manis. Endingnya oke. Cara berceritanya ini nih yang top
markotop, nggak bikin bosen sama sekali. Mengalir, dan menjerat hingga aku
nggak bisa berhenti baca. Kalau nggak inget besok bangun pagi, langsung aku
kelarin, deh.
Ada sisi positif yang aku temukan dari dalamnya, seperti quote di bawah
ini :
“Mai, cinta
datang karena terbiasa. Terbiasa ngurusin, terbiasa bertemu, terbiasa masakin,
dan sebagainya. Orang yang jatuh cinta tapi nggak pernah melakukan hal bersama,
lama-lama rasa itu hilang.” – Ibu Mai –
hlm. 127
“Abah bilang,
dua orang yang menikah akan menggantungkan kebahagiaan dan harapan satu sama
lain. Jika salah satu memutus talinya, maka yang lain akan merasakan akibatnya.”
– Mai Nina – hlm. 214
Seperti janjiku, kalau aku puas sama jawaban dari pertanyaan
besarku, aku kasih bintang 4 di goodreads. Dan aku akan memenuhinya. Rating
untuk novel ini 3,8 dari 5 bintang. 4 nih kalau di Goodread.
Reviewnya sukses bikin novel ini masuk wishlistku , kebetulan sudah lama nggak baca novel dengan unsur komedi juga , hehehe ... Kira2 masih ada ga ya di tobuk? Atau di toko buku online ?
ReplyDelete
ReplyDeleteTulisan bagus kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini